Pada tanggal 17 Januari 2011, AKIPA UI, komunitas pecinta dan pemerhati kebudayaan anime Universitas Indonesia, menyelenggarakan nonton bareng dan seminar yang mengulas Karigurashi no Arriety: Hidup yang Meminjam Alam.
Acara yang dimulai pukul 14.00 di Auditorium Gedung IX FIB UI ini menampilkan penayangan Karigurashi no Arriety (The Borrower's Arriety/The Secret World of Arriety), sebuah film anime besutan Studio Ghibli yang dirilis tahun 2010. Animasi yang diadaptasi dari novel The Borrowers karya Mary Norton ini menyajikan kisah seorang Arriety, seorang Peminjam yang berjuang mempertahankan hidupnya dan keluarganya di kolong rumah seorang manusia.
Setelah menyaksikan pemutaran film, acara dilanjutkan dengan seminar yang diisi oleh Putri Andam Dewi, M.Si, Aji Yudistira, M.Si, dan Rizki Musthafa A, S.Hum dari grup peneliti Jayapoken (Japan Budaya Pop Kenkyuukai). Seminar ini membahas mengenai simbol-simbol yang terdapat di dalam karya Ghibli, dalam hal ini Karigurashi no Arriety. Dalam film ini, tim Jayapoken mengetengahkan fenomena simbol dan penafsiran arti simbol yang beredar di tengah masyarakat, dan dihubungkan dengan simbol-simbol yang ada di dalam film Karigurashi no Arriety.
Peserta tampak antusias menghadiri acara seminar. Selain diikuti oleh civitas academika Universitas Indonesia, sejumlah peserta yang datang berasal dari kalangan umum, mulai dari pelajar SMP, bahkan mahasiswa asal Semarang dan Surabaya mengikuti acara ini.
Tim Jayapoken yang mengisi acara seminar ini, saat diwawancara oleh KAORI Newsline, berharap agar acara ini bisa menjadi titik baru munculnya agen-agen budaya muda kebudayaan Jepang, di tengah derasnya serbuan Korean Wave, yang tidak hanya menjadi agen budaya kontemporer Jepang saja, namun juga dapat mengusung nilai keIndonesiaan di dalam semangatnya.
KAORI Newsline
ada apa dengan korean wave? kenapa dimusuhi oleh japanese culture enthusiast? apa kebencian kedua negara juga dibawa dan dipupuk disini?
pandangan bahwa korean wave/culture akan mendominasi pengaruh budaya jepang disini dasarnya apa? memang kedua budaya tidak bisa co-exist di tengah masyarakat indonesia?
cacat :v
^
atas kenapa de , kayanya ga ada yang ngomong masalah kebencian… asbun