Dua perusahaan kenamaan Jepang yang bergerak di bidang manufaktur dan perindustrian, Kawasaki Heavy Industries (KHI) dan Mitsubishi Corporation (MC) resmi dianugerahi kontrak oleh Dhaka Mass Transit Company Ltd (DMTCL), perusahaan operator Mass Rapid Transit (MRT) milik negara, untuk pengadaan sebanyak 144 unit sarana kereta beserta suku cadanganya untuk jalur MRT perdana Bangladesh, MRT Line-6. Kesepakatan yang diperkirakan bernilai ¥40 Juta ini ditandatangani oleh bersama di Tokyo, Jepang pada Senin (7/8).
Sesuai dengan kontrak, dua perusahaan tersebut akan menangani dua tugas berbeda yakni KHI pada bagian sarana kereta sementara MC akan fokus pada administrasi komersial serta penyediaan suku cadang.
MRT Line-6, begitulah nama sistem MRT perdana milik Bangladesh. Jalur sepanjang 20 km yang terbentang dari Uttara North hingga pusat bisnis dan komersial di Kota Dhaka, Motijheel ini akan dibangun jalur layang dari ujung ke ujung. Terdapat 16 stasiun perhentian yang akan dibangun di jalur ini.
Menurut rilis resmi yang dikeluarkan oleh KHI, MRT milik Bangladesh ini nantinya akan dioperasikan dengan formasi 6 kereta per rangkaiannya pada pengoperasian awalnya. Untuk sarana keretanya sendiri, Kawasaki akan menggunakan bahan dasar stainless steel yang ringan namun dengan daya tahan tinggi.
Berikut spesifikasi dari sarana kereta MRT milik Bangladesh:
Tipe Kereta | Kereta Komuter |
Formasi | 6 kereta per rangkaian (8 kereta per rangkaian pada tahun 2036) |
Dimensi | 19.8 m (P) x 2.95 m (L) x 4.1 m (T) |
Suplai Tenaga | Listrik Aliran Atas, 1500 V DC |
Lebar Rel | 1435 mm |
Jumlah Pintu per Kereta | 4 pintu di tiap sisi samping kereta |
Material Badan Kereta | Stainless Steel |
Kecepatan Maksimal | 100 km/jam |
Sistem kamera keamanan akan dipasang di bagian luar dan dalam kereta. Sistem pendingin udara dari kereta MRT Bangladesh ini akan menggunakan unit dengan kapasitas besar yang akan dipasang di tiap keretanya
Sebagai pemegang kontrak untuk bagian sarana, KHI pun tidak hanya ditugaskan untuk menyediakan sarana. Segala proses mulai dari manajemen proyek keseluruhan, penyediaan suku cadang, desain, perakitan, pengujian hingga pelatihan staf operasional dan perawatan juga akan ditanggung oleh KHI. Tidak ketinggalan, KHI juga akan mengerjakan post-process seperti mengawasi dan mengontrol pekerjaan perawatan pada sarana serta peralatan dipo yang akan dilakukan oleh staf DMTCL.
Standard Jepang pun akan diterapkan oleh Bangladesh pada jalur MRT ini seperti penggunaan sistem e-ticketing dengan menggunakan kartu integrated circuit (IC) dan pintu peron otomatis (platforrm screen door) yang akan terpasang di seluruh stasiun MRT Line-6.
Bangladesh sendiri telah menyepakati untuk bekerja sama dengan Jepang dalam pendanaan dan pengerjaan proyek jalur MRT Line-6 ini. Kesepakatan antara keduanya pun ditandai dengan dikucurkannya dana pinjaman sebanyak $2.8 miliar melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), atau setara dengan 85% biaya keseluruhan dari proyek ini dengan nilai bunga 0.01%, seperti yang dilansir dari Global Post.
Selain Line-6, pemerintah Bangladesh dan DMTCL juga telah merencanakan pembangunan sejumlah jalur MRT lainnya yakni Line-1 dan Line-5 dengan total 36 stasiun.
Baca Juga: Perjalanan Menuju Masa Depan: Mengunjungi Proyek MRT Jakarta
Jalur MRT perdana milik Bangladesh ini ditargetkan akan segera dioperasikan pada tahun fiskal 2021 dan diharapkan menjadi salah satu solusi dari rumitnya lalu lintas kendaraan di kota Dhaka.
https://youtu.be/IFgvJaqONnM
Cemplus Newsline by KAORI