Selama ini, dunia perkeretaapian Jepang terkenal dengan ketepatan waktunya sesuai dengan jadwal yang ada. Tapi dengan karena hal tersebut, keterlambatan sedikit saja sering membuat jengkel.  Salah satu hal yang membuat perjalanan kereta rel listrik (KRL) di Jepang mengalami keterlambatan adalah Jinshin Jiko.

Jinshin jiko secara harfiah berarti “kecelakaan menabrak tubuh manusia” dan istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan berbagai insiden dimana KRL yang sedang melaju dan menabrak seseorang yang berada di rel kereta api (KA). Hal tersebut terjadi bisa karena ketidaktahuan aturan, mabuk ataupun bunuh diri. Insiden tersebut tidak hanya akan mengganggu perjalanan di KRL tersebut, tapi bisa mengganggu perjalanan KRL di jalur lain bahkan bisa mengakibatkan berhenti beroperasinya sebuah jalur selama berjam-jam.

Jadi, kenapa KRL butuh waktu lama untuk kembali beroperasi setelah terkena insiden jinshin jiko? Seorang pegawai KA dari Shinano Railway menjelaskannya melalui media sosial Twitter.

Setelah menarik rem darurat, masinis KRL yang terkena insiden jinshin jiko akan mengambi radio dan memperingatkan ke KRL yang lain di sekitarnya, sekalipun berbeda jalur. KRL-KRL tersebut harus menjauhi tempat kejadian perkara (TKP), terlebih jika mereka menggunakan jalur rel yang sama. Pesan tersebut juga disampaikan ke kantor pusat sehingga para petugas di sana dapat melakukan koordinasi dengan cepat.

Sebagai petugas yang mengalami insiden tersebut, masinis harus mengecek kondisi KRL dan juga mengkonfirmasi apakah ada penumpang yang terluka akibat tabrakan atau efek rem darurat. Di tempat lain, petugas di kantor pusat menghubungi pemadam kebakaran, paramedis dan kepolisian serta memberikan petunjuk tambahan ke petugas di dalam KRL maupun di stasiun yang terkena dampak dari kecelakaan tersebut. Perusahaan KA juga memanggil teknisi khusus untuk melakukan inspeksi, bahkan terkadang harus memanggil mereka dikala mereka di rumah saat akhir pekan atau di tengah malam.

Saat petugas pemadam kebakaran dan kru penyelamat tiba, mereka akan mengevakuasi korban yang tertabrak dan jika memungkinkan langsung dibawa ke rumah sakit untuk diselamatkan nyawanya. Jika tidak, tubuh korban akan diserahkan ke kepolisian dan mereka akan melakukan investigasi sendiri dan mencari barang-barang korban yang mungkin terjatuh di rel. Jika kejadian ini terjadi pada malam hari dimana minim cahaya, investigasi akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Layar informasi yang menunjukkan gangguan perjalanan KRL | Sumber: Kucing Putih (Facebook / klik foto)
Layar informasi yang menunjukkan gangguan perjalanan KRL | Sumber: Kucing Putih (Facebook / klik foto)

Setelah tugas kepolisian selesai, inilah waktunya para kru teknisi untuk mengecek keadaan KRL, infrastruktur disekitar TKP dan prasarana lainnya yang mungkin terjadi kerusakan. Para kru tersebut juga memiliki tugas untuk membersihkan TKP dengan melihat kecepatan KRL saat menabrak korban. Semakin kencang KRL berjalan, maka semakin luas area yang harus dibersihkan dan butuh waktu lama juga. Setelah segala investigasi selesai, maka KRL dipersilahkan melanjutkan perjalanan.

Meskipun di perusahaan KA terdapat divisi untuk mengatasi kasus jinshin jiko, petugas-petugas dari lembaga lain seperti kepolisian dan medis juga ikut andil dalam penyelesaian dan investigasi. Petugas di lokasi juga tidak selalu mampu memperkirakan kapan investigasi selesai dan KRL dapat kembali berjalan. Jadi jika suatu hari terdapat insiden serupa dan petugas mengumumkan bahwa layanan akan kembali beroperasi secepat mungkin, percayalah bahwa operator KA akan melakukan segalanya untuk mempercepat proses investigasi sehingga layanan dapat kembali beroperasi.

Cemplus Newsline by KAORI

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses