Pengantar

Klub Baca Manga KAORI berlanjut ke bulan November 2021. Kegiatan ini diadakan sebagai suatu kesempatan bagi peserta untuk menambah ragam bacaan manga, dengan mencoba membaca seri-seri di luar majalah atau kelompok demografi yang biasanya dibaca.

Kegiatan ini dilakukan dengan format sederhana, yaitu setiap bulan dipilih satu majalah manga sebagai sumber bacaan, dan peserta cukup membaca setidaknya satu judul manga yang pernah dimuat di majalah tersebut (disarankan memilih manga yang tidak sedang dibaca atau belum pernah dibaca sebelumnya). Pilihan majalahnya setiap bulan akan diselang-seling antara majalah shoujo/josei dan majalah shonen/seinen. Kemudian di hari Minggu terakhir setiap bulan akan diadakan obrolan di Discord KAORI Nusantara untuk membahas komik-komik yang telah dibaca di bulan tersebut. Kegiatan ini tidak hanya terbuka bagi staf KAORI, tapi juga bagi #Kaoreaders yang berminat.

Edisi November 2021:Weekly Shonen Sunday

Majalah yang terpilih untuk sesi Klub Baca Manga di bulan November 2021 adalah majalah shonen, Weekly Shonen Sunday. Majalah ini diterbitkan oleh Shogakukan. Terbit sejak 1959, majalah ini telah memuat berbagai seri shounen populer seperti Detective Conan Inuyasha, Urusei Yatsura, dan lain-lainnya.

Pada diskusi yang dilaksanakan tanggal 28 November pukul 16.00 di Discord, ada empat komik Weekly Shonen Sunday yang dibahas yaitu: Sousou no Frieren (Kanehito Yamada dan Tsukasa Abe), Lies of the Sherriff Evans (Mizuki Kuriyama), Detektif Conan (Aoyama Gosho), dan Ryuu to Ichigo (Mitsuharu Yamamoto). Berikut adalah ringkasan isi komik-komik tersebut beserta beberapa komentar menarik dari peserta diskusi.

Sousou no Frieren

© Shogakukan Inc. 2021

Frieren adalah seorang elf yang hidup selama ribuan tahun dan tidak begitu peduli dengan kehidupan manusia. Dalam perjalanannya, dia turut bertualang selama 10 tahun bersama hero manusia bernama Himmel dan kawan-kawannya untuk mengalahkan demon king. Setelah misi mereka selesai, mereka berpisah jalan sebelum berkumpul kembali 50 tahun kemudian untuk melihat hujan meteor yang nampak setiap 50 tahun sekali. Himmel yang sudah lanjut usia wafat tidak lama kemudian, dan hal itu memicu Frieren untuk ingin lebih memahami manusia yang hidupnya singkat.

Bagi Editor The Indonesian Anime Times, Halimun, komik ini mampu menggambarkan soal waktu dengan sangat menarik, misalnya dari penggunaan montage untuk menampilkan rentang waktu yang bervariasi dari puluhan tahun sampai hanya beberapa hari atau jam saja. Kontras antara bagaimana Frieren yang sudah berusia 1000 tahun mempersepsikan waktu dengan manusia yang umurnya lebih pendek, mampu menggambarkan bagaimana rentang waktu yang terasa singkat bagi Frieren merupakan masa yang cukup lama bagi manusia, entah itu individunya atau masyarakatnya, untuk mengalami banyak perubahan.

Jadi meski tokoh utamanya elf yang berumur panjang, komik ini justru membuat kita termenung mengenai singkatnya hidup manusia dibandingkan dengan panjangnya perjalanan sejarah dunia. Terlihat juga meskipun berumur pendek, manusia saling terhubung atau setidaknya berusaha untuk terus saling terhubung melintasi perbedaan waktu yang jauh melalui warisan memori, pengetahuan, hingga artifak seperti monumen.

Editor The Indonesian Anime Times lain, Dany, melihat ada perasaan mono no aware yang sangat kentara di komik ini, paling utamanya adalah bagaimana komik ini menceritakan battle dengan lawan yang kebanyakan disederhanakan menjadi 1 halaman saja. Komik ini seolah lebih tertarik menggambarkan interaksi antar karakternya sebelum dan sesudah battle. Bukan berarti tidak ada battle yang lebih dari 1 halaman. Hanya saja, bahkan ketika adegan pertarungannya cukup panjang, fokusnya masih ke bagaimana kedua kubu yang bertarung itu “berdialog”. Battle seolah-olah digambarkan bukan sebagai klimaks dari cerita, tapi sebagai cara para karakternya saling berkomunikasi.

Estetika Mono no aware membuat feeling komik ini justru lebih mendekati komik iyashikei daripada komik petualangan-fantasi; Tensi ceritanya yang kalem, adegan battle-nya tidak terasa battle, dan banyak mengajak pembaca merenungi hal-hal kecil. Mungkin komik ini bisa jadi alternatif buat pembaca yang jenuh dengan cerita action ala shonen yang penuh tensi.

Lies of the Sherriff Evans

© m&c! © Shogakukan Inc. 2021

Bersetting di suatu tempat di Wild West, hiduplah seorang sheriff bernama Elmore Evans. Dia adalah seorang jago tembak yang kemampuannya ditakuti oleh semua penjahat. Sialnya, kemampuan menembak penjahat tidak berbanding lurus dengan kemampuannya menembak hati wanita..

Menurut Dany, komik ini mengingatkannya sama perkataannya Miing Bagito: “Orang ketawa bukan karena lucu, tapi karena paham”. Komik ini membangun komedinya dengan membuat pembaca paham bahwa semua ini hanya misunderstanding. Para tokohnya banyak ditempatkan pada situasi di mana mereka salah mengartikan situasi sehingga akhirnya melakukan hal-hal yang unexpected dan bodoh.

Di sisi lain, gaya komedi ini juga mengingatkan Dany bahwa komunikasi antar manusia itu tidak semudah yang dikira. Manusia bukan robot. Komunikasi terkadang menjadi njelimet karena alasan-alasan yang sebenarnya tidak perlu. Evans dan komik-komik sejenis bisa menjadi sesuatu yang mengkritik sekaligus mentertawakan hal ini. Seandainya Evans dan Oakley mau melepas ego masing-masing dan jujur dengan perasaan mereka, hampir semua masalah di komik ini akan selesai. Sialnya, komunikasi itu tidak semudah yang kita semua kira, dan pembaca pasti sangat paham.

Pada sesi diskusi, ada pembahasan menarik tentang narasi cerita romansa misunderstanding yang sepertinya cukup masyur digunakan saat ini. Cerita-cerita romance comedy seperti Kaguya-sama: Love is War, Komikus Shojo Nozaki, atau bahkan Grand Blue cukup sering menggunakan narasi ini. Komikus Inuyasha Rumiko Takahashi pernah membahas bagaimana dia mengimplementasikan narasi ini di ceritanya sehingga membuat komiknya terasa lebih menarik.

Detektif Conan

meitantei conan weekly shonen sunday
© Elex Media Komputindo © Shogakukan Inc. 2021

Shinichi Kudo adalah seorang detektif SMA ternama di Jepang pada era Heisei yang mengagumi Sherlock Holmes. Saat mengajak teman masa kecilnya berwisata ke Tropical Land, ia menyaksikan transaksi ilegal dan hendak dibunuh dengan racun eksperimental Apotoxin 4869. Namun ketika terbangun, badan Shinichi telah mengecil setara dengan anak 6 tahun. Akhirnya Shinichi mencoba mencari cara untuk kembali ke tubuh asalnya sembari memecahkan berbagai kasus di sekitarnya dengan identitas barunya: seorang anak kecil bernama Conan Edogawa.

Menurut Panji dari Conan Fans Club, komik Detektif Conan ini unik karena sebenarnya memiliki genre yang sebenarnya beragam sehingga bisa dinikmati banyak kalangan. Selain itu, komik ini memiliki kompleksitas yang lengkap dan trivia keilmuan karena peran dari adik mangaka Gosho Aoyama-sensei yang memiliki latar belakang sebagai insinyur dan dokter, sehingga cerita Detektif Conan hampir mendekati kenyataan di dunia kita. Poin Panji ini menarik didiskusikan karena memang kalau dipikirkan, komik Detektif Conan memang memiliki genre yang beragam. Misteri ada, romansa ada, action ada, bahkan sport juga ada. Sepertinya, hal ini dapat menjadi salah satu poin plus dari Detektif Conan sehingga mampu menjangkau pembaca yang luas.

Selain itu, ada diskusi yang menarik mengenai plotting cerita Detektif Conan yang biasanya memiliki B-Story selain cerita misteri itu sendiri. Dalam tiap kasus yang coba dipecahkan Conan, biasanya ada subplot yang sebenarnya tidak berhubungan dengan kasusnya tapi menjadi bumbu-bumbu dari kasus yang ada. Terkadang ini berhubungan dengan kisah romansa Ran dan Conan, terkadang ini berhubungan dengan organisasi hitam, terkadang juga berhubungan dengan worldbuilding dunia Conan itu sendiri.

Ryuu to Ichigo

weekly shonen sunday
© Shogakukan Inc. 2021

Ichigo Aida merupakan remaja SMP yang dipanggil ke ruangan BK karena menghajar temannya dengan kursi dalam sebuah perkelahian. Miyamura, guru BK di sekolahnya, mengajak Aida bermain shogi sembari menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Namun setelah beberapa langkah, Miyamura menyadari Aida memiliki bakat terpendam di bidang shogi. Dia memutuskan mengajak Aida ke salah satu turnamen shogi lokal untuk mengetahui seberapa jauh Aida mampu bersaing di olahraga ini.

Komik ini merupakan komik baru karya mangaka Hibiki: Kiat Menjadi Novelis, Mitsuharu Yamamoto. Meskipun sudah terbit lima volume di Jepang, fan translation komik ini baru muncul sebanyak satu chapter di internet. Halimun mewajarkan hal ini karena menurutnya komik ini cukup menantang untuk diterjemahkan. Ada aspek institusional dari shogi (sistem pemain profesional, ranking pemain, turnamen, dll.) yang perlu dijelaskan ke pembaca agar pembaca dapat memahami nuance dari cerita ini.

Menurut Dany, komik ini terasa Hibiki banget. Selain gaya gambarnya, Aida sudah diperlihatkan menghantamkan kursi ke kepala teman sekelasnya di tiga halaman awal, kelakuan yang mengingatkannya ke karakter utama Hibiki: Kiat Menjadi Novelis. Ada kritik tentang gaya gambar Yamamoto-sensei yang kadang memiliki perspektif jelek atau badan karakternya tidak proporsional. Namun menurut Halimun, gaya gambar yang apa adanya tersebut malah cocok untuk menggambarkan gaya penceritaan Yamamoto-sensi yang blak-blakan. Secara umum, komik ini memiliki charm yang kurang lebih sama dengan Hibiki.

Topik Bulan Desember 2021: Sho-Comi

Di bulan Desember, Klub Baca Manga KAORI akan kembali membahas majalah shoujo Sho-Comi terbitan Shogakukan. Terbit sejak 1968, majalah ini telah memuat berbagai seri populer seperti Fushigi Yugi, Wandering Sun, Absolute Boyfriend, dan So Cute It Hurts. Obrolan mengenai komik-komik dalam majalah ini akan dilakukan pada tanggal 26 Desember 2021 mendatang.

Tertarik mengikuti diskusinya? Yuk ikuti diskusinya pada tanggal 26 Desember pukul 16.00 besok di Discord KAORI Nusantara. Discord-nya sendiri dapat dikunjungi melalui tautan berikut: https://discord.gg/9WGNKht

KAORI Newsline

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses