Rutinitas kegiatan seringkali tidak lepas dari yang namanya transportasi, baik transportasi umum maupun transportasi pribadi. Beberapa pengguna di antaranya merupakan penggemar manga atau anime Jepang yang ingin mengekspresikan kegemarannya, entah itu dalam keseharian atau hanya hiburan di akhir pekan untuk melepas penat. Hal tersebut bisa dilakukan dengan membeli barang-barangnya hingga melaburkan stiker karakter manga atau anime favorit pada kendaraannya atau yang biasa disebut itasha apabila objeknya mobil, itansha apabila objeknya sepeda motor, dan itachari apabila objeknya sepeda. Biasanya di akhir pekan mereka mengadakan gathering dengan sesama penggemarnya. Namun, acara yang satu ini lebih dari sekedar gathering sesama penggemar “Ita”, bahkan sudah merambah gathering sesama penggemar jejepangan.
Komunitas gambar manga atau anime Jepang pada kendaraan di Indonesia atau Ita Indonesia mengadakan event Jakarta Itasha Festival 2017 pada tanggal 19 Februari 2017 silam yang berlokasi di area valet parking Mangga Dua Square. Festival ini adalah wadah bagi para penggemar “Ita” di Indonesia seperti Itasha, Itansha, dan Itachari.
Meskipun festival ini dinamakan Jakarta Itasha Festival, itansha (motor) sangat mendominasi dan itu terlihat sekali dari banyaknya itansha yang hampir di setiap bagian venue. Salah satu produsen sepeda motor bahkan sampai mensponsori event ini. Di sisi lain, hanya terdapat empat itasha yang masuk dalam area venue, perbandingan yang sangat jauh bila dibandingkan jumlah itansha yang masuk.
Atas dasar tersebut, penulis memberi masukan bahwa sebaiknya lebih memperhatikan penamaan event, sebab kata “itasha” sendiri sebagaimana dari asal katanya yaitu “itai” dan “jidosha”, dikhususkan untuk mobil, apalagi dari pihak Ita Indonesia sendiri sudah mengakui bahwa mayoritas anggota Ita Indonesia terdaftar sebagai itansha, seiring dengan fakta bahwa di Indonesia jumlah sepeda motor lebih banyak dibanding mobil. Hal tersebut dinyatakan oleh salah satu perwakilannya ketika talkshow dalam event Colony Collection Market 2016. Tak ketinggalan, sekarang ini sudah mulai banyak otaku yang merangkap sebagai penggemar otomotif sehingga mereka bisa lebih merasakan sisi otomotifnya.
Lokasinya yang terletak di area valet parking membuat penulis harus bekerja ekstra dalam mengatur setting shutter speed serta aperture kamera DSLR penulis karena pencahayaannya agak tanggung. Hal tersebut membuat penulis berpikir akan lebih baik bila acara ini diadakan di lokasi dengan pencahayaan yang yang lighting-nya relatif bisa lebih bagus, seperti di area outdoor seperti lapangan parkir atau indoor seperti area pameran atau gedung parkir. Sebetulnya untuk event semacam ini, sudah banyak contoh event sekelasnya yang melibatkan otomotif, seperti event car meet, bursa otomotif, kontes modifikasi, dan sebagainya.
Dari segi waktu penyelenggaraan, event ini digelar berdekatan dengan pameran industri aftermarket otomotif AutoPro Indonesia digelar pada tanggal 23-25 Februari. Akan lebih baik bila event ini diadakan berbarengan dengan pameran tersebut atau melakukan joint dengan EO pameran tersebut, sebab dari segi konsep acara sangat mendukung lantaran AutoPro Indonesia adalah pameran produk modifikasi yang relatif lengkap dengan mobil modifikasinya. Selain itu, lokasi penyelenggaraan pameran tersebut juga sangat mendukung, yaitu di Jakarta Convention Center. EO Jakarta Itasha Festival pun bisa memanfaatkan lapangan parkir di dekatnya atau di parkir timur yang lebih jauh untuk mengadakan event.
Bila Jakarta Itasha Festival diadakan berbarengan dengan event AutoPro Indonesia, penulis yakin bahwa event tersebut akan lebih ramai karena tidak hanya didatangi oleh penggemar “Ita” atau jejepangan secara umum, tetapi juga akan lebih banyak didatangi oleh para pelaku otomotif, entah itu penggemar, pelaku industri, pembalap, maupun jurnalis.
Terlepas dari segala kekurangannya, berbagai itasha yang ada dalam venue termasuk yang menarik. Dari 4 itasha yang ada, jenis mobilnya termasuk yang bervariasi, seperti mobil teranyar yaitu Ford Ecosport, termurah yaitu Daihatsu Xenia, termewah yaitu BMW seri 3, hingga termeriah yaitu Mitsubishi Lancer EX. Mobil tersebut menjadi salah satu itasha yang hot dengan berbagai modifikasi yang membuatnya menjadi seperti Lancer Evolution X, lengkap dengan beberapa perangkat modifikasi eksterior seperti bodykit, pelek, GT-Wing serta beberapa perangkat modifikasi lainnya. Itasha-nya juga termasuk yang total lantaran tema yang sangat selaras dengan konsep modifikasi racing-nya.
Berbagai sepeda motor itansha yang tampil dalam event ini juga bervariasi, mulai dari jenis yang paling umum seperti skutik dan motor bebek hingga jenis motor sport termasuk buatan Eropa. Demo pasang stiker itansha juga hadir dalam event ini. Namun sayangnya dari penataan jenis sepeda motornya agak terlalu bercampur sehingga hampir terkesan seperti parkiran sepeda motor biasa.
Dari sisi jejepangan secara umum, event ini juga semarak dan itu terlihat sekali dari antusiasme para pengunjung dan juga acara panggung yang meriah, seperti dance cover competition, coswalk competition, wotagei, dan sebagainya. Tentunya dalam event ini, pengunjung bisa mengekspresikan kegemarannya sebagai penggemar jejepangan, seperti cosplay, wotagei, tempat kumpul komunitas, hingga belanja barang-barang bertemakan jejepangan seperti poster dan pin.
Antusiasme para peserta dance cover wanita di panggung membuat para penontonnya bersemangat untuk melakukan aksi wotagei dengan lightstick, chant yang bergemuruh, bahkan gerakan-gerakan wotagei-nya. Peserta dance cover laki-laki juga meriah dengan penampilan mereka di panggung.
Event Jakarta Itasha Festival juga menjadi wadah komunitas terkait jejepangan berkumpul, seperti komunitas Love Live, K-On, Hatsune Miku, dan sebagainya yang terlihat dari umbul-umbul dan meja yang dipenuhi merchandise sebagai pajangan booth komunitas.
Cosplay sudah menjadi hal yang lumrah bagi para penggemar jejepangan ketika berkunjung ke event, termasuk Jakarta Itasha Festival yang notabene dasarnya adalah festival kendaraan, baik karena mengikuti kompetisi, just for fun, maupun kegiatan komunitas. Event ini juga dihadiri oleh guest cosplayer yang juga bertindak sebagai juri kompetisi coswalk, yakni Franzeska Edelyn, Claire Eli, dan Zhuge Rizki Kamiya. Setelah kompetisi, cosplayer tersebut menjadi incaran para pengunjung untuk berfoto bersama, baik secara langsung seperti Zhuge Rizki Kamiya, maupun yang harus membeli merchandise-nya terlebih dahulu seperti Franzeska Edelyn dengan booth yang sudah disediakan oleh panitia acara.
Para pengunjung juga bisa “khilaf” dengan belanja beberapa barang-barang jejepangan yang dijual dalam booth. Selain merchandise official cosplayer, terdapat beberapa barang-barang seperti pin, poster, baju, dan sebagainya. Maid cafe juga tersedia buat yang ingin merasakan sensasi lebih dari sekedar jajan, dan tentunya tersedia juga jajanan dengan menu yang mengarah ke hidangan Jepang dan dijual dengan harga yang relatif terjangkau.
Secara keseluruhan event ini tetap semarak walaupun itasha-nya kurang banyak, terutama dari sisi jejepangan secara umum, sebab melalui event tersebut penggemar bisa mengekspresikan kegemarannya terhadap jejepangan baik yang bersifat having fun maupun kompetisi. Hanya saja dari sisi otomotif, yang perlu lebih diperhatikan adalah aspek kendaraan “Ita” dalam event untuk mengimbangi aspek jejepangan secara umum.