Membangkitkan Harapan 55: Saat Gath Tidak Perlu Diangon

0

Saya tidak tahu apa sakitnya saya semenjak kembali dari Semarang lalu apa karena pola hidup tidak sehat, atau karena gunung Kelud, atau memang Tuhan memutuskan saya untuk sakit setelah lama tertunda.

Kalau saya harus bersyukur, puji Tuhan sakit itu diberikan setelah saya pulang dari Daop 4, bertemu dengan rekan-rekan di sana setelah terakhir ke sana setengah tahun yang lalu.

Kedatangan saya ke Daop 4 sebenarnya tidak terlalu spesial. Ini acara kumpul-kumpul yang diselenggarakan oleh anak Daop 4 dan kebetulan ada anak Daop 6 yang datang. Juga tidak ada event apapun di Semarang saat minggu lalu sehingga saya bisa lebih leluasa menikmati interaksi dengan teman-teman.

Satu meja, satu kamar, satu ranjang.

Dalam acara yang berlangsung Sabtu siang hingga Minggu sore itu, ada beberapa hal yang kiranya bisa menjadi jawaban bagi “lesunya” KAORI beberapa bulan ini, dan sebagai penyebab “semangatnya” KAORI di daerah beberapa bulan ini.

Saya melihat Daop 4 mau tidak mau dalam perspektif saya sebagai orang Daop 1, wilayah yang sebenarnya tidak luas-luas banget, dengan 80% pengguna berada di wilayah hinterland Jadetabek (yang sisanya meluas hingga Bogor, Karawang, Sukabumi, dan Serang).

Di acara kemarin, ada beberapa poin yang bisa (kembali) dipelajari di Daop 1 dan yang 68% saya yakin akan saya temui kembali di Malang:

a. Tidak ada permainan tertentu yang mendominasi (tidak ada fenomena VC, LL, meski ada Flappy Bird dan mahjong)
b. Ada kegiatan yang mengumpulkan orang bersama-sama (bisa uno, bisa diskusi, bisa nonton bareng, bisa main…. Flappy Bird)
c. Permainan individualis bisa disulap menjadi topik perbincangan bersama sehingga tidak ada yang terasingkan (contoh… Love Live, Cytus, atau lagi-lagi… Flappy Bird)
d. Karena kumpul tidak dilakukan saat ada acara jejepangan, rasa guyub lebih terasa
e. Topik tertentu yang spesifik diikuti semua member dan yang lain mengakomodasi topik tersebut (apa ya… Love Live, WonFes, WuG)

Sisi lain, bagaimana strata ekonomi berperan? Dalam perkumpulan kemarin, ada beragam orang dengan beragam strata ekonomi, mulai dari yang punya iPhone 5 (yang saya tawar 3 juta rupiah) sampai Android atau BB murah.

Maksud saya, ada orang yang bisa menilai kemeja saya seharga 400 ribu (meski saya sendiri mengaku harganya cuma 50-60 ribu saja), atau yang memakai jaket LB asli seharga 3 juta rupiah dan naik Shinkansen. Tapi toh, tidak menjadi penghalang!

Inilah hal yang mungkin terlupakan atau belum diketahui anak-anak di Daop 1, padahal resep sederhana ini sudah dipraktikkan dan selalu ada setiap saya keluar Daop. Atau yang terakhir terlihat adalah saat saya nonton bareng YKS dengan anak-anak yang menginap di tempat saya saat Comifuro lalu.

Maka…

Saya yakin Daop 1 pun bisa meniru cara ini. Seperti kumpul malam tahun baru beberapa tahun lalu di tempatnya bung Alvin misalnya. Atau di rumah Chiha (yang ada kumpul tandingannya itu, kalau ingat).

Saya juga menampung saran dari Daop 4 yang konkrit: kumpul sebaiknya diadakan lebih sering! Karena betapa nikmatnya ngumpul dengan yang lain, katanya tidak ada yang senikmat kalau ngumpul dengan teman-teman dari KAORI.

Pengguna KAORI, seperti yang saya kutip dari hasil Sensus 2014, tidak menuntut KAORI yang Newsline-nya sepopuler Sidratul Muntaha di Indonesia, atau fansub yang unduhannya beratus-ratus orang itu. Maunya simpel sebagaimana orang inginkan bebas mati lampu dari PLN atau AC yang dingin dari KRL komuter.

Akhirnya, semua kembali ke rekan-rekan di Daop 1 sendiri. Kira-kira, kumpul seperti apa yang menarik dan enak untuk diselenggarakan? Apakah resep di Daop 2,4,6,8, mujarab dan cocok diterapkan di Daop 1? Ataukah nyaman dengan pola kumpul-kumpul yang memang sudah ada saat ini, di mal-mal kah?

Konsentrasi saya memang akan 100% ke Newsline mulai 2015 mendatang dan itu berarti saya akan melepas KAORI forum ke rekan-rekan lain. Saya yakin KAORI akan segera mandiri, dan itu berarti untuk masalah gath saja, tidak perlu diangon-angon seperti bebek atau munding (kerbau).

Bukankah begini esensinya forum berkedok kartun bernama KAORI?

Shin Muhammad
Administrator KAORI

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses