Tahun 2016 bisa dibilang salah satu tahun kebangkitan industri mobil Jepang. Sebut saja Nissan yang melakukan perubahan minor pada GT-R-nya dan Honda merilis NSX-nya di pasaran dengan segala macam kecanggihan teknologi di dalamnya agar lebih kompetitif dengan sportscar negara Barat sekelasnya, pengembangan mesin turbo, hybrid, atau mobil listrik untuk produk global manufakturnya, dan masih banyak lagi unjuk gigi dari manufaktur Jepang. Namun di lain sisi, manufaktur Eropa-pun tidak kalah gencar memasarkan mobilnya ke Jepang, bahkan bisa dibilang spektakuler.
Setidaknya di tahun 2016 beberapa manufaktur dari benua biru tersebut mulai membirukan pasar mobil Jepang dengan memasarkan produknya khusus pasar Jepang, mulai dari faktor ulang tahun hingga soal aspek pop culture Jepang. Meskipun Jepang negara industri otomotif yang terkenal dengan segala teknologi dan inovasi yang berefek pada keandalan dan harga jual yang terjangkau, Jepang juga termasuk negara yang menjadi sasaran pasar manufaktur Eropa dengan trik marketingnya yang sudah mendunia.
Estetika, engineering, maupun kualitas buatan segala sektor berkat inovasi dari pengalamannya selama bertahun-tahun serta image kuat manufaktur Eropa yang membentuk prestise, membuat mobil Eropa tetap diminati di Jepang. Antusiasme kalangan menengah ke atas masyarakat Jepang terhadap otomotif membuat harga yang relatif lebih mahal dari mobil domestik sekelasnya bukan sesuatu yang dihiraukan. Bagaimana manufaktur Eropa membirukan pasar mobil di Jepang di tahun 2016? Berikut uraiannya:
- BMW “Celebration Edition”
Untuk merayakan ulang tahun BMW yang ke-100, dengan bantuan agensi internasional J Walter ThompsonJepang dalam strategi brand dan kreatif, BMW Jepang memutuskan untuk memasarkan beberapa mobil edisi terbatas BMW khusus pasar Jepang sebagai eksklusifitas, seperti 118i MyStyle, 2 series Active Tourer Fashionista, 320d Style Edge dan 320d Touring Style Edgeyang masing-masing model sebanyak 400 unit, 330e sebanyak 100 unit, 420i Gran Coupe, 523d Baron dan X3 Blackout yang masing-masing model sebanyak 200 unit, 640i Gran Coupe Exclusive Sport sebanyak 33 unit, 750i Individual sebanyak 70 unit, BMW i8 “Protronic Red” sebanyak 20 unit, dan BMW M6 sebanyak 13 unit.
Tentunya eksklusifitas tersebut tidak hanya sebatas unit tetapi juga perlengkapan sebagai varian eksklusif yang menyesuaikan strata dan karakter mobil BMW. Seperti produk BMW Individual atau program personalisasi mobil BMW dengan penggunaan warna bodi dan bahan kulit Merino pada jok dan penggunaan trim kayu serta perangkat BMW M untuk kesan berkendara yang sporti atau memiliki performa lebih dari divisi motorsport BMW yang membuat harganya lebih mahal. Misalnya tidak ada salah satu perangkat itu, paling tidak ada elemen yang membedakan dengan BMW satu model lainnya seperti varian warna dan badge yang menandakan unit produksi.
BMW M6 “Celebration Edition” merupakan contoh paling bagus lantaran perbedaannya yang lebih kentaraBMW edisi “Celebration Edition” lainnya. Berhubung mobil ini berkarakter performa, tentu saja diberi sentuhan peningkatan performa BMW M6 oleh divisi motorsport BMW, BMW M, sehingga memiliki performa lebih baik dari BMW M6 biasa. Sebut saja tenaga 600PS (lebih besar 40PS) torsi 680 Nm (lebih besar 20 Nm) serta beberapa perangkat berbahan CFRP pada spoiler dan diffuser dan rem karbon keramik untuk reduksi bobotyang membuatnya mampu berakselerasi 0-100 km/jam 3,9 detik (0,3 detik lebih cepat), dengan top speed 305km/jam (55 km/jam lebih tinggi), yang lengkap dengan perubahan kaki-kaki pada suspensi, reworksetir, dan rem karbon keramik untuk daya cengkram roda berpelek 20” lebih baik.Kesan performa juga tersirat dari warna Austin Yellow seperti BMW M4 dan bahan jok kulit Merino hitamdengan jahitan kuning dari produk BMW Individualserta trim karbon fiber dan Alcantara yang menghiasi setir dan dasbor.Setirnya yang hanya tersedia setir kiri, tidak seperti BMW “Celebration Edition” lainnya yang setir kanan, membuat mobil edisi terbatas khusus pasar Jepang ini seolah-olah seperti BMW edisi terbatas lainnya yang dijual ke seluruh dunia.
- “The Audi R8 Star of Lucis”
Audi R8 yang dibuat khusus untuk film “Kingsglaive: Final Fantasy XV” merupakan contoh spektakuler yang merefleksikan kemajuan car culture Jepang dan pop culture Jepang. Dari sisi car culture, Audi selaku kolaborator film membuat mobil ini berbeda dengan mobil produksinya dan perubahan tersebut eksklusif untuk film, seperti warna hitam, pelek, corak pada panel samping dan kisi-kisi bumper serta interior dengan dominan trim warna putih yang semuanya dipaduk untuk mendapatkan kesan aristokratik yang kental. Styling tersebut bisa menjadi insipirasi modifikasi mobil bergaya elegan aristokratik.
Dari sisi pop culture, Square Enix merupakan produsen video game pertama dan satu-satunya yang melibatkan manufaktur dunia dalam pembuatan film seperti ini. Selain itu, desain mobilnya tidak hanya aristokratik tetapi juga menyiratkan kesan pop culture Jepang yang lebih berkelas namun tetap memiliki kesan dinamis yang kuat.
Awalnya mobil ini hanya diperkenalkan ketika world premiere, namun pada akhirnya pihaknya memutuskan untuk menjual mobil ini dan pola marketingnya merefleksikan kemajuan car culture dan pop culture Jepang. Pasalnya, mobil ini dijual dengan harga sekitar 50 juta JPY sebanyak satu unit, dan memakai sistem lelang formulir untuk penentuan pembeli layaknya membeli supercar termahal yang bersejarah panjang dalam manufakturnya. Pola marketing seperti itu bisa menguntungkan industri manufaktur lantaran salah satu hal yang belum terpikirkan oleh manufaktur dunia lainnya ketika memproduksi mobil edisi film atau khusus film, sekaligus menguntungkan industripop culture Jepang dari segi branding sehingga meningkatkan daya saing dengan industri pop culture Barat.
- Ferrari J50
50 tahun keberadaan Ferrari di Jepang membuatnya merilis Ferrari J50 sebanyak 10 unit khusus pasar Jepang. Seklias mengingatkan kita pada Ferrari F50, namun nama mobil ini memiliki arti Japan 50 dan berbasis Ferrari 488 Spider. Dibuat oleh Special Project Department yang biasa menangani personalisasi stylingmobil Ferrari dan tim styling center Ferrari, tercipta perpaduan desain mobil Ferrari zaman dahulu dan sekarang pada eksterior sebagai daya tarik. Aksen hitam, pelek berdesain khusus, atap yang dibuat targa, dan bagian belakang menyiratkan elemen zaman dahulu, sedangkan elemen zaman sekarang terdapat pada bentuk bodi, lampu depan, dan lampu belakang yang diambil dari Ferrari GTC4Lusso.Pada bagian interior, joknya dibuat khusus Ferrari J50 dengan paduan warna hitam dan corak merah sedangkan pada bagian dasbor, bentuknya relatif sama dengan 488 Spider yang notabene basisnya, namun hanya berbeda di warna yaitu hitam dengan corak merah mengikuti corak pada bagian jok. Hasilnya tercipta sebuah design language futuristik yang kemungkinan akan menjadi blueprint desain mobil Ferrari ke depan.
Ditulis oleh Julfikri Ahmad Mursyid | Penulis merupakan Panelis “Mengontrol Fanatisme Pop Culture Jepang untuk Masyarakat Indonesia” pada event Road to KAORI Expo, penggemar otomotif lebih dari 10 tahun.
KAORI Nusantara membuka kesempatan bagi pembaca utk menulis opini tentang dunia anime & industri kreatif Indonesia. Opini ditulis 500-1000 kata dlm bhs Indonesia/Inggris & kirim ke [email protected]