Mengintip Industri Komik Filipina yang Berkembang Mapan

0

image
Hikmat Darmawan

Perkembangan industri komik Filipina menarik untuk dipelajari. Berkembang independen, para komikus, Industri, dan pasar berkembang dengan baik.

Dalam acara Oleh-oleh Dari Komikon, Hikmat Darmawan, peneliti independen budaya populer dan pendiri Kuliah Jalanan, membahas mengenai perkembangan industri kreatif komik di Filipina.

Acara ini diselenggarakan oleh Klub Kajian Narasi Visual, bekerja sama dengan pascasarjana IKJ (Institut Kesenian Jakarta), Akadami Samali, Kuliah Jalanan (komunitas yang digagas oleh Hikmat) dan direncanakan akan digelar rutin mulai Januari 2014 mendatang.

Kunjungan tim Indonesia ke Komikon Filipina dilakukan sebagai bagian dari proyek pemetaan industri kreatif komik di Asia Tenggara. Dalam kunjungannya, delegasi Indonesia yang diwakili oleh Akademi Samali didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Komikon sendiri adalah acara rutin para komikus, toko buku, industri, sampai para penggemar komik Filipina yang diselenggarakan tiga kali setahun di Manila, Filipina. Festival ini diselenggarakan satu hari dan diikuti oleh 88 peserta.

Di acara ini, delegasi Indonesia melihat pengaruh kerja sama bilateral Filipina-Amerika yang erat memengaruhi komik Filipina di mana pada tahun 70-an, ada program pengiri,an komikus-komikus Filipina untuk belajar dan bekerja di Amerika.Banyak komikus Filipina yang kini bekerja untuk industri komik Amerika maupun berusaha agar karyanya menembus pasar Amerika Serikat.

Antusiasme masyarakat sangat baik terhadap acara yang terjadwal ini, meskipun targetnya adalah khusus pada pasar penggemar komik. Berkat pasar yang baik ini, komikus yang berpartisipasi dalam acara ini “dituntut” untuk pumya target dan tenggat kerja agar karya baru mereka bisa dirilis dalam acara ini.

Ada pula masalah menarik dari pergerakan industri komik Filipina. Seperti keluhan di mana komik Amerika yang tidak dikenai pajak, namun komik lokal justru dikenai pajak tambahan. Atau industri komik yang kini berjalan sendiri, minim dukungan pemerintah.

Apa yang bisa dipelajari dan diterapkan di Indonesia? Menurut Hikmat, meskipun sudah banyak komunitas dan komikus di Indonesia, beluma ada sebuah acara kusus yang mampu mewadahi pihak yang terkait dengan komik. Kalau pun ada, masih menempel dengan acara seperti cosplay.

Ia pun melihat fenomena menarik komik Filipina yang banyak menggunakan bahasa Inggris. Menurutnya, komik karya komikus Indonesia pun sudah seharusnya mulai diterjemahkan pula ke bahasa Inggris agar bisa menembus pasar internasional.

Lalu pentingnya penuturan sejarah komik Indonesia ke pihak luar, agar pihak luar pun mengetahui perkomikan Indonesia.

KAORI Newsline | oleh Kevin Wilyan

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses