Eno Bening Mengkritisi Naruto dan Para Hokage

1
eno bening
Copyright (c) TV TOKYO Corporation All rights reserved.

Naruto, sosok ninja rekaan komikus asal Jepang, Masashi Kishimoto ini memang begitu populer di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Kisah from zero to hero dalam kisah hidup sang ninja yang semula dikucilkan masyarakat hingga sukses menjadi Hokage alias pemimpin dari Desa Konoha telah menghibur, bahkan menginspirasi jutaan penggemar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Namun rupanya, tidak sedikit juga insan-insan yang justru mencoba memaparkan sisi lain dari kisah sang ninja, di mana rupanya kisahnya sebenarnya “tidak benar-benar seindah itu.”

Adalah Eno Bening, seorang pegiat media sosial ternama yang mencoba memaparkan sejumlah “sisi kelam” dari kisah Naruto. Dituturkan melalui akun twitternya, Eno Bening menyebutkan bahwa kisah Naruto sejatinya menglorifikasi child abuse. Bahkan pas di Boruto yg sudah damai sekalipun masih saja perlu dari kecil didik jadi pembunuh. Ia juga menuduh bahwa kisah karangan Masashi Kishimoto ini sangat anti Demokrasi, di mana pemimpin desa dipilih berdasarkan voting para elite dan dinilai dari yang terkuat bukan terbijak.

Berbicara soal pemimpin, khususnya pemimpin dari desa tempat tinggal sang ninja yaitu Konoha, Eno juga mengkritisi para pemimpin-pemimpin desa Konoha yang bergelar Hokage tersebut. Dari mulai Hokage pertama yang menjadi arsitek dari politik dinasti yang begitu merajalela di desa Konoha, Hokage kedua yang rasis, dan berbagai dosa-dosa yang dilakukan oleh Hokage-Hokage setelahnya. Berikut adalah kritik Eno atas para Hokage tersebut:

Di lain pihak, Eno Bening justru mengapresiasi Boruto, anak dari Naruto yang menurutnya merupakan seorang karakter yang skeptis dengan sistem, suka dengan sains, namun harus menghadapi tekanan sosial dari sistem yang sudah merajalela itu sendiri. Eno mengapresiasi Boruto sebagai seorang karakter yang progresif, namun menegaskan bahwa kisahnya tidak akan lebih baik dari ayahnya.

Segala kritik Eno Bening akan Naruto ini tentu saja ditanggapi secara beragam oleh warganet. Ada yang mendukungnya, bahkan ikut membuat sejumlah teori-teori yang tidak kalah menariknya, namun ada juga yang mengecamnya, bahkan menganggap Eno kurang kerjaan dan terlalu serius menanggapi sebuah karya fiksi. Menanggapi hal ini, membedah karya fiksi dalam berbagai sudut pandang sebenarnya adalah hal yang sah-sah saja. Apalagi membedah fiksi secara ilmiah itu memang merupakan hal yang biasa terjadi dalam ranah keilmuan. Dan Eno Bening sendiri memang cukup senang membedah sejumlah karya fiksi dengan seksama, seperti yang pernah dilakukannya terhadap sejumlah anime lainnya seperti One Punch Man ataupun My Hero Academia.

KAORI Newsline

1 KOMENTAR

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses