Apakah Pandemi akan Menghancurkan Budaya Memberi “Cokelat Wajib” di Jepang?

0
cokelat wajib valentine
Ilustrasi (Sumber: pakutaso.com)

Perayaan valentine di Jepang memiliki kesan yang paling dinantikan oleh muda – mudi yang dimabuk asmara. Bertahun – tahun, wanita Jepang memberikan cokelat kepada rekan pria di hari yang spesial ini. Namun, sepertinya tahun ini akan sangat berbeda dikarenakan masa pandemi yang masih berlangsung di seluruh dunia.

Hari valentine bukan hanya berbicara tentang romansa. Masyarakat Jepang memaknai valentine sebagai hari pemberian cokelat secara universal (tidak hanya untuk pasangan). Kolega kerja setidaknya akan mendapatkan “cokelat wajib” (giri choco) sebagai ungkapan terima kasih telah bekerjasama setelah satu tahun penuh. Selanjutnya, tanggal 14 Maret akan dirayakan sebagai hari putih (White Day), di mana pria akan membalas pemberian cokelat yang telah diberikan pada saat hari valentine.

Beberapa yang jadi permasalahan pada valentine tahun 2021 ini adalah mayoritas orang menghabiskan sebagian besar tahun lalu dengan bekerja dari rumah, sehingga mereka lebih banyak bekerja secara mandiri tanpa perlu berinteraksi berlebih dengan orang lain. Terkadang, justru pekerjaan yang dikerjakan secara mandiri memiliki tingkat efisiensi lebih besar dibandingkan dengan bekerja secara kolektif di dalam kantor. Hal tersebut tentu saja akan menjadi pertanyaan tersendiri, apakah perlu untuk memberikan “cokelat wajib” pada tahun ini?

Selain itu, faktanya saat ini Jepang telah menyatakan keadaan darurat terhadap pandemi. Sehingga beberapa orang dihimbau untuk membatasi kunjungan yang tidak perlu, termasuk membeli cokelat di supermarket dan juga mobilisasi untuk memberikan secara langsung kepada yang bersangkutan. Bilapun dilakukan secara daring, akan ada biaya lain seperti biaya pengiriman dan asuransinya.

Beberapa kantor di Jepang juga telah memberikan himbauan untuk tidak merayakan hari valentine pada tahun ini. Tentu saja hal tersebut akan mengendurkan semangat untuk merayakan valentine. Selain itu, ada beberapa wanita yang menyatakan bahwa pemberian cokelat wajib pada tahun ini akan menguras dompet cukup besar dan mereka tidak perlu  untuk berterima kasih seperti pada tahun – tahun sebelumnya karena mereka cenderung untuk bekerja secara mandiri selama satu tahun penuh.

Meskipun terkesan tidak menyenangkan, pemberian cokelat wajib ini bukanlah sesuatu yang dibenci secara universal oleh wanita Jepang. Namun bila diperhatikan dari sosok penerimanya, banyak pria lebih suka untuk tidak menerima cokelat wajib tersebut karena terkesan sebagai sebuah formalitas tanpa ada kesan khusus dari wanita pemberi cokelat tersebut. Mungkin saja, beberapa hal lain seperti para pria harus memberikan balasan balik kepada para wanita pada hari putih menjadi pertimbangan tersendiri bagi beberapa pria yang lebih suka untuk tidak menerima cokelat wajib.

KAORI Newsline | Sumber:  SoraNews

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses