Kisah Drama dan Perkembangan Karakter yang Menyentuh

© 2016 Reki Kawahara/Published by Kadokawa Corporation ASCII Media Works/SAO MOVIE Project

Tidak hanya aksi yang penuh ketegangan saja yang dihadirkan dalam film ini, tetapi ada juga muatan drama romansa dan juga perkembangan karakter yang menyentuh. Salah satu bangunan kisah drama yang dibangun dalam film ini adalah hubungan antara Kirito dengan Asuna. Dalam film ini diceritakan bahwa Kirito diundang untuk bertemu dengan keluarga Asuna untuk membahas mengenai kelanjutan hubungan mereka. Kirito pun berencana untuk memenuhi janji yang pernah ia buat dengan Asuna selagi terjebak di Aincrad. Namun hubungan mereka terancam karena sebuah kejadian misterius yang terjadi dalam game Ordinal Scale.

Selain Kirito dan Asuna, drama lain yang dihadirkan dalam film ini adalah kisah Eiji dengan sang idol virtual Yuna. Sebagai karakter yang baru diperkenalkan dalam film ini, baik Eiji maupun Yuna memiliki bangunan latar belakang yang cukup kuat sehingga perkembangan karakter dari keduanya mampu menjadi hal yang menarik diikuti dalam film ini. Membicarakan perkembangan karakter, idol virtual Yuna memiliki poin yang cukup menarik. Meskipun dirinya adalah sebuah program AI, namun Yuna dibuat berdasarkan teknologi deep-learning yang membuat Yuna terlihat bagaikan manusia yang bisa memiliki karakteristik dan emosinya sendiri seiring dengan interaksinya dengan para pemain lain. Pertemuan Yuna dengan Asuna dan Kirito juga menjadi titik penting bagi perkembangan karakter Yuna.

Hati-hati di Dunia Virtual

© 2016 Reki Kawahara/Published by Kadokawa Corporation ASCII Media Works/SAO MOVIE Project

Ada kata-kata (dan juga channel Youtube) mengatakan “Hati-hati di Internet”, begitu pula dengan film Sword Art Online the Movie ini yang menghadirkan tema “Hati-hati di Dunia Virtual”. Perkembangan teknologi perangkat AUGMA mendapat respons yang positif karena diyakini lebih aman dari perangkat VR yang menggunakan Full-Dive. Dalam sebuah adegan Kirito mengatakan bahwa “Perbedaan VR dengan AR terletak pada persepsi akan dunia, dalam dunia VR teknologi menghadirkan dunia virtual yang nyata sedangkan AR melakukan proses virtualisasi terhadap dunia nyata, dan hal tersebut tidak menutup adanya celah kemungkinan ketidak-sempurnaan dalam sistem AUGMA.”

Meskipun diyakini sebagai perangkat yang lebih aman dibanding VR, namun Kirito dan teman-temannya para SAO Survivor merasakan ada sebuah keganjilan dalam perangkat tersebut yang memiliki potensi bahaya bagi para penggunanya. Satu bahaya yang nyata dalam penggunaan teknologi AR dalam film ini adalah para pemain Ordinal Scale bisa melukai pemain lain secara fisik karena mereka saling bermain di dunia nyata, bukan di dunia virtual.

Dalam berbagai cerita SAO termasuk di film ini, Reki Kawahara terlihat mengangkat konsep Technological Determinism. Technological Determinism merupakan konsep yang menyatakan bahwa keberadaan teknologi mampu membawa pengaruh dalam perubahan sosial di masyarakat. Pada film ini digambarkan bahwa keberadaan perangkat AUGMA membawa pengaruh bagi masyarakat. Ada berbagai pengaruh yang diakibatkan dari perangkat tersebut, salah satunya adalah kegiatan perekonomian di mana banyak kafe dan bahkan vending machine memberikan diskon khusus bagi para pengguna AUGMA, termasuk para pemain Ordinal Scale yang bisa menukar poin yang mereka dapatkan dengan penawaran diskon khusus. Pada titik yang lebih ekstrim penggunaan AUGMA memberikan pengaruh buruk pada pemain Ordinal Scale yang mengalami kejadian misterius dalam game tersebut.

Penutup

© 2016 Reki Kawahara/Published by Kadokawa Corporation ASCII Media Works/SAO MOVIE Project

Menyaksikan secara langsung antrian dan antusiasme penonton film Sword Art Online the Movie: Ordinal Scale di bioskop membawa penulis kembali pada tahun 2012-2013 di mana berbagai event Jepang dan cosplay diramaikan oleh para penggemar SAO. Antusiasme penggemar yang tinggi ini ternyata sebanding dengan film yang juga tampil dengan apik ini. Meskipun menampilkan cerita baru namun film ini masih memiliki keterkaitan dengan cerita utama dari SAO itu sendiri. Tampilan visual yang epik dan juga alunan lagu dari Yuna yang memukau (idol yang membawakan lagu bernuansa fantasy RPG) mampu menjadi nilai tambah dari film ini. Kehadiran karakter baru Yuna dan Eiji dengan latar belakang yang kuat serta kisah drama dan muatan komedi yang ada juga memberi warna tersendiri dalam film ini. Meski demikian masih ada beberapa kekurangan yang ada dalam film ini terutama pada sosok Kirito yang masih terlihat “Overpowered” pada beberapa bagian. Selain itu beberapa karakter seperti Sinon (Shino Asada) dan Lyfa (Suguha) sayangnya kurang menjadi fokus dalam film ini karena film ini lebih menitikberatkan kisah para SAO Survivor.

© 2016 Reki Kawahara/Published by Kadokawa Corporation ASCII Media Works/SAO MOVIE Project

Film Sword Art Online the Movie: Ordinal Scale cocok ditonton bagi anda para penggemar SAO, penggemar anime aksi, MMORPG, atau juga bagi anda pengamat Sakuga karena beberapa animasi yang ditampilkan dalam film ini terlihat cukup menarik. Selain itu sangat disarankan juga menonton film ini sampai akhir karena ada “kejutan” yang disiapkan di bagian after-credit dari film ini.

KAORI Newsline | Diulas oleh Rafly Nugroho

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses