Rokudenashi Episode 4: Si Kuning yang Kuat Hatinya

0
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee

Selamat datang dalam ulasan mingguan untuk seri anime Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Record. Ini adalah rubrik uji coba. Silakan sampaikan saran dan kritik Anda melalui Halo Kaori ([email protected]) maupun grup #Kaoreaders di Facebook. 

Bapak guru Glenn semakin hebat. Dalam dua episode awal, penonton sudah merasakan bahwa ia adalah orang dengan bakat terpendam karena memangnya orang bodoh macam apa yang mau merekrut lelaki semenjana sebagai guru. Kali ini, pak guru akan menyelamatkan anak didiknya sebagai tugasnya, ing madya mangun karsa.

Setelah momen menegangkan penuh aksi pada minggu lalu, episode 4 Rokudenashi mengantarkan kita ke suasana sekolah yang ceria. Kali ini, kita akan melihat pak guru Glenn menggugu dan membimbing anak didiknya untuk memenangkan lomba, yang dihadiri oleh sang ratu.

©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee

Hei kucing putih, kasih aku daftarnya.

Kelas 2-2 sedang bimbang. Mereka bingung harus mengirimkan siapa sebagai perwakilan ke kompetisi bergengsi rutin di sekolah Kerajaan Alzano. Rumia dan Sistina sedang bingung sampai pak guru Glenn memasuki ruangan.

Setelah diceritakan, ia menyuruh kucing putih untuk mengumpulkan nama-nama siswa-siswi di kelas. Sistina menerima, sembari meminta pak guru untuk tak lagi memanggilnya kucing putih. Setelah nama-nama tersebut terkumpul, pak guru segera membagi peran masing-masing siswa-siswi berdasarkan keunggulannya masing-masing, memastikan seluruh kelas bisa ikut dalam lomba.

Semua berjalan lancar, tetapi mengapa pak guru begitu bersemangat? Pak guru yang teledor mengelola keuangannya meminta kepala sekolah untuk membayarkan gajinya terlebih dahulu. Karena hal tersebut tidak mungkin dilakukan, kepala sekolah memberikan info bahwa ia bisa mendapatkan bonus bila kelasnya bisa memenangkan lomba. Mencium aroma uang, tanpa berpikir panjang ia menerima penugasan itu.

Seorang siswa menyela keputusan Glenn, mengatakan bahwa normalnya kelas-kelas lain hanya mengirimkan siswa terbaiknya saja dalam berbagai lomba. Pak guru baru menyadari hal itu dan hendak menarik seluruh perkataannya, namun terhalang oleh senyum Sistine yang melihat niat mulia pak guru. Tetapi, Rumia bisa membaca isi kepala pak guru.

Sorenya, saat kelas sedang berlatih di lapangan, mereka hendak diusir oleh siswa dari kelas 1. Pak guru berusaha keras menyebut nama Halley Astry guru kelas 1, memanggilnya Harlem dan Haryagitudeh. Setelah saling ledek-ledekan, mereka berdua saling mempertaruhkan gaji mereka selama tiga bulan. Glenn merasa di ambang kehancuran dan sekali lagi, saat ia mencoba terhindar masuk ke dalam jurang, Sistine kembali mengiyakan perkataannya. Lagi-lagi Rumia bisa membaca isi kepala pak guru.

Pada malam jelang lomba, di kediamannya, Rumia mengingat kembali masa lalunya. Ia mengingat saat kecil, ibunya (yang kini menjadi ratu kerajaan Alzano) membuangnya. Saat hampir tewas, ia diselamatkan oleh sosok berwujud mirip seperti pak guru.

Terlihat oleh Sistine, Rumia meyakinkannya bahwa orang tuanya yang sebenarnya sekarang adalah yang kini mengasuh dan membesarkannya.

©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee

Seberapa jauh aku bisa menghancurkan jiwanya yang suci?

Perlombaan dimulai dan dibuka langsung oleh ratu Alicia VII. Seluruh peserta bertepuk tangan meriah, termasuk pak guru yang membimbing anak didiknya dengan perut keroncongan. Lomba demi lomba terus mereka menangkan.

Dari balkon, Celica yang duduk di samping ratu Alicia tertawa terbahak-bahak mengamati kemenangan kelas pak guru. Celica menceritakan kelebihan pak guru kepada ratu Alicia, bagaimana ia yang medioker namun selalu bisa melakukan hal-hal tidak terduga. Alicia mengiyakannya.

Lomba memasuki bagian sengitnya saat tiba giliran Rumia. Ia ikut dalam lomba “pertahanan mental” yang diuji oleh Paduka Zest. Teman sekelasnya sempat meragukan kekuatan Rumia, namun pak guru percaya bahwa di balik penampilan luarnya, isi kepalanya tidak seperti orang biasa. Ia terlihat seperti orang yang siap untuk mati.

Benar saja, Rumia yang terjatuh dan hampir menyerah dinyatakan sebagai pemenang setelah lawannya tak sadarkan diri dalam kondisi berdiri.

Benar-benar terasa Dragon Zakura

Satu hal yang membedakan anime ini dari anime harem-harem lain (baca: sejenis Seirei Tsukai no Blade Dance dan Absolute Duo) adalah sosok pak guru yang mengingatkan akan Kenji dari Dragon Zakura. Tidak banyak seri anime yang benar-benar menampilkan sosok guru yang kepribadiannya bisa ditiru. Setting guru yang mengajar di sebuah sekolah mungkin terlihat seperti Negima, tapi Negi tidak terlalu menginspirasi.

Selain itu, sosok pak guru yang memiliki aura Kazuma (Konosuba) juga makin diperkuat dengan banyaknya adegan-adegan bermuka bodoh di sini. Ekspresi smug face pak guru banyak bisa kita lihat di sini.

Di sisi lain, episode ini menampilkan wujud Rumia yang tabah sampai akhir. Walau masing-masing karakter punya masa kelamnya sendiri, tetapi melihat Rumia yang begitu murah senyum dan tahan banting (tidak mudah mengayun emosinya) membuatnya pas sebagai penyeimbang Sistine yang periang namun cepat down.

Pada episode berikutnya, satu lagi karakter akan bergabung dalam anime ini: Ryiel Rayford. Bakal seperti apa, ya?

Momen-momen Terbaik Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Records Episode 4

©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee
©2017 Taro Hitsuji – Kurone Mishima/Kadokawa Publishing/Rokudenashi Production Commitee

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses