Bermimpi untuk menjadi idol maupun mengagungkan sang idola? Ada sisi gelap, harga mahal yang harus ditanggung sang bintang untuk berada di puncak ketenaran.
Laporan BBC mengenai dunia hiburan Jepang menulis bahwa gaji artis di Jepang dan Korea Selatan sangat rendah dan terikat dengan kontrak yang sangat ketat. Di antaranya, larangan untuk menjalin hubungan dan perlu izin untuk menikah. Minami Minegishi yang menjadi anggota grup idola AKB48 “menerima hukuman” yang sangat berat, mencukur rambutnya, karena berpacaran.
Ketatnya peraturan di Jepang bahkan lebih parah ketimbang apa yang ada di industri hiburan Amerika Serikat pada tahun 1940-an.
Pada kasus lain, artis Taiwan Chou Tzuyu “ditekan” untuk meminta maaf karena mendukung kemerdekaan Taiwan. Hal ini menimbulkan perdebatan di Taiwan dan sebagian menilai manajemen sang artis, yang berlokasi di Korea Selatan, ingin memuaskan permintaan dari Tiongkok.
Selain itu, grup SMAP yang sempat diisukan bubar dipaksa untuk meminta maaf kepada publik oleh sang bos, Johny Kitagawa, sang pendiri agensi Johny’s.
Media massa Jepang pun tidak kuasa untuk menjalankan fungsinya sebagai pilar keempat demokrasi. Media massa mainstream Jepang dituding tidak berani mengkritisi kroni Johny, yang menguasai segala penjuru dunia hiburan Jepang
Hal yang sama juga terjadi di Indonesia di mana media massa, termasuk media online, sulit untuk mengkritik fenomena-fenomena yang ada di pergerakan industri hiburan saat ini. Risiko tidak bisa mengikuti coverage dan kelewatan scoop pemberitaan tampaknya terlalu besar untuk ditanggung oleh sang media.
Apapun hasilnya, situasi di Jepang dan Korea Selatan tersebut mencerminkan sisi gelap di balik sinar terang seorang bintang (yang dalam tahap tertentu, mulai ikut terjadi pula di Indonesia.)
KAORI Newsline
Artikel ini telah diralat pada 2 Februari 2016, 2040 WIB. Versi sebelumnya menyebutkan bahwa Minami Minegishi pernah menjadi anggota AKB48 dan menimbulkan kesan bahwa ban yang ia alami bersifat permanen. Bagian menerima hukuman kini diberikan tanda petik sesuai dengan narasi artikel bahwa kemungkinan sang artis dipaksa untuk meminta maaf oleh manajemen.