Di tengah riuh rendahnya Musaigen no Phantom World dan Boku Dake ga Inai Machi, anime Shouwa Genroku Rakugo Shinjuu menjadi tontonan yang membawa angin segar pada musim dingin 2016 dan memberi sentuhan berbeda dari anime-anime umumnya. Intrik batin antara dua orang sahabat dengan latar kesenian tradisional Jepang, Shouwa Genroku Rakugo Shinjuu tidak sekadar menghibur namun menghadirkan pengetahuan dan refleksi bagi penontonnya.

Idealisme, Rasa Iri, dan Cemburu Berujung Dendam dalam Narasi Rakugo

Ceritanya memang sedikit membingungkan: episode 1 yang berdurasi sekitar 48 menit adalah prolog dari episode-episode berikutnya; bagaimana Yotarou (Seki Tomokazu), seorang mantan narapidana, menjadi tergila-gila dengan rakugo dan menemukan rakugo sebagai penyelamat dirinya dari dunia kriminal tempatnya bernaung dahulu. Seketika setelah keluar dari penjara, ia pergi ke rumah Yakumo Yuurakutei (Kouichi Yamadera), seorang pencerita rakugo terkenal yang pernah tampil di penjara Yotarou. Keteguhan prinsip Yotarou mengubah pikiran Yakumo, yang sebelumnya dikenal tidak mau menerima anak didik.

showa-rakugo-1
Yakumo (Kikuhiko) di usia senja, Youtarou, dan Konatsu, anak Sukeroku.
Yotarou yang dirayu untuk kembali ke dunia kriminal oleh bosnya membuktikan dirinya dengan tampil di sebuah teater lokal dan menghibur para penonton, bahkan membuat bosnya tertawa di tengah pertunjukan. Namun keteledoran Yotarou yang tertidur saat acara rakugo nasional membuatnya diusir oleh Yakumo. Setelah memelas, Yakumo akhirnya mau menerima kembali Yotarou dan menceritakan kisah masa lalunya bersama Sukeroku (Akira Ishida), sebelum Perang Dunia II dimulai.

Sebelum memakai nama Yakumo, Kikuhiko adalah seorang anak-anak tanpa masa depan yang awalnya tidak mau mendalami rakugo. Pada hari pertamanya diadopsi ke rumah seorang pencerita rakugo, Kikuhiko tiba-tiba dihampiri oleh bocah lain yang menyebut dirinya Sukeroku. Dengan gaya yang jauh berbeda, Kikuhiko merasa inferior dibanding Sukeroku yang tidak perlu bersekolah, sudah lebih dahulu menguasai rakugo, dan bahkan dibawa oleh bapak angkatnya ke medan perang untuk menghibur tentara. Kikuhiko yang kehilangan kemampuannya berjalan dan hanya punya kemampuan rakugo pas-pasan pun sempat kehilangan semangat hidup; ia berusaha membuang rakugo dari dirinya hanya untuk kembali membacanya.

Setelah beberapa tahun, Kikuhiko dan Sukeroku diangkat menjadi futatsume dan nama mereka berdua semakin terkenal di Jepang. Hanya saja, rakugo yang dimainkan Kikuhiko berbeda jauh dari Sukeroku. Rakugo-nya Kikuhiko adalah rakugo yang dianggap luhur sedangkan Sukeroku memilih pendekatan populer, memodifikasi gaya berceritanya agar mudah diterima pemirsanya. Perbedaan mereka berdua tidak hanya sekadar gaya rakugo, Kikuhiko adalah contoh pria idaman yang membuat Miyokichi (Megumi Hayashibara) tertarik, sedangkan Sukeroku adalah tipikal pria penebar janji-janji kosong. Hubungan mereka menjadi semakin kompleks sampai akhirnya Kikuhiko berpisah dengan Sukeroku. Dari sini, idealisme, kecemburuan, dan cinta bersalut narasi rakugo mengantarkan penonton pada akhir tragis dan awal penuh harapan akan masa depan rakugo.

"Tense" dalam hubungan Kikuhiko dan Miyokichi.
“Tense” dalam hubungan Kikuhiko dan Miyokichi.

Menjembatani Rakugo dengan Pemirsa Anime

Shouwa Genroku Rakugo Shinjuu menjadi sangat spesial karena inilah anime pertama yang menyajikan rakugo dalam bentuk aslinya (berbeda dengan anime seperti Joshiraku.) Salah satu pengguna dalam situs jejaring sosial Reddit bahkan mengklaim anime ini direkomendasikan oleh Housei Tsukitei (pemain kawakan dalam Gaki no Tsukai) bagi orang yang ingin mengenal rakugo. Tidak hanya itu, Shouwa Genroku Rakugo Shinjuu juga menarik ditonton karena kekuatan drama yang membangunnya.

Dalam anime ini, rakugo berada sangat dekat dan membantu menghidupkan drama di baliknya. Bagaimana Sukeroku memainkan naskah rakugo kelas tinggi yang merupakan kepiawaian atasannya, pemain rakugo senior yang juga pemimpin Asosiasi Rakugo Jepang dalam promosinya sebagai shinuchi. Bagaimana rakugo yang didengar oleh Kikuhiko saat hendak mencari Sukeroku di kedai yang ia datangi membangunkan kembali memorinya tentang Sukeroku.

Bentuk rakugo yang dimainkan Sukeroku dan Kikuhiko juga menjadi topik menarik yang bisa berlaku universal selain dalam konteks rakugo di Jepang. Sukeroku memodifikasi rakugo sedemikian rupa sehingga melenceng dari “pakem” yang biasanya ada dalam pementasan rakugo sehingga menimbulkan cibiran. Perilakunya yang mendobrak pakem, dalam masyarakat di mana harmoni dianggap nomor satu, membuatnya dibenci oleh senior-seniornya. Keluhannya adalah, Sukeroku merusak rakugo. Di sisi lain, Kikuhiko membawakan rakugo sesuai dengan pakem sehingga menjadi salah satu pencerita yang dihormati senior-seniornya. Tetapi di balik hal tersebut, Kikuhiko selalu merasa iri, merasa bahwa dirinya inferior dibandingkan Sukeroku. Menariknya, Sukeroku justru menyatakan bahwa rakugo mereka berdua sebaiknya tetap ada secara berdampingan; rakugo Sukeroku yang menarik penonton umum yang kini bisa menemukan hiburan di mana saja, dan rakugo Kikuhiko yang melestarikan keaslian rakugo. Bila ditarik keluar dari konteks anime ini, Showa Genroku Rakugo Shinjuu menyajikan pertanyaan yang juga relevan terhadap fenomena serupa di Indonesia: apakah modifikasi terhadap kesenian tradisional dan menghadirkannya ke tataran pemirsa saat ini adalah bentuk pelestarian atau justru perusakan terhadap tradisi?

Kekuatan lain yang juga berperan fundamental dalam Shouwa Genroku Rakugo Shinjuu adalah seiyuu: bagaimana masing-masing seiyuu di balik kedua karakter utama mampu memberi kepribadian dalam rakugo yang mereka kerjakan. Baik Akira Ishida yang menghidupkan kepribadian Kikuhiko dengan rasa inferiornya, baik Yamadera yang mampu menghidupkan Sukeroku sebagai seorang berwatak kekanak-kanakan namun (terkadang) bisa berpikir bijak, Megumi Hayashibara yang mampu membawakan kepribadian nakal dan penuh kecemburuan seorang Miyokichi, maupun Yuu Kobayashi yang membawakan Konatsu dengan mulut kasarnya. Selain dari akting percakapan sehari-hari yang bagus, penonton juga bisa menikmati rakugo yang mereka bawakan, rakugo Kikuhiko dan Sukeroku dengan bentuknya masing-masing tanpa merasa jenuh atau bosan.

Satu lagi yang menarik dari anime ini adalah kemasannya: Shouwa Genroku Rakugo Shinjuu hadir dalam kemasan yang tidak terlalu jimplang bagi penonton anime kasual meskipun terasa sekali bahwa anime ini ditujukan untuk orang dewasa. Kedekatan Kikuhiko dan Sukeroku hadir sebagai teman sehidup semati dengan fanservice yang disukai oleh penonton wanita tanpa membuatnya terasa seperti bahan delusional fujoshi: misalnya dalam adegan Kikuhiko dan Sukeroku tidur bersama dengan pakaian setengah acak-acakan. Di sisi lain, fanservice dalam hubungan Miyokichi dengan Kikuhiko dan Sukeroku juga menari, disajikan begitu halus dan membangun drama, mulai dari rasa kagum dan cintanya Miyokichi terhadap Kikuhiko sampai rasa dendam yang timbul setelah Kikuhiko membuangnya hingga akhir hayatnya. Di sisi lain, tidak ada hal-hal spesial dalam animasi di seri ini, namun terbantu dalam faktor penyutradaan yang boleh dikatakan cukup.

Sisi humanis dari Kikuhiko
Sisi humanis dari Kikuhiko.

Anime “Underrated” yang Kaya Akan Drama dan Budaya

Pada akhirnya, Shouwa Genroku Rakugo Shinjuu berhasil menyajikan drama dan intrik sebagaimana yang hendak diceritakan oleh Kikuhiko, sudah menjadi Yakumo, pada episode pertama. Anime ini menyajikan gagasan yang menarik dengan eksekusi yang baik. Cerita rakugo mungkin terasa berat dan membosankan bagi yang tidak terbiasa menonton film-film “berat”, namun anime ini disarankan bukan hanya bagi siapapun yang membutuhkan alternatif lain di luar sangkar school life yang selalu ada setiap musimnya, tapi bagi siapapun yang hendak mendapatkan drama yang orisinal dan kaya akan budaya. Singkat kata: bagi yang mau berpikir. Anime ini juga disarankan untuk ditonton oleh mereka yang sedang mempelajari Jepang, yang merasa out of touch dengan pembelajaran drama Jepang di kelasnya, atau yang tidak bisa langsung menangkap apa itu rakugo hanya dengan menonton video YouTube-nya saja.

Syukurnya, anime ini akan berlanjut ke musim kedua dan selain membawa setting kontemporer dalam jalan ceritanya, tentunya ditunggu pula seperti apa drama yang hendak dibawa kali ini.

Positif

  • Cocok bagi orang yang hendak belajar rakugo atau hendak mencari tontonan out of the box
  • Pengembangan karakter yang luar biasa, didukung dengan pengisi suara yang mampu menghidupkan rakugo yang dibawakan Kikuhiko dan Sukeroku
  • Lagu pembuka yang terdengar “nakal” dan “menggoda” sembari tetap terasa relevan dengan suasana anime secara keseluruhan

Negatif

  • Animasi yang biasa-biasa saja
  • Karena ending-nya sudah dijelaskan di episode 1, penonton hanya bisa mengikuti jalan ceritanya dan berharap dapat ikut menikmati perjalanan Kikuhiko dan Sukeroku di dalamnya.

Yang Disayangkan

  • Sayang sekali anime dengan premis dan eksekusi sebagus ini kalah populer dengan anime lain pada masa tayangnya (hai, Bokumachi.)

KAORI Nusantara | oleh Kevin W

Karya Asli Komik buatan Haruko Kumota
Pengisi Suara Tomokazu Seki sebagai Yotarou
Akira Ishida sebagai Kikuhiko (Yakumo generasi kedelapan)
Chafurin sebagai Bansai Tsuburaya
Hiroshi Yanaka sebagai Yūrakutei (Yakumo generasi ketujuh)
Kappei Yamaguchi sebagai Amaken
Koji Yusa sebagai Mangetsu Tsuburaya
Kouichi Yamadera sebagai Sukeroku
Megumi Hayashibara sebagai Miyokichi
Shigeru Ushiyama sebagai Matsuda
Shinpei Hayashiya sebagai Master Nekosuke
Shou Sudou sebagai Ani-san
Yasuyuki Kase sebagai Yakuza Boss
Yu Kobayashi sebagai Konatsu
Sutradara Mamoru Hatakeyama (Sankarea)
Penulis Skenario Jun Kumagai (Hamatora, Galilei Donna)
Desain Karakter Mieko Hosoi (Aiura, Aoi Bungaku Series)
Musik Kana Shibue
Lagu Pembuka Usurahi Shinjuu oleh Megumi Hayashibara
Lagu Penutup tba
Studio DEEN
Situs resmi http://rakugo-shinju-anime.jp/
Twitter https://twitter.com/rakugoshinju
Mulai tayang pada 9 Januari 2016 pukul 0025 WIB

2 KOMENTAR

  1. Akhirnya ada yang ngereview.
    Anime ini bagus, bahkan bisa dibilang sangat Mature/Dewasa, dibandingkan dengan beberapa Anime yang memiliki Genre Seinen walaupun ceritanya sendiri masih Immature.

    Thx untuk ngereview

    Note: Anime ini sudah nggak Underrated lagi, namun masih sedikit yang nonton.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses