Untuk mewujudkan layanan di bidang transportasi publik yang terintegrasi, baik dalam bentuk fisik, layanan, rute dan pembayaran, PT MRT Jakarta (MRTJ), PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) sepakat untuk bekerjasama dalam menyelenggarakan sistem integrasi pembayaran antar moda transportasi. Kerja sama antar pihak dituangkan dalam Head of Agreement (HOA) Penyelenggaraan Sistem Integrasi Pembayaran Antar Moda Transportasi yang dilaksanakan pada Selasa (30/6) di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta.
Acara penandatanganan ini dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Dirut PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo, Dirut MRTJ William P. Sabandar, Dirut Transjakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo, Dirut Jakpro Dwi Wahyu Daryoto, Dirut MITJ Tuhiyat dan pejabat teras Pemda DKI dan Kementrian Perhubungan.
Menurut Anies, awal tahun ini integrasi organisasi dan infrastruktur transportasi di DKI Jakarta dan sekitarnya telah dimulai. Saat ini merupakan awal proses integrasi tarif dan tiket yang diperkirakan tuntas tahun depan. Nantinya, seluruh warga dapat menikmati layanan transportasi yang tidak saja nyaman dan mudah, tetapi juga dapat diandalkan dan efisien. Anies juga berharap agar integrasi ini mampu mewujudkan subsidi yang lebih tepat sasaran dengan penerapan teknologi terkini. Rencananya, subsidi hanya diberikan kepada mereka yang memerlukan dan relevan saja, termasuk diantaranya pelajar, guru, buruh, warga senior, dan veteran.
Dalam sambutannya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengapresiasi berbagai pihak yang ikut terlibat dalam kolaborasi ini. Ia menambahkan bahwa peran efisiensi transportasi publik ini sangat strategis dalam mendorong efisiensi dan daya saing ekonomi kita.
Menurut Direktur Utama MRTJ William Sabandar, MRTJ melihat ini sebagai momentum besar karena untuk pertama kalinya dapat berkolaborasi lintas moda dengan seluruh operator angkutan umum di Jakarta. Ia juga berharap dapat segera bergerak bersama untuk mengintegrasikan sistem pembayaran antar transportasi publik segera tercipta dan menyukseskan inisiatif pemerintah dalam integrasi Jaklingko serta integrasi transportasi antarmoda Jabodetabek.
Menurut Direktur Utama MITJ Tuhiyat, saat ini MITJ sedang melakukan kajian konsep integrasi transportasi perkeretaapian pada lintas pelayanan Jabodetabek, dimana untuk memberikan layanan yang seamless kepada pengguna transportasi publik diperlukan integrasi pada 6 dimensi. Diantaranya yaitu fisik, manajemen, layanan, pertiketan, penyediaan informasi dan branding. Kerjasama ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan dimensi integrasi pertiketan.
Dalam sambutannya, Direktur Utama Transjakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo juga menyampaikan apresiasi dan dukungannya dalam upaya mewujudkan integrasi antar moda transportasi publik. “Kami turut mendukung penuh kolaborasi ini yang mana akan mempermudah pengguna transportasi publik dalam berganti moda transportasi, agar lebih efisien kedepannya,” ujar ia.
Kolaborasi ini juga sejalan dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang kembali menggunakan transportasi publik di PSBB Masa Transisi. Tercatat jumlah rata-rata pengguna harian MRTJ dari yang sebelumnya di masa PSBB 4 ribu kini mencapai 10 ribu. Untuk penumpang Transjakarta dari angka rata-rata 41 ribu di masa PSBB naik menjadi rata-rata 105 ribu pengguna per hari dan penumpang kereta Commuter Line yang mencapai rata-rata 877 ribu per hari.
Dalam perjanjian ini disepakati bahwa akan dibentuk Perusahaan Patungan di mana tiga BUMD DKI (MRTJ, Transjakarta, dan Jakpro) masing-masing memiliki saham sebesar 20 persen, sedangkan MITJ memiliki saham sebesar 40 persen. Perusahaan patungan akan menunjuk konsultan untuk melakukan studi terkait sistem integrasi pembayaran antar moda yang paling tepat bagi Jabodetabek. Selanjutnya, perusahaan patungan juga akan melakukan beauty contest untuk memilih rekan strategis yang akan bekerjasama dengan perusahaan patungan dalam mewujudkan integrasi pembayaran antar moda transportasi. Nantinya integrasi ini akan menggunakan metode Electronic Fare Collection (EFC).
Cemplus Newsline by KAORI