Islam Film Festival 2015: Menjembatani Islam dan Jepang

0

Islam Film Festival

Takayuki Fujimoto. Seorang Backpaker dan penggila film asal Tokyo yang pernah bertemu Taliban saat berada di Pakistan akan menggelar sebuah festival film bertema Islam di Tokyo. Dengan mengusung nama Islam Film Festival 2015, festival ini digelar untuk lebih mengenalkan Islam kepada masyarakat Jepang dan menepis persepsi bahwa Islam identik dengan Terorisme. Lebih jauh, Fujimoto menyatakan bahwa dengan adanya festival ini, masyarakat Jepang akan mendapat kesempatan untuk mengenal Islam dengan lebih jernih.

Sebagaimana dilansir dari Asahi Shinbun film-film yang akan diputar adalah film-film pilihan yang akan memberikan gambaran lebih lanjut mengenai masalah-masalah yang dihadapi banyak negara Islam di balik aksi Terorisme.

“Saya harap festival ini akan memberikan gambaran lebih lanjut mengenai realitas di negara-negara Islam dan memungkinkan para pengunjung untuk “berjalan-jalan” di negara-negara ini melalui film,” kata Fujimoto.

“Saya tidak punya niat untuk membela teroris, namun kecuali kita memahami akar permasalahan di balik aksi-aksi tersebut, kita tidak akan pernah bisa melawan terorisme.”

Islam Film Festival

Takayuki Fujimoto

Fujimoto mengatakan bahwa dirinya terganggu dengan jurang persepsi antara laporan media mengenai para ekstrimis Islam dan orang-orang yang ditemuinya di masa lalu.

Di masa lalu, selama 18 bulan mengelilingi 28 negara di Asia dan Eropa, Fujimoto bertemu dengan banyak Muslimin yang damai. Bahkan anggota Taliban yang ditemuinya saat berada di Pakistan sempat mengajaknya berdialog.

Kegelisahan Fujimotmo mengenai laporan media mengenai kelompok teroris ISIS mendorongnya untuk memutar film-film mengenai Islam pada festival film independen yang digelar bersama teman-temannya sejak tahun 2011.

Islamic Film Festival 2015, yang akan digelar dari 12 sampai 18 Desember 2015 di teater Eurospace di Shibuya Ward, akan memutar sembilan film yang akan memperlihatkan pengalaman hidup umat Muslim di daerah konflik.

Beberapa film yang akan diputar, di antaranya adalah film asal Pakistan berjudul “Khuda Kay Liye,” yang menceritakan dua bersaudara musisi yang hidupnya berubah setelah munculnya Taliban dan peristiwa 9/11 di Amerika Serikat.

“Timbuktu,” drama hasil kerjasama Prancis dan Mauritania, yang masuk nominasi Best Foreign Language Film pada Academy Awards 2015, juga akan ditampilkan di festival ini sebelum dirilis dibioskop pada bulan Januari mendatang.

Film ini menggambarkan bagaimana sebuah kota di Mali berubah setelah diduduki oleh kelompok ekstrimis Islam dan bagaimana penduduk setempat melakukan perlawanan terhadapnya.

Perhelatan ini akan dibanderol dengan tiket masuk sebesar 1300 Yen atau sekitar 150 ribu Rupiah untuk orang dewasa dan tiket sebesar 3300 Yen atau sekitar 380 ribu Rupiah untuk tiket selama tiga hari.

Khusus untuk pemutaran film “Timbuktu” akan dibanderol harga sebesar 1800 Yen atau sekitar 200 ribu Rupiah maupun 1400 Yen atau sekitar 160 ribu Rupiah untuk pemesanan lebih awal.

Akan digelar pula diskusi yang menampilkan fotografer, penulis, maupun peneliti mengenai permasalahan Islam setelah pemutaran film.

Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada tautan berikut ini.

KAORI Newsline

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses