Nikkei: Konami, Penjara yang Memproduksi Game

0
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:The_Konami_Girls.jpg
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:The_Konami_Girls.jpg
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:The_Konami_Girls.jpg

Ada apa di balik keluarnya Hideo Kojima dari perusahaan game Konami? Keluarnya Kojima rupanya hanya segelintir dari berbagai prahara yang menimpa perusahaan tersebut.

Situs Nikkei (paywall) dikutip oleh Gematsu melansir berita mengenai dugaan mismanajemen dalam perusahaan permainan tersebut. Iklim kerja di Konami bagi para pegawainya terlihat seperti penjara dengan peraturan yang jauh lebih ketat ketimbang perusahaan Jepang pada umumnya.

Hal paling kentara adalah bagaimana Konami berubah haluan dari sebelumnya membuat game untuk gamer kelas berat menjadi fokus membuat game untuk ponsel setelah sukses mendulang keuntungan dengan Dragon Collection.

Skandal lain yang disebutkan dalam artikel tersebut di antaranya:

  • Biaya pengembangan Metal Gear Solid V: The Phantom Pain melambung, menembus 10 miliar yen (1,1 triliun rupiah),
  • Kojima Production yang berganti nama menjadi Number 8 Production Department di mana pegawai tidak dapat mengakses internet dan hanya dapat mengakses jaringan intranet kantor saja,
  • Pegawai yang keluar untuk makan siang dipantau dengan kartu absen dan bila melebihi waktu, namanya diumumkan ke seluruh kantor,
  • Penggunaan CCTV di koridor kantor untuk memantau pergerakan pegawai,
  • Pegawai tidak memiliki alamat surel (e-mail) sendiri kecuali pegawai yang berhubungan dengan eksternal (seperti humas). Staf yang memiliki alamat surel pun memakai nama random dan diganti setiap beberapa bulan sekali,
  • Pegawai yang tidak berprestasi dimutasi ke berbagai bagian seperti keamanan, kebersihan di pusat kebugaran, atau mengawasi produksi mesin pachinko. Korbannya termasuk produser yang mengerjakan judul-judul besar Konami. Pada 2013, harian Asahi melansir mantan pegawai Konami yang dimutasi dari pengembangan game ke bagian produksi pachinko dan mengalami depresi,
  • Memonitor akun jejaring sosial pegawai, di mana pegawai yang me-like status mantan pegawai yang pindah ke perusahaan lain dimutasi oleh Konami.

Nikkei mencoba mengklarifikasi masalah tersebut ke pendiri Konami Kagemasa Kozuki namun tidak mendapatkan tanggapan. Kagemasa diketahui tidak akrab dengan orang lain, baik rekan sejawatnya maupun dengan media. Kagemasa diketahui pernah saling membantu rekannya di perusahaan lain seperti Nintendo dan Sega, namun kini sudah tidak lagi berhubungan.

Masalah yang mendera Konami menjadi bagian setelah beberapa minggu lalu Toshiba diguncang oleh skandal akuntansi yang merugikan perusahaan sebesar 1,2 miliar dolar Amerika (14,4 triliun rupiah).

KAORI Newsline

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses