Karena ini novel visual yang terhitung baru, dan saya juga baru selesai beberapa hari ini, akhirnya saya menulis ulasan novel visual ini. Dibanding dengan novel visual sebelah yang kemarin gas tanpa henti, maka inilah ulasan Monkeys.

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=blcmmXxUvzU]

Monkeys merupakan sebuah novel visual yang dirilis oleh Harukaze yang sebelumnya dikenal dengan novel visual Nora to Oujo to Noraneko Heart. Novel visual ini dirilis dengan bahasa Jepang pada 29 Oktober 2021 yang lalu. Versi global dan versi bahasa Mandarin sudah direncanakan akan dibuat walau tanggal rilisnya masih belum diumumkan. Monkeys dikerjakan oleh beberapa orang yaitu Hato untuk skenario gim, cake sebagai ilustrator sekaligus ilustrasi CG, Konnyaku Kosuge bersama Mei Hinami menggubah musik sekaligus menyanyikan lagu pembuka dan lagu penutup.

(© HARUKAZE)

Novel visual Monkeys menceritakan kisah seorang pria yang bersekolah di sekolah khusus cowok dan bertemu seorang Banchou (ketua geng sekolah). Karena suatu kejadian dia mengetahui bahwa sekolah yang dicintainya akan ditutup. Dia pun berinisiatif meminta bantuan dari sekolah sebelah mereka yaitu Sekolah Khusus Wanita Garasunomiya. Dengan tujuan untuk menggabungkan dua sekolah ini, sang protagonis bernama Saruyoshi Ukiki (pun/permainan kata dari suara monyet (saru) yang berbunyi “ukikiukiki”) pun meminta kepada salah satu siswa yang memiliki kuasa atas sekolah khusus wanita itu yang bernama Karasu Tsukishima (karasu adalah burung gagak), yang merupakan anak tunggal dari seorang keluarga kaya raya (zaibatsu). Dan di sinilah perjuangan Saruyoshi demi menyelamatkan sekolahnya, kisah cinta dan komedi pun juga dimulai.

monkeys harukaze
(© HARUKAZE)
(© HARUKAZE)

Setelah perasaan campur aduk saat ngegas membaca novel visual ini, saya dapat simpulkan ceritanya adalah top-tier comedy. Ya sesuai dengan kesimpulan itu Monkeys ini adalah novel visual romansa komedi dengan berlatar sekolah khusus pria dan sekolah khusus wanita yang ada unsur ‘trap’-nya. Baik dari candaan jorok sampai candaan ala tsukkomi dan boke pun hadir dalam Monkeys ini. Dan jujur hampir semua karakter dalam Monkeys ini pun sering bercanda.

Monkeys terbagi menjadi 4 heroine dengan 4 rute, dengan rute terakhir hanya bisa dipenuhi setelah menyelesaikan ketiga rute sebelumnya. Adapun rutenya terdiri dari karakter Yuki Mutou yang merupakan seorang ‘pangeran’ dari sekolah Garasumiya yang punya bakat akting dan ‘tampan’, Garasu Garasunomiya (garasu adalah kaca) merupakan salah satu dari tiga siswa bersama dengan Karasu dan Yuki yang memiliki kuasa dan juga menjadi gadis yang dikagumi banyak orang hingga dipanggil dengan sebutan ‘onee-sama‘, Mebachi seorang gadis dengan tutup mata di sebelah kiri yang berbicara serasa di zaman dulu dan murid malam dari sekolah Garasunomiya, dan terakhir adalah rute Karasu Tsukishima.

Garasu Garasunomiya (© HARUKAZE)

Keempat rute ini tentunya memiliki intrik masing-masing dengan cerita ringan yang bisa dinikmati para pemain. Ekspresi para seiyu pun pantas diapresiasi karena candaannya tersampaikan sampai saya ngakak sendiri. Seiyu yang paling menjadi perhatian adalah seiyu dari tokoh utama kita, Saruyoshi, karena pembawaannya yang bagus untuk menjadi seorang pria dan seorang ‘gadis’ yang terkadang saya sendiri tertawa tak hentinya.

Rutenya pun juga memiliki poin yang saya tidak bisa kira, terutama di rute Yuki, Mebachi, dan Karasu sendiri, sedangkan rute Garasu pun lebih terasa seperti dongeng yang terkenal. Bahasa yang dipakai mudah dipahami termasuk interaksi para karakter, terutama saat Saruyoshi dengan teman-temannya yang ada di sekolah khusus pria itu. Meskipun rute ini lebih banyak komedinya, tetapi ada juga momen haru yang berhasil membuat saya menangis dan para pemain mungkin mengalami apa yang saya alami juga.

monkeys harukaze
Yuki Mutou (© HARUKAZE)

Musik opening dan BGM yang mendukung suasana dari cerita ini juga menjadi nilai plus, seperti momen komedi yang diiringi musik ceria dan momen serius yang terkadang hadir tanpa musik atau dengan musik serius yang juga sedih. Namun, yang paling saya suka adalah lagu pembuka yang cukup menggambarkan ceritanya secara garis besar. Tak hanya itu, bahkan judul dari novel visual ini pun juga pas sesuai dengan ceritanya. Namun, poin minus bagi saya di sisi cerita yang menjadi perhatian adalah eksekusinya yang tidak konsisten demi menjaga waktu bermain yang tidak terlalu panjang, sehingga ada bagian cerita yang terasa kurang.

Kemudian desain karakternya cukup ‘wah’ dengan desain gambar yang lucu serta presensi dari gambar macam komik membawa rasa baru karena sebelumnya hanya terbiasa dengan gambar statis saja. Dan tentu saja adegan ‘itu’ pun juga lumayan ( ͡° ͜ʖ ͡° ).

Monkeys merupakan novel visual yang dapat dimainkan jika pemain menginginkan cerita ringan dan juga dapat dimainkan dengan santai. Kisah romansa, komedi, dan keluarga pun hadir bagi kalian yang menyukai cerita dengan jenis ini. Dan intinya siapkan tisu untuk salah satu rute dalam novel visual ini.

KAORI Nusantara | Oleh Widya Indrawan

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses