Ahem, kali ini dalam mode serius. Saya kembali untuk mengulas kembali salah satu novel visual yang baru dirilis belakangan ini, dengan cerita yang bisa dikira dengan tambahan plot twist cukup membingungkan. Yap, simaklah ulasan novel visual berjudul Ever Maiden ini!

Ever Maiden ~Daraku no Sono no Otome-tachi~
Alouette & Rook (© Liar-soft)

Ever Maiden atau dengan judul lengkapnya Ever Maiden ~Daraku no Sono no Otome-tachi~ (エヴァーメイデン ~堕落の園の乙女たち~) adalah sebuah novel visual dengan tema yuri dan horror yang diproduksi oleh Liar-soft (Kusarihime, Adabana Itan, dan lain-lain) pada 25 Februari 2022. Dengan rating untuk 18 tahun ke atas, Ever Maiden pun disajikan secara singkat, padat, dan jelas. Ever Maiden dikerjakan oleh beberapa orang yaitu Nozomu Umihara (Adabana Itan) sebagai penulis skenario dan Ryuuko Ooishi (Adabana Itan) menjadi ilustrator sekaligus seorang yang mendesain karakter dalam novel visual Ever Maiden ini. Dalam hal musik terdapat Rita sebagai penyanyi lagu OP dan penulis lirik lagu utama, bersama dengan Blueberry&Yogurt, Shin’ichirou Matsumoto, dan Momoko Sapporo bekerja sama untuk lagu BGM dan lagu pembuka dari novel visual ini.

Ever Maiden ~Daraku no Sono no Otome-tachi~
Macaw & Pavone (© Liar-soft)

Ever Maiden dibuka dengan latar utama yaitu sebuah sekolah tertutup yang dihalangi oleh kabut yang tebal dan tumbuhan berduri. Sekali murid memasuki sekolah ini mereka tidak bisa keluar, dan kesempatan pintu sekolah terbuka hanya karena berbagai alasan khusus. Sekolah tersebut bernama Puelarium, sekolah khusus gadis yang mana para siswi tersebut melatih diri mereka untuk menjadi Ever Maiden atau Gadis Abadi yang memiliki tujuan untuk “menyelamatkan dunia” dengan kekuatan super yang disebut dengan Ether. Di dalam sana terdapat sebuah legenda, di mana jam besar yang ada di Puelarium akan berbunyi bersama dengan lonceng memberikan pertanda buruk yang membuat para siswi ketakutan setengah mati, hingga muncul seorang gadis tanpa pakaian sama sekali dengan ingatan yang samar bernama Alouette, yang sebenarnya disambut tidak begitu baik oleh kepala sekolah yang bernama Adler dan para siswi tingkat akselerasi yaitu Rook, Averla, Robin, Pavone, Canary, serta Macaw. Namun karena berbagai alasan Alouette pun menjadi siswi di Puelarium. Tetapi Alouette tidak tahu bahwa sekolah khusus gadis tersebut menyimpan banyak rahasia…


Catatan: Dari bagian ini adalah bagian pendapat pribadi dan sedikit spoiler mengenai cerita dalam novel visual Ever Maiden, jadi berhati-hati!

Ever Maiden ~Daraku no Sono no Otome-tachi~
Canary & Robin (© Liar-soft)

Atmosfir yang mencekam

Sesuai dengan sinopsi yang diberikan, atmosfir Puelarium yang memilik atmosfir seram nan misteri ini menjadi perhatian saya ketika memainkan novel visual ini. Hadirnya masalah intrik dengan para siswi aksel alias siswi khusus yang menjadi calon Ever Maiden menjadi menarik untuk membongkar inti masalah dalam cerita Ever Maiden yang meskipun di akhir merasa ada yang kurang.

Hadirnya berbagai perspektif

Cerita dalam novel visual ini tidak hanya berpusat pada Alouette yang menjadi sudut pandang utama dalam cerita, melainkan terdapat beberapa sudut pandang dari para siswi aksel ini yang akan menjelaskan serta mempersembahkan karakteristik yang unik dalam setiap karakter. Seperti Alouette yang penasaran dengan rahasia Puelarium, Rook yang diam-diam memiliki masalah kompleks, sampai Averla yang ternyata tak diduga sifat aslinya.

© Liar-soft

Latar & Desain karakter yang menarik

Perlu diingat bahwa Ever Maiden ini hadir untuk usia 18 tahun ke atas, yang sudah jelas bahwa ilustrasi dan desain karakter yang gawat tapi lumayan lucu, yang sebenarnya bagi saya sendiri novel ini tidak hanya dari cerita saja menarik, namun dari karakter itu sendiri yang berhasil mencerminkan karakter itu sendiri. Seperti Rook atau Robin dengan tampak dan tatapan yang dingin. Selain itu, latar digambar yang sederhana namun mencekam sesuai dengan isi cerita yang membuat pemain dapat menyukai latar dan karakter dalam Ever Maiden ini.

Cerita dengan plot twist yang membingungkan

Saya pribadi tentu saja menikmati cerita ini. Meskipun begitu terkadang saya bingung sendiri dengan maksudnya apa, meskipun mengerti sedikit mengenai konteks isi terhadap hal saintifik yang perlu dipikir berkali-kali untuk memahami unsur teknologi dan Ether itu sendiri. Namun untuk pemain lain mungkin dapat memahami isi novel visual ini ketika bermain.

Penggunaan bahasa yang sulit

Yang perlu diketahui bahwa Ever Maiden adalah seri yang masih dalan bahasa aslinya yaitu Bahasa Jepang. Ehem, dalam memainkan novel visual ini, sangat membutuhkan pikiran yang panjang dan juga kamus untuk memahami isinya, dan terlebih lagi kanji dalam bahasa Jepang yang agak rumit. Tentu saja meskipun bahasa yang sulit, membuat pemain (atau saya) menjadi tertantang.

Cerita Sederhana dan Kompleks

Setelah saya memainkan Ever Maiden ini adalah cerita yang dikemas secara sederhana namun terdapat khasnya sendiri yaitu ke-kompleksan ceritanya. Terutama dalam latar cerita ini yaitu Puelarium. Meskipun karakternya juga memiliki cerita kompleks masing-masing. Tentu juga membuat anda berpikir mengapa saya main novel visual seperti ini. 🤣

Peforma Seiyu & Musik yang Top

Kenapa saya bertahan dalam novel visual ini? Selain atmosfir yang saya sangat sukai, peforma seiyunya pun perlu diacungkan jempol. Dikarenakan cocok sekali dengan karakter yang diperankan, tidak hanya itu kebanyakan seiyu dari Ever Maiden ini adalah seiyu novel visual kelas kakap, yang tentu saja patut didengarkan dan dirasakan. Tidak hanya itu BGM dan musik dari Ever Maiden ini digambarkan sesuai dengan konteks cerita yang pas 100%.


Olor & Alouette (© Liar-soft)

Dalam novel visual Ever Maiden yang dibahas adalah konteks psikologis dan suatu kondisi menarik. Mengapa saya mengetik seperti ini? Karena pada akhirnya psikologis para karakter yang terbilang agak tergoyah karena suatu hal menjadikan Ever Maiden sebuah novel visual yang bisa memengaruhi. Dan mengenai suatu kondisi spesial adalah kondisi seseorang jatuh hati. Bayangkan ketika anda menyukai seseorang namun dibatasi karena beberapa alasan. Bukankah itu bisa memengaruhi psikologis anda?

Penggambaran kisah cinta dan masalah di antara beberapa karakter ini tergambar dengan baik, dan pada akhirnya sebenarnya ada satu hal yang saya dapat simpulkan mengenai hal cinta dan mencintai. Cinta itu tidaklah dosa namun yang menjadi kesalahan (dosa) adalah tidak menerima perasaan itu, cinta melintasi ruang dan waktu, dan seseorang pun dapat nekad karena dasar cinta.

KAORI Nusantara | Oleh Widya Indrawan

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses