Gunpla Builders World Cup 2019 (GBWC 2019) merupakan ajang kompetisi berskala internasional di mana para modeller pro di seluruh dunia saling mengadu skill merakit gunpla atau model plastik Gundam. Para perakit gunpla dari berbagai negara saling memamerkan hasil rakitan mereka masing-masing, dalam lomba merakit gunpla yang terbagi menjadi 2 kategori, yaitu Open Course dan Junior Course. Masing-masing pesertaa terjaring melalui babap penyisihan yang digelar di negara masing-masing.
Indonesia sendiri juga tak ketinggalan dalam berpartisipasi dalam kompetisi merakit gunpla kelas internasional ini. Indonesia memang sudah cukup langganan mengikuti kontes GBWC, bahkan telah memenangi kategori Junior Course sebanyak 3 kali, maupun Runner Up Junior Course sebanyak 1 kali. Tahun ini sendiri, setelah dijaring lewat babak penyisihan yang digelar di Mal Artha Gading, Jakarta Utara sepanjang tanggal 24 Oktober hingga 3 November 2019 lalu, atas kerjasama Bandai dengan Multitoys selaku pemegang lisensi Gundam di Indonesia, terpilihah Ronald Madi untuk mewakili Indonesia di kategori Open Course, dan Arya Mikhail Ibrahim Soedjono untuk mewakili Indonesia di kategori Junior Course.
Secara mengejutkan, pada babak final yang diselenggarakan di Jepang pada 8 Desember 2019 lalu, Ronald Madi berhasil meraih gelar juara ketiga untuk kategori Open Course. dengan mengusung tema berjudul EARTH FEDERATION SPECIAL FORCE(TACTICAL UNIT)
(アース フェデレイション スペシャル フォース(タクティカル ユニット)) yang menyandingkan 2 model kita GM Sniper dan Jesta dari UC Series, Ronald berhasil membawa Indonesia menjadi juara di Open Course untuk pertamakalinya sejak tahun 2016 lalu, tatkala Christian yang mengusung tema Island of The Blood (アイランド オブ ザ ブラッド) meraih penghargaan Seven-Eleven-special award.
Hasil rakitan Ronald yang mengantarkannya meraih gelar juara ketiga (Photo courtesy of GBWC 2019 & Ronald Madi)
KAORI Nusantara sendiri sempat mewawancarai Ronald sang juara, yang juga adalah seorang perakit profesional, dan memiliki grup Gunpla buildernya sendiri, Parkz Artworks yang berlokasi di Jawa Tengah. Simak wawancara KAORI Bersama Ronald Madi, sang juara 3 GBWC 2019, untuk kategori Open Course:
1. Bisa memperkenalkan diri dulu, dan sudah berapa lama menjadi seorang perakit Gunpla?
Perkenalkan nama saya Ronald Madi. Saya lahir di Jakarta, tapi saat ini bertempat tinggal di Temanggung, Jawa Tengah. Saya memulai hobby ini sejak di SMA. Tapi saat itu hanya sekedar koleksi saja, dan untuk mulai terjun ke bidang modifikasi dan rakit merakit itu sejak tahun 2015.
2. Suka koleksi dan merakit toys/model kit? Apakah hanya Gunpla saja, atau ada yang lain?
Kalau untuk sekarang ini malah sudah nggak koleksi lagi. Kebanyakan malah dijadikan bahan untukk diotak-atik atau dimodif. Dan juga sekarang karena hobby ini juga sudah menjadi bisnis buat saya, jadi saya banyak menerima jasa untuk merakit, repaint dan bahkan sampai modifikasi. Jadi dengan mengerjakan milik orang lain juga sudah cukup untuk menyalurkan hasrat dan hobi saya di gunpla.
3. Bagaimana perjalanannya mengikuti kompetisi GBWC, hingga akhirnya menjadi juara 3 tingkat internasional? Apakah sudah pernah mengikuti GBWC sebelumnya, baik tingkat nasional maupun internasional?
Pastinya senang banget dapat pengalaman baru, bisa ketemu teman-teman sesama modeller dari negara-negara lain, dan bisa liat langsung hasil2 karya mereka. Saya begitu sampai di Jepang sebenarnya sudah agak pesimis bisa menang di final. Ketika saya melihat langsung karya-karya dari negara lain aslinya bagus-bagus banget. Begitu tahu-tahu nama saya dipanggil saya kaget juga sekaligus senang banget. Soalnya untuk pertama kalinya akhirnya Indonesia mendapat piala di kategori Open Course. karena selama ini Indonesia hanya dapat piala di kategori Junior Course terus. Saya sering banget ngobrol sama temean-teman sesama modeller “sekali-sekali pengen banget lihat Indonesia bawa piala Open Course”. Dan puji Tuhan ternyata malah saya yang mewakili Indonesia yang membawa piala Open Course pertama untuk Indonesia.
Saya sudah ikut GBWC pertama kali di tahun 2015 dan 2016. Di tahun 2017 dan 2018 saya skip tidak ikut tetapi hanya anggota dari tim saya yang ikut. Dan akhirnya saya memutuskan untuk ikut lagi di tahun ini, dan Puji Tuhan saya menang, di regional dan menjadi juara 3 di tingkat internasional.
4. Dalam GBWC tahun ini, tema dan Gunpla apa yang anda bawakan? Dan dapat dari mana inspirasinya?

Temanya Earth Federation Special Force (Tactical Unit). jadi Gundam Jesta dan GM Sniper kan memang kalau di film itu mereka dari team Earth Federation. Tapi untuk proyek saya ini, saya memodifikasi keduanya dengan extra senjata, detail, proporsi, dan support unit. Jadi seolah-olah mereka itu seperti pasukan khusus. Kalau inspirasi sebenarnya saya seperti going with the flow aja. Karena tujuan awal saya itu hanya ingin memodifikasi Gunplanya, dari segi detil, proporsi, dll. Style saya dalam modif Gunpla itu selalu menciptakan sesuatu yang baru dari Gunpla tersebut tetapi tidak menghilangkan rasa dari kit aslinya. Jadi contoh Jesta yang saya modif tetap terasa feel Jestanya, tetapi ada tambahan sesuatu yang baru di tangan kirinya, yaitu Beam Canonnya. Sama halnya dengan GM Sniper. Saya ingin membuat sesuatu anyg baru dari GM Sniper tetapi tidak menghilangkan rasa snipernya. Lalu setelah saya pikir-pikir lagi, kenapa tidak dibikin pasukan couple aja, jadi cewek-cowok. Soalnya kalau bikin multiple unit biasa kan sudah banyak yang bikin. Tapi setelah berjalan dan setelah jadi unit yang pertama, saya melihat ini kayaknya bagus kalau ditambahin support unit. Nah akhirnya saya tambahkan K9 Unit buat Jesta, soalnya Jesta kan sudah terlihat kayak Army Shape. Dan saya bikin Drone buat Sniper ceritanya seperti membantu dia buat tracking musuh dan jg untuk close combat.
5. Seseru apa GBWC tahun ini baik di Indonesia maupun di tingkat internasional? Baik itu lawan-lawannya, maupun pihak penjurinya? Apalagi dari sejak penyisihan di Indonesia disaksikan langsung oleh Meijin Kawaguchi, sang Master Builder yang juga bertindak sebagai juri?
Buat saya mengikuti GBWC selalu seru. Ini seperti ajang berkumpulnya para modeller dalam menuangkan karya-karyanya. Tentu ini merupakan sebuah tantangan tersendiri yang cukup seru, dan saya tidak pernah meremehkan lawan.
6. Bagaimana kesannya setelah berhasil meraih gelar juara di GBWC tingkat internasional? Dan apa lagi rencana dan target ke depannya?
Senang banget pastinya. Ke depan pastinya ingin banget bisa punya piala champion tertinggi yang di final.
7. Ada pesan maupun tips tertentu bagi mereka-mereka yang ingin memasuki dunia perhobian rakit-merakit, maupun yang ingin berlaga di kompetisi setingkat GBWC?
Jangan pernah takut untuk mencoba dan bereksperimen dari segi ide, presentasi, dll. Dan usahakan sebisa mungkin cari ide yg orisinil dan fresh, yang belum perna dipakai di tahun-tahun sebelumnya. Dan yang terpenting terus giat untuk mengupgrade skillnya, karena stiap tahun pasti akan ada peningkatan juga di dunia Gunpla.
Mari intip juga foto-foto dari penyisihan GBWC 2019 di Indonesia yang sempat diabadikan oleh KAORI:
Sampai berjumpa lagi dalam Gunpla Builders World Cup 2020!
KAORI Newsline