Eksklusif: Blak-Blakan Dengan Penyelenggara Comiket

0
Petugas keamanan berjaga, mengingatkan pengunjung agar tidak berlari saat Comiket dibuka pukul 10 pagi. (KAORI Nusantara / Kevin Wilyan)

Boleh menceritakan mengenai bagaimana perencanaan Comiket? Bagaimana koordinasinya dengan pihak lain?

Kami selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti kepolisian dan stasiun kereta api. Kami memohon bantuan dan kerja sama mereka untuk menyukseskan acara ini, kemudian mereka berkoordinasi dengan kami. Untuk jumlah volunteer (sukarelawan) sendiri, ada tiga ribu orang di Comiket.

Volunteer-nya sendiri, kami jelaskan terlebih dahulu dalam satu acara, kami jelaskan mengenai prinsip Comiket, kemudian mereka masuk ke dalam tim-tim yang ukurannya lebih kecil, sampai akhirnya tiba hari acara. Tentu saja mereka harus bekerja dengan profesional.

Volunteer ini menarik, mereka orang yang sangat menyukai anime, sangat suka manga. Karena mereka bersemangat, mereka tidak malas-malasan, mereka tidak pulang duluan, tapi sampai akhir mereka bekerja dengan penuh dedikasi. Rasa melayani dalam diri mereka sangat tinggi.

Volunteer yang profesional ya, ini menarik. Tetapi meski sekadar volunteer, mereka bekerja secara profesional, menurut saya ini hal yang luar biasa.

Benar sekali, syarat utama untuk menjadi volunteer adalah memiliki jiwa melayani yang tinggi. Mereka harus serius dan benar-benar cinta dengan apa yang mereka lakukan. Jika rasa kecintaannya sudah dalam, mereka akan melayani dengan penuh semangat.

Mengenai persiapan Comiket tahun ini (Comiket 93), kapan persiapannya dimulai?

Kami sudah menyiapkannya sejak setahun yang lalu karena ini acara rutin, tetapi persiapan lapangannya dilakukan segera setelah Summer Comiket selesai. Jadi setelah Comiket 92 selesai, kami segera membuka pendaftaran circle. Lalu berkoordinasi dengan pihak lain, dengan para pihak korporat, sehingga bulan Oktober semuanya sudah fix, sudah jelas.

Mengkoordinasikan jadwal briefing volunteer ini gampang-gampang susah karena pesertanya beragam, dari anak sekolah, mahasiswa, sampai pegawai kantoran. Tetapi ternyata akhirnya bisa.

Menurut Anda, sebagai sebuah acara dengan banyak partisipan internasional, bagaimana posisi Comiket di dunia?

Saya tidak hendak membesar-besarkan, tetapi Comiket mungkin punya posisi sebagai titik permulaan. Doujinshi berasal dari Jepang, sehingga awalnya acara ini hanya untuk orang Jepang. Tetapi kemudian lama-lama acaranya semakin besar, semakin banyak orang dari luar negeri datang, Kami ingin membuat semua orang merasa senang, khususnya sesama penggemar budaya Asia Timur, dan akan terus berusaha mewujudkannya. Kami ingin menciptakan matsuri yang paling menyenangkan di dunia, tempat semua orang bisa menikmati acaranya.

Apakah selama ini ada pembatasan atau ketentuan tertentu dari pemerintah?

Sejauh ini tidak ada. Memang ada rencana Olimpiade 2020, tapi detailnya belum jelas.

Comiket sebenarnya juga punya banyak hal lain, tetapi mengapa di luar negeri, orang mengasosiasikan doujinshi dengan buku khusus dewasa?

Sebenarnya tidak ada produk tertentu yang dibatasi di Comiket. Anda bisa membawa hal yang menarik dari negara Anda, dari Amerika, dari Indonesia. Yang penting mengikuti peraturan Comiket.

Menurut kami, kreativitas adalah hal yang sangat penting. Kami ingin Comiket memberi pengalaman yang menyenangkan bagi semua pihak. Anda bisa menjual practically apapun dalam Comiket. Banyak pengalaman mereka yang menjual sesuatu yang belum jelas siapa pembelinya, kemudian ternyata direspon positif oleh orang lain.

Betul sekali. Tadi kami melihat ada buku bertemakan kereta api juga dijual di Comiket.

Ya, selama kontennya tidak menyalahi undang-undang, tidak masalah. Kami berharap mereka yang menjual buku dengan berbagai genre tersebut, bisa menemukan teman baru yang satu minat dan hobi dengannya.

Omong-omong, saya melihat tetsuya-gumi (orang yang begadang di tempat acara sejak beberapa hari sebelumnya). Comiket sudah jelas melarang orang begadang, tetapi kenapa masih ada saja orang yang begadang?

Setiap tahun kami selalu menyampaikan larangan begadang di sekitar Tokyo Big Sight, namun tidak pernah didengarkan dan selalu ada saja yang begadang. Jadi kami akhirnya mengkoordinasikan supaya mereka tidak menimbulkan gangguan bagi lingkungan di sekitar mereka. Walaupun Jepang itu negara yang aman, perlu diingat bahwa kemungkinan terjadinya kejahatan di luar itu tidak 0% lho.

Bagi teman-teman yang membaca ini, apakah teman-teman tidak merasa sayang, begadang semalam sebelumnya, masuk tidak jauh berbeda dari mereka yang naik KRL pertama, kemudian setelah mendapatkan barang yang diinginkan, jam 11 siang sudah capek, terkapar, dan tidak bisa menikmati acaranya.

Bukankah lebih menyenangkan kalau janjian dengan teman-teman sehobi via media sosial (Twitter), kemudian datang dengan kereta pertama, membagi tim untuk membeli barang-barang yang diinginkan, lalu setelah dapat, menikmati acaranya sampai selesai. Kami ingin semua orang bisa menikmati Comiket.

Membuat circle senang, pengunjung senang, para volunteer senang, menikmati sesuatu yang disukai secara bersama-sama, bukankah ini hal yang kita inginkan bersama?

Terakhir, kami sudah sering meliput acara-acara bertema anime di luar negeri. Tapi mengapa di Comiket larangan fotonya sangat ketat, harus mengurus izin terlebih dahulu, padahal banyak sekali momen human interest yang ada di Comiket.

Saya memahami itu. Di acara-acara di luar negeri ya, orang mengekspresikan diri dengan bebas. Mungkin di acara luar, ada yang senang kalau mukanya masuk di media massa. Tetapi orang Jepang sangat menghargai privasi, mereka tidak ingin ketahuan rekan kerja, bos, atau keluarganya kalau mereka sedang berada di Comiket. Hobi ini, walau di tempat publik, umumnya merupakan hal yang privat bagi mereka, makanya perlu persetujuan sebelum mengambil foto dari orang.

KAORI Newsline | oleh Kevin W

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses