Komik Act-Age merupakan salah satu judul komik yang sempat ramai dibicarakan beberapa waktu lalu karena kasus yang menimpa penulis cerita komiknya. Karena kasusnya, seri komik ini terpaksa harus ditarik dari peredaran dan komiknya yang baru dirilis di Indonesia pun juga langsung dihentikan penerbitannya. Proyek adaptasi drama panggungnya pun juga harus dibatalkan. Di balik kontroversinya, seperti apakah komik Act-Age itu sendiri?
Komik Act-Age merupakan komik karangan Tatsuya Matsuki dan diilustrasikan oleh Shiro Usazaki yang mulai diserialisasikan di majalah mingguan Shueisha Shounen Jump pada tahun 2018 lalu. Seharusnya seri komik ini akan diangkat menjadi drama panggung yang direncanakan akan hadir pada tahun 2022 mendatang, namun rencana tersebut resmi dihentikan akibat kasus yang menimpa sang penulis komik.
Di Indonesia sendiri komik ini diterbitkan oleh M&C! pada 5 Agustus 2020 lalu. Mari simak ulasan volume pertama dari komik Act-Age!
Sinopsis

Walau menunjukkan akting yang brilian, Kei Yonagi, siswi SMA yang bercita-cita menjadi aktris, gagal dalam audisi yang diadakan oleh Stars, sebuah agensi ternama. Ia gagal dikarenakan cara beraktingnya yang “berbahaya”.
Namun, Kuroyama, sutradara film yang terpikat pada bakat Yonagi kemudian mengundangnya ke dunia akting!
Penceritaan Komik – Akting Bukanlah Memerankan Saja

Mengawali cerita dengan menjelaskan apa itu aktor dan juga audisi seleksi aktor terbaru oleh agensi ternama Stars, pembaca akan dikenalkan oleh Kei Yonagi, seorang siswi SMA berumur 16 tahun yang tinggal bersama kedua adiknya dan mengurus mereka seorang diri. Audisi yang diikuti oleh Yonagi merupakan audisi yang selektif, di mana dia berhasil lolos ke tahap kelima dari 30 ribu orang yang mendaftar. Walaupun memiliki potensi yang sangat baik dengan bakatnya, Yonagi tidak dinyatakan sebagai pemenang utama karena bakatnya tersebut. Yonagi sendiri merupakan calon aktor yang memiliki bakat method acting.
Meskipun bakat tersebut tidak diinginkan oleh agensi sebelumnya, terdapat salah satu sutradara terkenal yang menyukai bakat sang gadis dan ingin memolesnya lebih dalam. Sutradara tersebut bernama Sumiji Kuroyama, seorang sutradara yang memenangkan berbagai penghargaan dari festival film ternama di luar Jepang. Kuroyama saat ini telah membuat studionya sendiri untuk membuat film yang ia idamkan. Di sinilah awal mula kisah pertemuan Yonagi dengan Kuroyama, seorang sutradara terkenal yang siap memoles bakatnya untuk tampil lebih baik di industri film ini.
Ketika membaca pertama kali, sebenarnya saya cukup bingung dengan alur ceritanya. Saya perlu memahami berkali-kali terkait dengan apa yang disampaikan pada momen pembuka ini. Masih banyak pertanyaan dan kebingungan yang saya temui ketika membaca volume pertamanya.
Namun, bukan berarti komik ini jelek atau kurang dari sisi narasi, melainkan setelah membacanya hingga selesai, saya tertarik untuk membaca kelanjutan komik ini. Penutup yang disajikan pada komik volume pertama ini membuat komik ini cukup memberikan rasa ketegangan yang menarik akan nasib Yonagi sendiri ke depannya, terutama ketika ia bersaing dengan para aktor yang lebih berpengalaman.
Penggambaran Komik – Dunia Akting Yang Penuh Dengan Ekspresi

Tentunya dengan latar industri film dan dunia para aktor, maka komik ini juga perlu menampilkan beragam ekspresi dan adegan yang baik untuk mendukung ceritanya. Hal tersebut berhasil digambarkan dengan baik oleh Shiro Usazaki. Baik itu pada saat perekaman maupun keseharian karakternya, pembaca dapat melihat berbagai keceriaan dan perjuangan dari Yonagi untuk memasuki dunia akting dan mengurusi keluarganya.
Hal yang paling saya sukai dari penggambaran komik ini ada pada momen perekaman, di mana Yonagi menjadi serius dan mulai mendalami perannya. Salah satu contoh adalah perannya sebagai karakter sampingan di sebuah perekeman film pada zaman Edo. Walaupun perannya hanya sebagai karakter sampingan, ia sangat menjiwainya. Namun, itu semua mendapatkan kritikan karena walau bermain sebagai karakter sampingan, ia terlalu menonjol. Pada adegan ini pembaca dihadirkan berbagai gerakan cepat dan ekspresi muka yang begitu dalam. Ketika melihat penggambarannya, saya begitu terpesona karena semua digambarkan dengan begitu baik.
Kesimpulan

Terlepas dari kabar pemberhentian penerbitan komik Act-Age di Indonesia sendiri yang memberikan lampu merah terhadap kelanjutan komik ini ke depannya, bagi saya pribadi komik Act-Age adalah salah satu komik yang perlu kalian baca. Premis ceritanya sederhana, namun pembawaan cerita inilah yang membuat komiknya terasa sangat menyenangkan dan menegangkan. Gambarnya sendiri cukup detil dan “unik” sehingga pembaca juga akan dimanjakan dengan visual yang mendukung. Walaupun sebelumnya saya mengatakan saya kurang dapat mengikuti awal ceritanya, namun setelah membacanya berkali-kali akhirnya saya paham dan malah menantikan kelanjutan dari komik ini. Sayangnya mungkin hal tersebut tidak akan terwujud untuk saat ini.
Komik ini dibanderol dengan harga 28 ribu rupiah (untuk pulau Jawa) dan memiliki total 192 halaman. Dari segi kualitas komik ini menggunakan kertas koran standar yang digunakan oleh komik pada rentang harga ini. Pada komik yang saya miliki ini kualitas cetaknya sudah cukup baik, tidak terdapat adanya kesalahan cetak maupun kontras yang aneh. Lalu dari segi penerjemahannya, saya cukup menyukai beberapa ungkapan ataupun referensi yang langsung dijelaskan dalam balon kata, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami konteks yang sedang dibahas di adegannya. Bahasanya juga cukup enak dibaca, namun pada beberapa panel saya sedikit kesulitan membaca teks karena panelnya yang kecil (namun ini hanya hal minor sih).
Akhir kata, walaupun kelanjutan komik Act-Age volume selanjutnya sudah tidak pasti, namun komik volume pertama ini tetap patut kalian baca jika sedang mencari komik yang menarik, apalagi jika kalian ingin memahami seputar industri film. Komik ini juga berisi beberapa informasi seputar industri film sendiri, dan bisa menjadi salah satu langkah awal untuk memahami hal apa saja yang ada di industri ini. Dengan harga yang cukup terjangkau, saya sarankan untuk membeli selagi masih ada stoknya di toko buku terdekat.
Harusnya tidak perlu diterbitkan ini komik
Pengarangnya dipenjara alamat g ketemu endingnya ini cerita ^^:
sayang padahal bagus