Bermula dari novel visual yang dirilis oleh TYPE-MOON di tahun 2004, seri Fate telah berkembang hingga merambah berbagai macam media. Dengan konsep mengadu tokoh-tokoh sejarah dan legenda sebagai servant bagi master penyihir, seri ini memang membuka peluang untuk berbagai pengembangan berdasarkan setting dan karakternya. Berbagai adaptasi anime, dari serial televisi, film bioskop, hingga OVA dan web series juga telah dibuat.
Kali ini, KAORI kembali mengadakan jajak pendapat ringan internal untuk mengetahui seri anime Fate mana yang paling digemari oleh staf KAORI Nusantara. Pilihan dibatasi hanya pada anime yang awalnya tayang sebagai serial televisi agar perbandingannya adil. Perlu diingat bahwa jajak pendapat ini bertujuan untuk mengetahui seri mana yang paling berkesan bagi staf KAORI dan mengapa, bukan untuk menentukan seri Fate manakah yang terbaik.
Inilah hasil yang diperoleh dari 12 orang responden anggota staf KAORI:

Di posisi keempat dengan satu suara ternyata adalah anime Fate/stay night (2006) yang diproduksi di Studio Deen di bawah sutradara Yuji Yamaguchi. Walaupun sering diolok-olok, terutama oleh penggemar garis keras novel visualnya, tidak bisa dipungkiri anime ini memiliki pengaruh dalam mempopulerkan seri Fate bagi satu generasi. Berikut adalah komentar staf KAORI yang memilih Fate/stay night:
Kevin Wilyan (Editor Senior): “Saya mengenal Fate berkat menonton anime ini. Terlepas dari cercaan dan ledekan para “purist” novel visualnya, tanpa anime ini saya tidak akan bisa menjadi fansnya.“

Menempati posisi ketiga dengan dua suara adalah anime yang baru berakhir di penghujung 2017 lalu, Fate/Apocrypha. Diadaptasi dari novel karya Yuichiro Higashide oleh sutradara Yoshiyuki Asai di studio A-1 Pictures, dengan menghadirkan servant yang lebih banyak dari seri aslinya, Fate/Apocrypha menjanjikan pertarungan yang banyak dan menarik untuk penonton yang lebih awam atau baru mengenal seri Fate. Berikut adalah komentar staf yang memilih Fate/Apocrypha:
Naufalbepe (KAORI Newsline): “Satu-satunya alasan kenapa saya memilih Fate/Apocrypha adalah karena Emiya-san Chi no Kyou no Gohan (yang merupakan spin-off santai Fate/stay night) tidak ada dalam pilihan polling ini. Fate/Apocrypha sendiri dalam kacamata saya adalah Fate terbaik kedua setelah Emiya-san Chi no Kyou no Gohan (kalau anda penasaran, Fate/Kaleid Liner PRISMA☆ILLYA ada di posisi 3). Apocrypha merupakan seri yang dapat saya katakan memiliki intrik cerita yang mandiri sehingga cocok untuk digunakan sebagai tontonan bagi khayalak awam. Dari segi animasi sayangnya kualitasnya seringkali naik turun namun seri ini memiliki minim keluhan bagi saya dalam segi enjoyment.“
Tanto Dhaneswara (KAORI Newsline): “Serial Fate terkenal karena dua hal: ceritanya yang kompleks dan adegan aksinya yang flashy dan keren. Sebagai serial spin-off, anime Fate/Apocrypha mencoba berfokus dengan menghadirkan lebih banyak adegan pertarungan para Servant yang sama kerennya dengan seri utamanya yang digarap oleh studio ufotable. Dengan cerita yang relatif lebih “simpel”, anime ini cocok bagi Anda yang masih baru berkenalan dengan serial Fate (seperti saya).“

Meraih posisi kedua ternyata adalah anime Fate/Kaleid Liner PRISMA☆ILLYA dengan empat suara. Diadaptasi dari komik spin-off karya Hiroyama Hiroshi oleh sutradara Shin Oonuma di studio SILVER LINK, versi yang menghadirkan karakter Illyasviel Von Einzbern sebagai gadis penyihir (mahou shoujo) ini memiliki daya tarik sendiri bagi penontonnya. Berikut adalah komentar staf yang memilih PRISMA☆ILLYA:
Andira Indrawan (KAORI Shop): “Pada seri ini, Illya menjalani kehidupan yang normal (setidaknya dibandingkan seri yang lainnya); memiliki keluarga yang bahagia, orang tua lengkap, dan maid yang seperti saudara. Selain itu, suasana dari anime ini cenderung lebih cerah dan tidak dark. dalam seri ini juga terdapat karakter tambahan menarik yang tidak muncul di serial lainnya, seperti Miyu dan Chloe yang bisa dibilang “kembaran” juga anti-tesis dari karakter Illya.“
Halimun Muhammad (The Indonesian Anime Times): “Cukup tiga alasan untuk mengikuti PRISMA☆ILLYA:
1. Bazett Fraga McRemitz
2. Bazett jualan es di pantai
3. Bazett = Fate/best girl
Sekian“
M Razif Dwi Kurniawan (The Indonesian Anime Times): “Saya termasuk jenis orang yang “tersesat” karena memulai menonton seri Fate dari PRISMA☆ILLYA, awalnya pun karena ketidaksengajaan. Namun dari ketidaksengajaan itulah, saya jadi keterusan menonton empat musim seri ini. Hal itu dikarenakan seri ini memiliki sesuatu yang tidak dimiliki seri Fate lain: humor. PRISMA☆ILLYA jelas terkesan lebih santai (bahkan dalam beberapa saat saya sempat menyangka kalau ini anime slice of life) dibandingkan dengan Fate/stay night yang memiliki kesan “seolah-olah permasalahan satu dunia ditanggung oleh satu orang saja.” Ada banyak selingan humor dibalik setiap adegan-adegan serius yang menurut saya proporsinya pas. Meskipun kadang saya sering kesal melihat ukuran mata karakternya yang saya pikir terlalu besar, namun adegan aksi yang ditampilkan cukup menarik. Ditambah, yang mengisi lagu-lagu di anime ini termasuk penyanyi yang saya sukai: ChouChou. Intinya, PRISMA☆ILLYA lebih menarik ditonton karena proporsi serius dan santainya lebih berimbang. Anda tidak akan melihat adegan seorang wanita dikerubungi serangga-serangga di anime ini.“
M Hafizh Andifaisa (KAORI Newsline): “Jalan cerita yang panjang, dihabiskan dalam beberapa musim. Dengan musim yang banyak itu, cerita dari seri ini terasa panjang, berliku-liku dan tak terasa terburu-buru.“

Dan seri Fate yang paling banyak digemari oleh staf KAORI dengan lima suara adalah Fate/Zero (2011). Diadaptasi dari novel karya Gen Urobuchi oleh sutradara Ei Aoki di studio Ufotable. Pamor dari cerita Gen Urobuchi dan gaya visual studio Ufotable masih menjadi daya tarik utama bagi seri ini. Berikut adalah komentar dari staf yang memilih Fate/Zero:
Zacky Dhaffa Pratama (The Indonesian Anime Times): “Perlu diketahui bahwa dari seri Fate yang ditampilkan di TV, saya hanya menonton Fate/Zero, PRISMA☆ILLYA (season 1 saja), dan Fate/stay night Unlimited Blade Works (UBW). Dari segi animasinya, memang buatan Ufotable bagus, tetapi saya merasa bahwa action yang diberikan di Fate/Zero melebihi UBW. Story-nya lebih intense untuk Fate/Zero. Terlebih lagi, lagu pembuka dan penutupnya sangat sesuai dengan ceritanya. Oleh karena itu saya memilih Fate/Zero.”
Rezky Amelia (Media Sosial): “Karakter-karakternya paling dewasa dan juga tidak serta merta “op op” seram. Pokoknya logis soal bagaimana bisa jadi kuat maupun lemah. Kisahnya juga bagus dan akhir ceritanya luar biasa. Menyakitkan namun juga indah. Animasinya juga keren sekali.“
Ahmad Faisal (KAORI Newsline): “Somehow ceritanya yang paling serius dan banyak plot twistnya dibandingkan yang lain. Owh ya! Sountracknya bagus!“
Vincent C Bintang (KAORI Newsline): “Gen Urobuchi.“
Adi WW (KAORI Newsline): “Gambar dan sinematografi bagus, ceritanya edgy tetapi mudah untuk dipahami, moralitas tidak selalu digambarkan secara hitam putih.“

Di luar daftar tersebut, terdapat dua staf yang sebenarnya ingin memilih “Shokugeki no Emiya” alias Emiya-san Chi no Kyou no Gohan. Ternyata melihat karakter-karakter Fate/stay night bahagia makan-makan cukup menjadi hal yang menyenangkan untuk ditonton. Sayangnya seri tersebut tidak bisa disertakan dalam jajak pendapat karena dirilis sebagai anime web. Dua seri anime yang disertakan dalam jajak pendapat namun tidak dipilih oleh staf adalah Fate/stay night Unlimited Blade Works dari studio Ufotable yang tayang tahun 2014 dan Fate/Extra Last Encore dari studio Shaft yang sedang tayang di musim dingin 2018.
Bagaimana dengan Kaoreaders? Seri Fate mana yang paling disukai?