Semakin Mudahnya Akses Konten Pop Culture Jepang dan Meningkatnya Persaingan Pasar (oleh Keinda Dwi Adilia)
Dekade ini merupakan dekade yang bisa dibilang memiliki perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat cepat. Perkembangan jaringan fiber dan munculnya komunikasi nirkabel generasi keempat atau 4G pada dekade ini, seluruhnya mendukung perkembangan teknologi yang saat ini menjadi makanan sehari-hari kita, yaitu internet. Keberadaan internet yang semakin berkembang dengan membesarnya kapasitas dan kecepatan, membuka dan mempermudah audiens untuk mengakses berbagai jenis media termasuk anime, manga, dan juga musik-musik Jepang atau anisong.
Banyak aspek yang mendukung kemudahan akses media saat ini. Salah satunya, keberadaan internet yang kecepatan aksesnya semakin bertambah mulai menggeser media televisi yang cenderung terjadwal dengan akses streaming on-demand yang memudahkan dan memberikan kebebasan pada audiens terhadap program yang akan dinikmati, tidak terkecuali dengan konten pop culture jejepangan seperti anime, manga, dan anisong. Dalam dekade ini, kita melewati masa-masa jayanya fansub hingga mulai dikuatkannya layanan streaming legal. Keinginan audiens untuk mendapatkan simulcast (episode anime yang dirilis bersamaan dengan penayangannya di Jepang) mendorong pertumbuhan platform streaming yang lebih kuat karena audiens ingin menikmati anime di waktu yang hampir sama dengan tayangnya anime tersebut di Jepang dan hal ini dapat diwujudkan dengan adanya internet. Tak hanya sampai situ, perkembangan simulcast juga mulai diikuti oleh simuldub pada akhir-akhir dekade ini yang menarik para pecinta anime dengan dubbing Bahasa Inggris. Begitu juga dengan yang terjadi pada akses manga. Penjualan manga elektronik secara online juga ikut berkembang dengan menawarkan kelengkapan library dan tak jarang, update manga terkini berbarengan dengan terbitan majalahnya di Jepang.
Namun, seiring dengan berkembangnya platform streaming untuk menikmati media-media Jepang seperti anime dan musik, persaingan untuk mendapatkan audiens terbanyak dalam dekade ini juga menelan “korban” yang tidak sedikit akibat kekalahan kompetisi di pasar. Untuk platform streaming anime, penyedia streaming anime Daisuki yang dibentuk pada 2013 harus gulung tikar pada tahun 2017 akibat kalah bersaing dengan dua raksasa streaming anime, Crunchyroll dan Funimation, yang pada saat itu sedang gencar-gencarnya berkolaborasi dan berbagi library anime mereka serta ketersediaan opsi resolusi video HD untuk streaming mereka. Tak hanya itu, layanan streaming anime eksklusif milik Amazon, Anime Strike, pada akhirnya harus menggabungkan layanan tersebut ke dalam layanan Amazon Prime dikarenakan sistem double paywall yang memberatkan audiens yang hanya ingin menikmati anime di layanan mereka (di mana audiens sebelumnya juga harus membayar biaya berlangganan Amazon Prime sebelum membayar menikmati konten anime yang dirilis untuk Anime Strike). Untuk itulah, dalam persaingan ini diperlukan strategi untuk menguasai pasar anime. Konten-konten eksklusif di suatu layanan juga menjadi pendukung bertahannya suatu layanan streaming untuk tenar di komunitas anime global. Netflix dengan gencarnya mempromosikan konten-konten anime eksklusif mereka seperti Violet Evergarden, Carole and Tuesday, dan Devilman Crybaby, walaupun sedikit mengalami perlawanan komunitas anime global dikarenakan sistem Netflix untuk region global yang tidak menayangkannya secara simulcast dan baru dirilis secara batch (semua episodenya sekaligus) ketika animenya selesai tayang di Jepang.

Di sisi musik anime dan musik Jepang, kekalahan kompetisi di pasar juga terjadi di mana layanan streaming musik anisong, ANiUTA, baru saja mengumumkan bahwa mereka akan menutup layanan mereka untuk versi pasar US pada tahun 2020 mendatang. Hal ini memang tidak bisa dihindari dengan kehadiran Apple Music dan Spotify yang tidak hanya dapat digunakan untuk streaming lagu anisong, tapi juga untuk streaming lagu dengan genre lainnya sehingga menarik lebih banyak pengguna. Apple Music dan Spotify dengan sukses mengenalkan dan menambah library musik-musik Jepang dan anisong melalui layanan mereka dalam satu dekade terakhir ini. Dengan juga masuknya musik-musik independen asal Jepang, posisi kedua layanan tersebut semakin tidak terkalahkan di antara layanan streaming musik lainnya.
Kemudahan akses ini pula yang juga membuat pebisnis yang berjuang di bawah payung legalitas harus kuat melawan terpaan layanan non-legal atau bajakan yang seringkali memiliki keunggulan pada layanannya yang tidak dipungut biaya. Persaingan antara penyedia konten legal dan non-legal pada dekade ini memang sangat panas dengan berbagai macam kejadian berhubungan dengan legalitas ramai diperbincangkan di forum dan media. Di Indonesia sendiri, layanan streaming anime Ponimu juga harus menutup layanannya mulai tahun 2020 di saat ramainya persaingan layanan streaming anime yang tidak hanya bersanding dengan yang legal seperti Muse Asia, namun juga harus berhadapan situs non-legal atau bajakan. Tak jarang pula, kasus pembajakan film dari dalam bioskop yang beredar di internet dan media sosial mewarnai perjuangan para distributor film untuk dapat menayangkan film Jepang keluar negara tersebut secara legal. Di sisi lain, situs-situs manga yang berada di wilayah abu-abu seperti MangaStream dan MangaRock memutuskan untuk menutup situsnya pada tahun 2019 setelah mendapatkan peringatan dari penerbit manga, Shueisha, yang di mana mereka sendiri memiliki platform baca manga resmi, MANGA Plus.
Di zaman dengan semakin banyaknya kemudahan dalam akses menuju media anime dan jejepangan lainnya, persaingan di pasar bukanlah lagi hal yang bisa dihindari. Kemudahan akses selain menjadi keunggulan untuk para penikmat anime secara global dan bisa juga menjadi suatu tantangan bagi para pelaku bisnis untuk dapat bersaing dari segi pasar hingga secara legalitas layanan. Pada akhirnya, kemudahan akses ini dapat menjadi pedang bermata dua bagi iklim ekonomi media anime, manga, dan musik Jepang.
——————————————
Inilah 15 tren yang terjadi di dunia Jejepangan selama satu dekade ini. Selain kelima belas tren tersebut. Tim Litbang KAORI juga secara khusus mengumpulkan 10 tren lain yang secara khusus terjadi di dunia fandom lokal. Simak kesepuluh tren tersebut di bagian ketiga yang akan dirilis mendatang!