Charlotte, seri anime yang tayang tahun 2015 ini bukanlah remake anime berjudul sama yang dirilis tahun 1977 (meski sama-sama ada bocah berbaju merahnya.) Di sisi lain, Charlotte yang dimunculkan hype-nya akhir tahun lalu adalah proyek transmedia terbaru dari tim yang sukses membuat proyek Angel Beats. Itu berarti pola pengembangan bisnis dari hulu ke hilirnya tidak akan jauh berbeda dari Angel Beats.
Pemberitaannya begitu besar: KAORI menulis empat belas entri hanya untuk Charlotte, ANN menulis lima belas (tidak termasuk siaran pers). Berita Charlotte yang ditaut bersama dengan pengumuman terkait Angel Beats selalu menjadi kacang goreng yang laris diklik oleh pembaca. Tapi jangan sampai hype yang begitu tinggi membiaskan baik penilaian maupun ekspetasi terhadap seri ini.
Seri ini disutradarai oleh Yoshiyuki Asai, debut pertamanya dalam dunia sutradara anime, dan skripnya ditulis oleh Jun Maeda. Ia sendiri mengakui bahwa masa keemasannya telah lewat setelah ia menyelesaikan nakige monumentalnya, Clannad. Namun sepeninggal Clannad bukan berarti Maeda berhenti berkarya, seperti yang diketahui banyak orang, proyek transmedia Maeda Angel Beats adalah sukses besar, dengan open-end world yang memungkinkan proyek transmedia ini dikembangkan ceritanya dan tetap segar, tidak seperti Clannad yang mentok sepeninggal Nagisa.
Bila ini pertemuan pertama Anda dengan Jun Maeda, maka bersiaplah akan potensi pengembangan cerita yang menyenangkan pada awal sampai pertengahan, sebelum kemudian kontak pandora dibuka pada episode (mungkin 7 ke atas) sampai menuju akhir yang bukan benar-benar akhir. Seluruh karya dengan pengaruh Maeda selalu memiliki komposisi seperti ini.
Cerita Charlotte dibuka dengan Yuu Otosaka, seorang siswa SMA tahun pertama. Sejak SMP, ia menyalahgunakan kemampuan ajaibnya, berpindah ke diri orang lain selama sepuluh detik untuk kepentingan sesaat. Semua berakhir saat kedoknya terbongkar oleh Nao Tomori, yang rupanya sama-sama memiliki kekuatan super seperti dirinya. Di sekolah barunya, ia tidak sendiri: banyak teman-temannya yang juga memiliki kekuatan ajaib masing-masing. Nao Tomori misalnya, mampu membuat dirinya tidak kasat mata di depan orang yang diinginkannya, Joujiro Takajou punya kemampuan ajaib bergerak dengan sangat cepat (namun tidak terkontrol), dan salah satu anggota lain yang memiliki kemampuan mendeteksi orang lain dengan kemampuan super.
Sekolah tempat Nao, Yuu, dan Joujirou berada ini dibuat khusus untuk mengakomodasi siswa-siswi lain dengan kemampuan super agar mereka tidak menjadi target incaran para ilmuwan. Pendiriannya terinspirasi dari kisah pilu kakak Nao yang memiliki kemampuan memanipulasi gelombang dan dijadikan bulan-bulanan eksperimen sampai akhirnya menderita gangguan jiwa.
Karakter di tiga episode awal ini telah diperkenalkan masa lalunya kecuali Joujirou, yang mana masa lalunya mungkin saja akan disimpan sebagai bagian dari kotak pandora pada paruh tengah seri ini. Selain dari itu, tidak banyak yang bisa dikatakan mengenai anime ini dari segi cerita.

Lagu dalam seri anime ini dibuat oleh ANANT-GARDE EYES yang telah dipercaya menggarap lagu dalam Clannad, kemudian lagu pembukanya dinyanyikan oleh Lia. Tergantung selera masing-masing, lagu pembuka (dan musik latar seri ini) lebih dekat sebagaimana dalam Angel Beats ketimbang Little Busters! dan bisa menimbulkan kesan mendalam maupun terlupakan begitu saja bila tidak cocok.
Secara keseluruhan, masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan tentang seri ini namun bila sudah menonton Angel Beats! sebelumnya, seri ini akan mudah disukai (atau dibenci) dan bila tidak, seri ini pantas diikuti namun jangan sampai terjebak dengan hype dari media massa maupun media sosial agar tidak kecewa.
KAORI Newsline | oleh Kevin W
mungkin akan jauh berbeda ceritanya dari angelbeats mungkin juga ada feelnya :v
ya kemungkinan itu juga ada :v
Cerita mungkin agak beda tapi yg dia maksud adalah pengembangan cerita yg awal membuat kita tertawa tapi berujung pada tangisan seperti Angel Beats!