Setelah sukses dengan 2 musim seri anime dan beberapa judul game, franchise Sword Art Online hadir kembali di tahun 2017 dengan adaptasi film animasi layar lebar. Adaptasi film animasi layar lebar dari franchise karangan Reki Kawahara ini berjudul Sword Art Online the Movie: Ordinal Scale. Film ini ditayangkan tidak hanya di Jepang tetapi juga di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pemutaran film ini di Indonesia juga mampu menarik banyak perhatian para penggemar anime pada umumnya dan penggemar Sword Art Online khususnya, karena meskipun rencana World Premiere serentak dari film ini di Indonesia tidak bisa dilaksanakan lantaran masalah teknis, tetapi Special Screening film ini di Jakarta sukses diramaikan oleh para penonton.
Cerita dalam film ini ditulis langsung oleh sang pengarang Reki Kawahara. Tomohiko Ito kembali menyutradarai film ini setelah sebelumnya menyutradarai 2 musim seri anime Sword Art Online. Desain karakter di anime ini ditangani oleh Shingo Adachi. Yuki Kajiura menangani bagian musik di film ini.
Sinopsis

Masyarakat Jepang tengah digandrungi dengan kehadiran perangkat wearable device baru bernama AUGMA yang menggunakan teknologi Augmented Reality. Perangkat ini cukup populer karena bisa digunakan sebagai media komunikasi, hiburan, hingga bermain game. Dalam perangkat ini terdapat sebuah game online ARMMORPG yang bernama Ordinal Scale. Pada game ini para pemain dibagi berdasarkan urutan peringkat, setiap kali pemain berhasil mengalahkan monster peringkat pemain tersebut akan meningkat.
Kirito, Asuna, Lizbeth, Silica dan Klein pun tak ingin ketinggalan mencoba game Ordinal Scale. Namun di saat yang lain mulai terbiasa dengan game tersebut, Kirito masih belum bisa sepenuhnya tertarik dengan Ordinal Scale karena ia mengaku lebih nyaman bermain VR dibandingkan AR. Suatu hari game Ordinal Scale menghadirkan sebuah event yang menampilkan boss monster dari game Sword Art Online. Di tengah hadirnya berbagai monster dari Aincrad, kehadiran idol virtual bernama Yuna dan juga pemain peringkat ke-2 Ordinal Scale bernama Eiji membuka tabir misteri dari game Ordinal Scale dan juga tragedi Sword Art Online.
Cerita Baru yang Berkesinambungan

Satu yang menarik dari seri Sword Art Online itu sendiri adalah meskipun dalam ceritanya banyak mengisahkan mengenai petualangan Kirito dalam dunia game lain di luar Sword Art Online, namun entah kenapa tetap saja masih ada keterkaitan antara tragedi SAO dengan game baru yang Kirito mainkan. Seperti pada kisah Fairy Dance di mana Kirito bermain ALfheim Online untuk mengakhiri rencana dari Sugou Nobuyuki yang memanfaatkan para pemain SAO yang masih terjebak dalam game, serta kisah Phantom Bullet yang menghadirkan anggota guild Laughing Coffin dari game SAO yang masih mencari pembalasan dendam terhadap Kirito.
Meskipun film Sword Art Online the Movie: Ordinal Scale ini menghadirkan sebuah cerita baru, namun menariknya cerita ini ternyata masih memiliki hubungan dengan kisah Sword Art Online di anime dan juga novel. Dari urutan rentang waktu kisah di film ini berada setelah akhir musim kedua yakni kisah akhir di Mother’s Rosario. Kemunculan berbagai boss monster dari Aincrad dan juga adanya serangan misterius kepada para SAO Survivor yang bermain game Ordinal Scale di film ini semakin menguatkan kesinambungan cerita baru ini dengan cerita aslinya.
Visual Animasi yang Menakjubkan

Sebagai sebuah film animasi layar lebar, Sword Art Online the Movie: Ordinal Scale mampu menghadirkan visual yang sangat menakjubkan. Film ini dibuka dengan animasi 3D yang menampilkan struktur dari bangunan menara Aincrad yang menjadi latar tempat game Sword Art Online. Selain itu, animasi 2D yang ada dalam film ini juga mampu menjadi satu kekuatan visual tersendiri.
Animasi 2D dalam film Sword Art Online the Movie: Ordinal Scale ini hadir dengan sangat memukau. Berbagai animasi yang luwes dan flashy dalam adegan aksi Kirito dan Asuna bertarung melawan monster dalam game Ordinal Scale mampu memberikan kesan ketegangan dan keseruan dalam film ini. Tidak hanya saat adegan pertarungan saja, visual dalam film ini juga terlihat apik dari gambar latar belakang yang cukup detail dan desain karakter yang mampu mewakili berbagai sifat dari masing-masing karakter. Seperti Asuna dengan desain karakter yang cukup detail untuk menunjukkan sisi kecantikan dari dirinya dan Silica yang hadir dengan desain karakter yang terlihat kartunis untuk menunjukkan sisi kekanak-kanakan dari dirinya.
Beda Teknologi, Beda Aksi

Membahas mengenai aksi, konsep game dari Ordinal Scale yang menggunakan teknologi AR mampu membawakan adegan aksi yang berbeda dari game Sword Art Online, ALO, dan GGO. Karena merupakan game AR, para pemain Ordinal Scale harus menggerakkan tubuhnya sendiri, berlarian secara nyata dan mengayunkan senjata. Oleh karena itu, berbeda dari SAO dan ALO dimana ada pemain yang bisa bergerak dengan sangat cepat dan bahkan bisa terbang, aksi para pemain di Ordinal Scale dilakukan dengan gerakan yang natural mengikuti gerakan tubuh si pemain. Dalam film ini cukup banyak ditampilkan adegan di mana para pemain harus bersusah payah mencoba menghindari serangan monster. Hal ini juga yang dikeluhkan oleh Kirito di mana ia lebih menyukai game VR karena gerakan fisiknya bisa ditentukan oleh status pemain dibandingkan game AR di mana ia harus menggerakkan tubuhnya sendiri. Selain itu karena merupakan game AR, para pemain tidak melakukan full-dive dan pertempuran dilakukan secara real-time di dunia nyata. Senjata para pemain di game ini juga beragam mulai dari senjata jarak dekat hingga senapan seperti halnya dalam game GGO.
Ulasan Sword Art Online the Movie: Ordinal Scale berlanjut ke halaman berikutnya.