Selamat datang di rubrik Locomotive Sunday! dalam rubrik ini, KAORI akan membahas secara mendalam berbagai unit lokomotif dengan berbagai fakta menarik yang mungkin mengena di hatimu, di setiap edisinya. Simak juga KRL Wednesday yang fokus membahas rangkaian KRL!

Edisi kali ini hadir berbeda dari edisi-edisi sebelumnya. Sambil menemani anda menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini, kami masih akan membahas secara khusus tentang seri lokomotif diesel bertransmisi hidrolik lainnya yaitu BB 300, salah satu seri lokomotif yang dapat dikatakan sebagai lokomotif multifungsi.

Apa itu BB 300 ?

BB 300 adalah salah satu armada lokomotif milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang didatangkan oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKA), perusahaan kereta api (KA) di Indonesia pada saat itu pada dua periode yaitu pada tahun 1958 dan 1959 dari pabrikan Fried Krupp, Jerman (Barat, kala itu) sebanyak 30 unit dengan rincian 17 Unit pada tahun 1958 dan 13 unit pada tahun 1959. Selain untuk memenuhi kebutuhan langsir, tujuan lain lokomotif ini didatangkan untuk memenuhi kebutuhan lokomotif untuk dinas kereta penumpang feeder.

Spesifikasi Teknis BB 300 | (KAI)
Spesifikasi Teknis BB 300 | (KAI)

Dengan datangnya lokomotif ini perlahan-lahan tugas lokomotif uap sebagai penarik kereta feeder pun mulai tergantikan oleh lokomotif ini, selain kecepatan lokomotif ini yang dapat dipacu hingga 75 km/h lokomotif ini juga dapat melaju di rel ringan sekelas R25 maupun R33. Bentuk lokomotif ini juga unik karena ruang kabin kendalinya berada sedikit menjorok masuk ke sisi dalam body diapit dua ruangan yaitu ruang mesin dan blower padahal mayoritas lokomotif-lokomotif diesel kabinnya berada di ujung body.

Perjalanan Hidup BB 300

Semenjak didatangkan pertama kali pada tahun 1958, lokomotif ini menjadi primadona di jalur-jalur cabang yang dilintasi kereta-kereta feeder. Alasan utama datangnya lokomotif ini sebenarnya bukan hanya sekedar menambah alokasi lokomotif di pulau Jawa saja namun juga sebagai penanda Modernisasi atau lebih tepatnya Dieselisasi lokomotif di Divisi Regional 1 Sumatera Utara (Divre 1 Sumut) yang pada tahun 1958 mayoritas masih didominasi oleh lokomotif-lokomotif uap. Kurang lebih ada sekitar 14 lokomotif BB 300 yang dialokasikan di Divre 1 Sumut.

Sketsa Desain BB 300 | Source : (http://www.semboyan35.com/archive/index.php?thread-1212-9.html)
Sketsa Desain BB 300 | Source : (http://www.semboyan35.com/archive/index.php?thread-1212-9.html)

Namun nasib lokomotif ini disana bisa dibilang kurang beruntung, belum genap 20 tahun berberdinas di tanah deli dari total 14 unit yang dialokasikan disana lokomotif ini sudah berstatus konservasi separuhnya yaitu 7 lokomotif dan berakhir dengan status Afkir dan ditempatkan di Balai Yasa Pulubrayan (BY PUB). Sarana yang sudah modern tak diiringi dengan prasarana penunjang yang baik sehingga tak heran jika lokomotif ini disana nasibnya kurang beruntung.

Dan pada akhirnya sekitar tahun 1990-an lokomotif-lokomotif BB 300 yang masih berstatus Siap Operasi (SO) di Divre 1 seluruhnya dipindahkan menuju pulau jawa untuk memenuhi kebutuhan lokomotif langsir juga untuk menarik rangkaian KA-KA Feeder di jalur cabang yang masih aktif.

Lokomotif BB 300 08 di Dipo Lokomotif Padang | Source : (http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1665050&page=11)

Namun tak hanya di Divre 1 saja BB 300 ini juga dikirimkan ke Divre 2 Sumbar dan juga sebagai penanda modernisasi lokomotif disana. Ada sekitar 4 lokomotif BB 300 yang dikirim menuju divre 2 Sumbar, yaitu BB 300 07,08,15,dan 29. Kiprah mereka disana bisa dibilang cukup manis, karena disana nasib mereka cukup baik tak ada satupun yang berstatus konservasi maupun afkir mulai dari saat pertama kali dikirim hingga mereka dipindahkan ke pulau jawa pada tahun 1987.

Lokomotif-lokomotif BB 300 di Balai Yasa Padang tahun 1984 | Source : (http://sumaterarailways.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-perkeretaapian-sumatera-barat.html)

Di jawa sendiri seiring dengan perkembangan zaman apalagi banyak jalur-jalur cabang yang ditutup dan kereta feeder mulai di non aktifkan lokomotif ini lambat laun mulai habis. Meski sempat mengalami repowering pada tahun 1984, pada lokomotif BB300. Tujuan repowering adalah untuk mengembalikan kinerja lokomotif seperti kondisi awal/baru dan memperpanjang masa pakai lokomotif. Dengan seirin perkembangan zaman entah karena mengalami Peristiwa Luar Biasa Hebat (PLH) maupun kerusakan pada mesin maupun spare part lainnya lokomotif ini perlahan-lahan habis. Namun meski tak semua di pensiunkan masih ada beberapa lokomotif ini yang masih bisa dijumpai meski hanya terdiam membisu di dalam dipo lokomotif maupun balai yasa menunggu kesempatan untuk berdinas.

BB 300 13 ketika berdinas Feeder Wonogiri | Source : (http://picssr.com/photos/bieb/page36)
BB 300 13 ketika berdinas Feeder Wonogiri | Source : (http://picssr.com/photos/bieb/page36)

Kondisi BB 300 Saat ini

Ketika jalur-jalur cabang mulai ditutup pada era Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) lokomotif ini seolah juga hampir bernasib sama dengan jalur-jalur yang ditutup tersebut. Pada tahun 2016 hanya tersisa kurang lebih 4 unit yang masih berstatus Siap Operasi (SO). Lokomotif-lokomotif tersebut antara lain BB 300 06,16,24, dan 29. Padahal sekitar tahun 2008 lokomotif ini masih bisa ditemui menarik KA-KA feeder seperti Feeder Wonogiri dan Feeder Purworejo serta KA Punakawan yang masing-masing bisa dibilang memiliki soulmate dengan lokomotif ini. BB 300 03 dengan KA Punakawannya , BB 300 16 dengan Feeder Purworejonya dan BB 300 13 dengan Feeder Wonogirinya meskipun memang terkadang harus menggunakan lokomotif yang berbeda ketika lokomotif-lokomotif ini sedang menjalani perawatan.

BB 300 17 ketika masih berdinas sedang menolong BB 301 17 yang mengalami kerusakan | Source : (https://www.flickr.com/photos/aschu/)
BB 300 17 ketika masih berdinas sedang menolong BB 301 17 yang mengalami kerusakan | Source : (https://www.flickr.com/photos/aschu/)

Namun semua berubah ketika KA feeder dihapus lokomotif-lokomotif tersebut bak hilang ditelan bumi, alasannya cukup beragam mulai dari kondisi lokomotif yang sering mengalami kerusakan hingga tidak lengkapnya Go No Go Item karena lokomotif ini tidak dilengkapi dengan radio lokomotif yang menjadi salah satu item wajib pelengkap go no go item yang harus dipenuhi sebelum suatu lokomotif berdinas. Nasib lokomotif-lokomotif ini akhir-akhir ini juga cukup memperihatinkan, dengan hanya tersisa 4 unit saja lokomotif-lokomotif ini ada yang bernasib baik ada juga yang bernasib kurang baik. Contohnya BB 300 29 yang baru-baru ini dikirim dari dipo lokomotif Solo Balapan menuju Balai Yasa Yogyakarta (BY YK) untuk menambah armada lokomotif langsir di dalam BY YK bersama dengan saudaranya lokomotif D 301 61 09 yang juga ikut dikirim kesana.

BB 300 03 ketika masih menggunakan seraga eksterior Punakawan | Source : (https://www.flickr.com/photos/laksanagp/2824441313)
BB 300 03 ketika masih menggunakan seraga eksterior Punakawan | Source : (https://www.flickr.com/photos/laksanagp/2824441313)

Bersambung ke Halaman 2

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses