Akhir pekan pertama di bulan November 2021, saya bersama rekan saya memutuskan untuk mengunjungi sebuah kafe yang ada di salah satu pusat perbelanjaan ibukota. Alasan kami pergi ke sana bukan hanya untuk melepas penat semata, tetapi murni didasari atas rasa penasaran kami akan suatu event bernama HoYo-FEST alias HoyoFest. Event yang diprakarsai oleh miHoYo, developer sekaligus publisher dari berbagai game ternama seperti Honkai Impact 3rd, Genshin Impact dan Tears of Themis ini adalah sebuah event concept cafe, berkolaborasi dengan suatu kafe untuk menampilkan satu tema kolaborasi tertentu. Gelaran HoyoFest ini dilaksanakan di beberapa negara di Asia Tenggara, untuk di Indonesia event ini diadakan di Warung Koffie Batavia yang terletak di Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Jam masih menunjukkan pukul 10.45 WIB saat saya tiba di lobby Mal Grand Indonesia. Di saat menunggu antrian untuk masuk, ponsel saya berbunyi. Ternyata ada pesan dari rekan saya yang sudah sampai di depan pintu masuk kafe dan mengabarkan bahwa sudah ada antrian untuk masuk.

“Ah masa sih masih di jam segini sudah ada antrian?” begitu pikir saya dengan penuh keyakinan karena jam segitu mal belum lama buka, jika ini diadakan di kafe pinggir jalan bukan mal mungkin itu bisa terjadi tetapi kan ini kafe di dalam mal, mana mungkin ada antrian? Pikir saya sambil berjalan menyusuri mal yang masih terlihat sangat sepi di pagi hari yang cukup sejuk itu.

Sesampainya di lantai 5 West Mall tempat Warung Koffie Batavia tempat diselenggarakannya HoYo-FEST berada saya sempat terdiam, tidak mempercayai apa yang saya lihat. Baru saja saya menginjakkan kaki di lantai tersebut saya sudah langsung menemui antrian yang sangat panjang dengan penjagaan yang cukup ketat. Setelah melihat keadaan sekilas akhirnya saya bertemu dengan teman saya yang tadi mengirim pesan yang sempat saya tidak percayai untuk sesaat.

Antrian panjang yang cukup mengular, bahkan hingga pintu masuk West Mall lantai 5 Grand Indonesia ini adalah antrian pengunjung yang hendak mengunjungi Warung Koffie Batavia dalam rangka HoYo-FEST. Setelah bertanya dengan pihak Security setempat ternyata diketahui bahwa antrian itu adalah untuk pengunjung yang ingin datang tanpa reservasi alias walk-in. Saya yang sudah melakukan reservasi dari 5 hari sebelumnya ternyata bisa diperbolehkan langsung masuk setelah memberikan bukti reservasi melalui pesan WhatsApp.

Keramaian di Luar dan Dalam Kafe

Setibanya di dalam HoYo-FEST pun ternyata suasana tidak kalah ramai dari antrian di luar yang mengular panjang. Kapasitas Warung Koffie Batavia sendiri memang berukuran sedang, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Namun karena situasi pandemi kapasitas di dalam kafe dibatasi menjadi hanya sekitar 30-an kursi saja yang boleh ditempati pengunjung.

Melihat suasana di dalam kafe yang masih cukup ramai kami memutuskan untuk tidak langsung duduk dan lebih memilih untuk bertanya-tanya kepada para pekerja kafe ini terkait program kolaborasi yang tengah berlangsung. Menurut pengakuan salah satu waiter di sana, ternyata pengunjung sudah mulai mengantri tepat sejak mal baru dibuka. Antrian banyak diisi oleh mereka yang belum reservasi sehingga mereka tidak boleh langsung masuk, harus menunggu terlebih dahulu sehingga antrian panjang pun tak terelakkan.

Tingginya antusiasme pengunjung hingga menyebabkan antrian panjang ini benar-benar membuat saya heran. Pasalnya saya sudah sengaja memilih untuk datang di awal bulan November ketika kolaborasi ini mengusung tema Honkai Impact 3rd. Ada tiga tema yang diusung dalam event ini yaitu Honkai Impact 3rd (tanggal 5-16 November 2021), Tears of Themis (tanggal 19-30 November 2021) dan Genshin Impact (tanggal 3-14 Desember 2021).

Dari ketiga game tersebut saya hanya memainkan Honkai Impact 3rd dan Genshin Impact, melihat fanbase Genshin Impact yang sangat ramai selama setahun ini, saya memutuskan mengunjungi kafe ini saat tema Honkai karena saya merasa “harusnya sih fans Honkai tidak sebanyak fans Genshin yah”. Namun ternyata tetap saja ramai dan antrian mengular terjadi. Tidak hanya antrian di luar saja, bahkan di dalam kafe untuk memesan menu pun masih harus mengantri. Jika tema Honkai saja antusiasmenya sudah seperti ini bagaimana dengan tema Genshin kelak?

Apakah Overprice?

Setelah menunggu selama beberapa waktu akhirnya keramaian di dalam kafe pun berkurang dan saya memutuskan untuk menuju meja kasir untuk melakukan pemesanan menu. Ada tiga menu yang bisa dipesan selama tema Honkai Impact 3rd berlangsung yaitu martabak, kue laba-laba dan pempek. Masing-masing dibanderol dengan harga berkisar Rp99.000 – Rp103.000, harga yang menjadi perbincangan ramai di media sosial saat pertama kali kafe diumumkan dan saat hari pertama pembukaan.

Jika boleh mengutarakan opini jujur sebenarnya bagi saya harga tersebut terhitung harga “wajar” mengingat ini adalah kafe kolaborasi dengan sebuah IP dan diadakan di kafe yang berada di pusat perbelanjaan Ibukota. Melihat harga menu kafe ini saya langsung teringat masa-masa AFAID berlangsung di mana saya mengunjungi maid cafe di sana dengan harga menu berkisar antara Rp150.000 – Rp250.000 dengan menu hidangan yang ala kadarnya, sama seperti apa yang ada di HoyoFest ini.

hoyofest

 

Tetapi yang perlu saya tekankan adalah, mau bagaimanapun suka tidak suka sebuah concept cafe yang berkolaborasi dengan produk IP lain sudah pasti akan dibanderol dengan harga tinggi. Terlepas dari adanya komponen tambahan yang terlibat di penentuan harga tersebut, pada dasarnya mengunjungi sebuah concept cafe seperti HoYo-FEST ini atau mengunjungi sebuah maid cafe di event tujuannya memang bukan untuk menyantap hidangan, tetapi untuk merasakan “experience” berbeda dari konsep yang disajikan.

Jika mengunjungi maid atau butler cafe tentu yang diincar adalah experience untuk berinteraksi dengan kakak-kakak maid yang lucu atau kakak-kakak butler tampan menawan. Jika mengunjungi concept cafe dengan IP seperti ini tentu yang diincar adalah experience untuk bisa berada di semesta tempat karakter IP tersebut melalui kafe sebagai ruang fisik tempat semua pengalaman tersebut berada. Lalu jika dengan menggunakan mindset tersebut, tinggal satu pertanyaan tersisa, “apakah pengalaman di HoYo-FEST yang diadakan di Warung Koffie Batavia ini bisa memuaskan?”

Kalau boleh jujur, jawaban atas pertanyaan ini bisa dijawab sangat beragam tergantung pertanyaan itu ditujukan kepada orang yang mengunjungi Warung Koffie Batavia pada hari apa. Ketika bertanya pada teman-teman yang datang saat hari pembukaan banyak yang mengeluhkan bahwa experience yang diberikan ternyata sangat kurang terutama penyajian yang terlihat seadanya hanya menggunakan piring standar tanpa ada hiasan Honkai apapun. Kemudian saat bertanya pada teman yang hadir di hari kedua (hari Sabtu, 6 November 2021) untuk sisi penyajian sudah lebih baik karena setiap menu disajikan di paper box dengan illustrasi khusus HoyoFes. Meski begitu experience di hari kedua masih belum bisa dibilang oke karena nuansa Honkai Impact hanya dihadirkan melalui dekorasi saja.

Berbicara mengenai dekorasi sebenarnya kalau boleh jujur dekorasi di kafe kolaborasi ini terlihat cukup nanggung. Pada saat kami mengunjungi tempat ini, dekorasi yang terlihat hanyalah beberapa standee karakter, dekorasi kecil di tembok (stiker sepertinya), hiasan di meja serta beberapa poster besar. Sekilas sih terlihat kalau ini memang benar sedang berkolaborasi dengan Honkai Impact 3rd, namun entah kenapa saya merasa dekorasinya kurang maksimal saja. Tetapi jika mengingat penyajian makanan di hari pertama dilakukan seadanya, dan baru diperbaiki di hari kedua, bisa jadi dekorasi ini akan diperbaiki di kemudian hari selama masa kolaborasi masih berlangsung. (Dan benar saja, saat artikel ini naik muat ternyata dekorasi di Warung Koffie Batavia terlihat jauh lebih baik.)

Ambience di dalam kafe masih belum terasa Honkai Impact karena musik yang diputar masih standar playlist musik kafe Ibukota pada umumnya. Barulah di hari ketiga experience di kafe ini mulai membaik karena pihak kafe sudah memainkan BGM dan character song Honkai Impact 3rd lengkap dengan video konsernya. Meskipun musik dan video diputar terpisah alias tidak sinkron namun menurut saya experience di hari ketiga itulah experience yang pas untuk kafe ini.

Kini Mari Bahas Makanannya

Makanan yang disediakan dalam bentuk paket-paket tertentu sempat memberikan dilema bagi saya. Saya ingin mencoba makanan segar berkuah yang ramai menjadi bahan pembicaraan di lingkungan pergaulan saya. Namun, ada rasa bimbang mengingat paket ini dikombinasikan dengan minuman sirup fusion. Hal ini membuat saya merasa sayang karena kerjasama ini dilakukan dengan kedai kopi di daerah Metropolitan Jakarta sehingga sudah tentu kita harus merasakan apa yang menjadi menu andalan mereka, kopi. Saya memesan paket yang mengkombinasikan Kopi Peranakan dengan Martabak Manis Mini… Mantap Maan.

Setelah usai memesan, paket hidangan pun hadir, sebuah cup kopi dengan sleeve bertemakan Mihoyofest dengan sebuah boks berisi makanan yang saya pesan. Pemilihan boks makanan sebagai alat penyajian makanan memberikan saya kesan yang beragam. Di satu sisi, boks makanan ini akan terlihat lucu dan menarik sekaligus praktis karena memudahkan untuk segera take-away-cabs-pulang ketika waktu untuk bersantap yang terbatas telah habis, tetapi ketika saya mencoba untuk membuka boks tersebut untuk menikmati makanannya, keindahan dan kemeriahan di sisi luar akan bertolak belakang dengan tampilan sisi dalam yang terlihat sepi, hampa, dan sintetik jika dibandingkan disandingkan dengan hidangan yang disediakan. Warna putih dalam boks terlihat tidak mentereng jika disandingkan dengan warna hitam, coklat, ataupun kuning keemasan.

Pemilihan nama martabak dibanding terang bulan ataupun hok lopan tentu saja dapat memancing kontroversinya sendiri. Namun, sempat timbul perasaan skeptis pada saya mengenai penyajian martabak manis ini. Stroberi? Garnish mewah macam apa ini untuk sebuah martabak manis? Ternyata skeptisisme saya dapat dibantah dengan baik oleh martabak manis ini, rasa martabak manis yang tidak sekuat rata-rata martabak manis yang pernah saya makan ternyata akan menjadi sebuah simfoni ketika dikombinasikan dengan garnish merah merona tersebut. Rasa manis gurih martabak kacang-keju-coklat-susu dengan basis kue yang empuk ternyata memberikan saya pengalaman baru ketika dikombinasikan dengan stroberi yang asam, manis, serta juicy ketika sari-sarinya menyembur pada setiap gigitan di mulut.

Minuman kopi yang menemani martabak manis ini pun cukup menarik bagi saya. Rasa kopi peranakan ini tidak terasa jauh berbeda dengan kopi yang biasa saya minum, walaupun jika direnungkan lebih jauh, tentu saja ada perbedaannya. Sayangnya sulit rasanya untuk menjelaskan apakah yang berbeda tersebut karena cita rasa kopi ditentukan mulai dari varian kopi tersebut apakah arabika, robusta, atau yang lain, hingga cara penyajian dan pemanggangan biji kopi akan memberikan rasa yang berbeda sehingga bisa dipahami jika ada yang menganggap bahwa rasa kopi ini biasa banget.

Besarnya animo penggemar Honkai cukup mengejutkan bagi saya, karena ketika saya hadir pada waktu jam makan siang, semua merchandise yang ada telah habis tandas diborong oleh pengunjung sehingga untuk mendokumentasikan seperti apa bentuk nyata merchandise tersebut tidak berhasil saya lakukan. Setidaknya berfoto dengan Kiana, Bronya, dan Raiden cukup menghibur bagi saya.

Oh iya mengenai ketersediaan merchandise, ada satu hal yang cukup saya sesalkan yaitu sistem untuk mendapatkan merchandisenya. Sejak pertama kali reservasi melalui WhatsApp memang saya sudah diberi tahu bahwa ketersediaan merchandise itu terbatas. Saya kira selama saya sudah reservasi saya bisa mendapat chance untuk membeli merchandise, terlebih saat saya tiba di sana nama saya berada di paling atas daftar reservasi. Tetapi karena saat datang sudah ramai, ternyata merchandise pun sudah ludes habis terjual. Saat saya bertanya kepada staf kafe, ternyata merchandise sudah ludes terjual sejak kafe pertama buka karena sudah ada yang datang. Jadi, posisi paling atas di antrian tidak menjamin saya mendapat chance membeli merchandise. Mungkin akan lebih baik jika untuk pemesanan merchandise bisa dilakukan berbarengan dengan reservasi sehingga jauh sebelum datang pengunjung sudah bisa tahu apakah ia akan bisa mendapatkan merchandisenya atau tidak.

Closing Verdict

Jika ditanya “bagaimana penilaian overall mengenai HoYo-FEST di Warung Koffie Batavia Jakarta?” sebenarnya penilaian kami, mungkin ini terdengar cukup diplomatis tetapi memang pada dasarnya penilaian kami tentang HoYo-FEST berada di posisi pertengahan antara “cukup oke” dan “masih banyak yang bisa ditingkatkan”. Kami menganggap kafe HoYo-FEST ini cukup oke karena memang sesuai ekspektasi akan concept cafe pada umumnya, perbandingan price-performance menu makanan sudah pasti akan timpang karena concept cafe sudah dikenal dengan menu yang dijual di atas harga rata-rata dan payoff untuk harga tersebut adalah experience konsep yang disajikan. Bagian experiencelah yang menurut kami “masih banyak yang bisa ditingkatkan”, terutama dari dekorasi dan mood suasana kafenya. Sangat besar harapan kami semoga saat tema Tears of Themis dan Genshin Impact nanti experience di kafe HoYo-FEST ini bisa tampil all-out sejak hari pertama.

hoyofest
Tentu saja tak lengkap rasanya tanpa hidangan legendaris ini

KAORI Newsline | Oleh Rafly

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses