Ulasan Anime: Ghost In The Shell Arise – Alternative Architecture

0

Untuk penggemar anime lawas, mungkin nama Major Motoko Kusanagi terdengar tak asing lagi, begitu pula dengan judulnya. Ghost In The Shell adalah sebuah seri frachise yang berawal dari sebuah manga karya Shirow Masamune. Karena sebagian besar isi dari seri anime terbarunya kali ini adalah rekap episode dari OVA Ghost In The Shell – Arise, maka ulasan ini sudah sekaligus mengulas impresi terhadap interpretasi alternatif dari dunia cyberpunk yang ditawarkan oleh Masamune-sensei ini.

GITS-A (singkatan untuk Ghost in The Shell – Arise) adalah sebuah proyek adaptasi alternatif kedua (ketiga, jika 2.0 dan Innocence juga termasuk) dari Ghost In The Shell yang ditawarkan oleh sutradara Kazuchika Kise (Blood C, Yuyushiki) dan Tow Ubukata (Mardock Scramble, Psycho Pass 2) selaku Series Composition. Dan jelas, dalam hal ini adalah sebuah cerita lepas alih-alih kelanjutan dari adaptasi yang lainnya seperti Stand Alone Complex yang dikerjakan oleh Kamiyama Kenji maupun adaptasi pertamanya yang dikerjakan oleh Mamoru Oshii.

Different people, same badassery
Different people, same badassery

GITS-A sendiri berfokus pada kisah Mayor Kusanagi Motoko selepas meninggalkan kemiliteran akibat sebuah insiden kematian salah seorang petingginya dan bersama Daisuke Aramaki dari kepolisian membentuk regu serbu yang kemudian lebih dikenal sebagai Section 9. Selain itu, ARISE juga memiliki subplot menarik tentang perburuan teroris berjulukan “Fire Starter” yang memiliki virus perusak bernama cyberbrain. Tutur cerita dalam kedelapan episode recap di ARISE ALTERNATIVE ARCHITECTURE sendiri tidak linear sehingga butuh beberapa waktu untuk mampu merangkai ceritanya hingga sampai dua episode terakhir.

Dengan desain yang berbeda dari Stand Alone Complex, Motoko yang terlihat lebih serius dan kaku lantas tak membuat akting suara dari Maaya Sakamoto jadi tidak menarik. Meski dengan jajaran pengisi suara yang berbeda, interaksi antar calon anggota Section 9 tetap terasa akrab seperti masa saat Atsuko Tanaka dkk mengisi suara.

Musik atmosferik gubahan Cornelius pun senada dengan tema cyberpunk yang diusung serialnya. Juga, dengan komposisi ‘less telling, more showing’ agak sulit dicerna oleh penonton baru yang terbiasa dengan kartun aksi berbobot ringan namun tak menghilangkan keseruan konten aksinya sendiri.

gits-a1
Kusanagi Motoko dalam aksinya

Bagi yang kesulitan mencari faktor moe dalam anime serius ini juga akan tetap terhibur dengan munculnya robot Intelegensia Buatan serbaguna bersuara imut yang disuarakan oleh Miyuki Sawashiro, Logicoma. Tingkahnya yang kekanak-kanakan sesekali malah terlihat lebih manusiawi dengan karakternya sendiri, seakan memperjelas tema ‘kemanusiaan dan teknologi’ yang ingin disampaikan oleh serialnya sendiri.

gits-a1

Kurang lebih, Ghost In The Shell Arise direkomendasikan kepada penggemar sains fiksi yang mencari anime dengan struktur plot yang matang, maupun penggemar Ghost In The Shell yang tak keberatan dengan satu lagi interpretasi alternatif dari seorang Motoko Kusanagi.

Semoga film layar lebarnya yang akan dirilis tak lama lagi semakin memuaskan para penggemar lama maupun penonton barunya.

KAORI Newsline | Diulas oleh Adrienne Marsh, seorang penulis resensi bebas yang terjebak antara dunia halal dan dunia haram. Karya tulisnya yang jarang di-update dapat diikuti lewat http://www.wattpad.com/user/AdrienneMarsh atau suatu tempat di facebook.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses