Selamat datang dalam Unik Dunia, rubrik yang menghadirkan tulisan-tulisan mengenai anime dari penulis-penulis internasional. Rubrik ini adalah rubrik uji coba. Silakan sampaikan saran dan kritik Anda melalui Halo Kaori ([email protected]) maupun grup #Kaoreaders di Facebook.
Dalam edisi kali ini, kami menghadirkan telaah Platinum Disco mengenai Iettaiga, yang merupakan rangkaian teriakan yang kerapkali diucapkan para penonton dalam konser-konser musik, terutama dalam konser grup-grup idol seperti AKB48.
Ini adalah cerita dari dua pekerja imigran yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan petualangannya bersama seekor harimau jinak. Maunya sih begitu. Tetapi, artikel kali ini adalah sebuah eksplorasi dari fenomena zaman modern yang bernama Iettaiga, beserta berbagi pengalaman dan pengetahuan tentangnya.
Eye of the Tiger
Iettaiga, yang dapat ditulis sebagai イェッタイガー atau yeah tiger atau 家虎 dan ?? beserta ragam bentuknya yang lain, telah menjadi sebuah tren masa kini yang lumrah dilakukan di konser Anisong, baik di Jepang maupun di mancanegara. Saking lumrahnya, tigering menjadi sebuah kata kerja yang menunjuk ke kegiatan tersebut.
Apa itu Tigering? Bagi yang belum mengetahuinya, tigering adalah sebuah kegiatan meneriakkan iettaiga(イェッタイガー) dengan lantang saat keheningan sejenak dalam sebuah lagu. Biasanya dilakukan di akhir bait atau di awal chorus. Contoh yang paling sering digunakan berasal dari konser 明けBrand New Days (Yoake Brand New Days) dari grup idol BABY RAIDS JAPAN. Berikut adalah contohnya:
Karena kita semua sudah saling paham, mari kita menuju ke inti dari fenomena ini.
Dance with the Tiger
Belakangan ini, isu yang sedang hangat di jagad English Anisongtwittersphere berfokus pada tigering dan teriakan.
Di Jepang, hal yang cukup umum dilakukan para penonton sebuah penampilan lagu adalah sebuah kebiasaan yang disebut sebagai call and response, yang disingkat dengan sebutan calls. Para penonton diundang untuk bergabung dengan pemain di beberapa titik dalam sebuah lagu untuk melakukan call. Para penonton membalas call para pemain dengan response.
Semakin waktu berlalu, semakin banyak cara penonton untuk bergabung di sebuah pertunjukan, mulai dari berteriak hai mengikuti ritme lagunya atau meneriakkan teriakan khusus di titik tertentu dalam lagu. Hal-hal tersebut umum disebut sebagai calls. Di tengah sebuah konser, orang-orang cenderung bergabung untuk chanting bersama-sama. Hal ini bertujuan untuk membuat rasa persatuan antara penonton dengan pemain.
Di belahan bumi bagian barat, budaya tersebut berbeda. Memang ada momen untuk call and response tetapi di sana tidak terorganisir atau sepadu layaknya calls konser di Jepang. Tetapi, semakin banyaknya orang-orang yang mendalami media dan budaya Jepang, makin banyak orang yang datang ke Jepang untuk merasakan pengalaman konsernya secara lansung. Tentu saja hal ini adalah sesuatu yang bagus. Saya ingin mendukung semuanya dengan datang ke konser artis yang mereka sukai. Hal itu adalah pengalaman yang menarik dan bukan sekedar sesuatu yang dilebih-lebihkan.
Banyak orang yang mempelajari untuk melakukan calls dengan cara meniru. Toh, cara belajar dengan melakukan adalah cara yang paling cepat untuk belajar. Tetapi, masalah muncul saat mereka belajar dari orang-orang yang berada di konser.
Mempelajari calls bukanlah hal yang buruk. Jika mereka mengikutinya, mereka akan lebih menikmati konsernya. Buruknya adalah saat mereka mempelajari calls tanpa mengetahui konteks penggunaannya. Apalagi kalau sampai terjadi yakkai. Apabila mereka mengajarkan teman-temannya tanpa mempelajari konteksnya (ini sering terjadi), ini dapat membawa sebuah petaka.
Tiger in Spotlight
Yakkai (厄介) adalah kata dalam bahasa Jepang yang dapat diartikan ‘menyusahkan’. Yakkai sering dikonotasikan ke penonton yang melakukan hal-hal yang dapat dikatakan sebagai gangguan bagi orang lain, seperti berteriak keras-keras pada waktu yang tidak tepat, atau makan saat konser, melempar barang ke panggung, menyebar kecoak di kerumuman, menggunakan penlight yang tidak sesuai aturan atau bahkan memukul orang lain. Contoh-contoh tersebut yang saya sebutkan pernah terjadi sebelumnya.
Di beberapa konser Anisong, khususnya THE IDOLM@STER atau Love Live!, hal ini merujuk pada calls yang menentang konsep kesatuan dan mendukung individualisme, atau yang lebih buruk: merusak suasana dari lagu tersebut.
Di sinilah iettaiga masuk. Seperti yang saya ucapkan sebelumnya, calls bermaksud membuat suasana persatuan antara penonton dan pemain. Jadi logikanya ini juga berlaku pada iettaiga juga kan? Karena semuanya boleh berteriak dalam kesatuan pada saat heningnya? Beberapa orang berpikir seperti itu.
That is why we have ??. It is to bond the performer and wotas feelings. Its special and sacred
(Inilah kenapa kita memiliki iettaiga. Ikatan perasaan antara pemain dan wota. Ini spesial dan sakral.)
— ミルキーキティ@OtakuFair (@MilkyKittyChu) October 17, 2017
Di konser anisong masa kini, mungkin ada benarnya bahwa iettaiga menciptakan rasa kesatuan di antara para pengunjung. Namun di hal ini masih menimbulkan pro kontra, bahkan di Jepang sendiri.
Untuk memahami langkah sang harimau, kita perlu memahami asal usulnya.
Happy Birthday, Tiger
Asal usul iettaiga sebenarnya tidak terdokumentasi dengan baik. Jadi, kita mulai dengan sesuatu yang memiliki kesamaan: MIX.
MIX, saya yakin banyak yang paham, adalah teriakan yang terdiri dari:
Tiger, Fire, Cyber, Fibre, Diver, Viber, Jaajaa
Menit pertama dari video di bawah ini adalah demonstrasinya:
Hal di atas adalah pandangan yang umum terlihat di konser idol, khususnya konser dari grup Idol Nasional Jepang, AKB48. Teriakan tersebut bagus untuk memacu semangat para penonton. Kepopulerannya di para fans grup idol memunculkan banyak turunan dari teriakan khas para wota. Sebagian memang digunakan di konser, sebagian hanya untuk lucu-lucuan saja.
Namun, MIX sebenarnya berasal dari konser rock / hard rock Jepang pada awal tahun 90an, dan seseorang yang dipanggil Encho(園長) menyebarkannya ke dunia per-idol-an saat dia membawanya ke konser ZONE dan akhirnya, konser AKB48. Anda dapat mendengarkan MIX asli dalam penampilannya melalui video “sample” yang diunggah oleh Encho sendiri ke Niconico Douga pada tahun 2008.
Bila anda bertanya pada saya, MIXnya sangat berbeda dengan MIX yang kita ketahui saat ini. Ternyata, MIX aslinya bukan hanya cara untuk memacu semangat tetapi juga menjadi sebuah sarana untuk mengganggu dan meninggalkan impact di konsernya. Seperti yang dijelaskan oleh Encho sendiri di 2014. Dalam kata lain, inilah definisi yang tepat untuk yakkai. Silahkan tonton video di bawah ini. Videonya memiliki subtitel berbahasa inggris untuk anda memahaminya:
Saya harap anda menontonnya sampai selesai karena di akhir videonya dia mengatakan sesuatu yang sangat menarik. Iettaiga, atau lebih tepatnya yeah tiger, karena itu adalah wujud aslinya. Anda bisa melihat tweet dari Echo pada Desember 2014 silam, walau istilah iettaiga juga digunakan.
イェ!タイガー!!!
“@RisA_BloG: “@kobayashitoshi7: 「イェイタイガー」は魔法の言葉。サビ前に「イェイタイガー」って叫ぶだけで楽しくなるよ #たぶん”
園長さーーーーん!!!
イェッタイガー!が広がってるよ( ・ㅂ・)و ̑̑”
— 【 encho5596 】 (@encho5596) December 7, 2014
Pada twit induknya, ada seorang idol bernama Hasegawa Risa (長谷川莉沙) melaporkan ke Encho bahwa iettaiga mendapat banyak traksi. Walau itu bukanlah bukti konkrit, itu berarti besar kemungkinan kalau iettaiga ada kaitannya dengan MIX. Faktanya, beberapa laman web melampirkan yeah tiger sebagai turunan dari MIX. Jika itu benar, maka wajar untuk mengatakan bahwa tujuan dari para kreator adalah call mereka masing-masing.
Taming the Tiger
Kembali ke topik awal, kita harus memikirkan mana yang iettaiga, mana yang yakkai. Sangat jelas kalau MIX aslinya adalah yakkai, namun juga jelas kalau MIX pada umumnya diterima dan populer digunakan di konser idol, bahkan beberapa konser seiyuu seperti i☆Ris. Tapi, bila kita membawanya ke sisi yang lebih anime, misalnya konser Love Live! pasti akan banyak orang yang marah.
Apa maksud dari semua ini? Maksudnya adalah anda harus tahu di mana dan kapan untuk melakukannya. Inilah yang saya maksud sebagai konteks. Melakukan calls pada lagu yang pelan dan emosional dapat merusak suasana. Iettaiga yang keras dan tidak sinkron juga dapat merusak suasana.
Para artis secara langsung belum mengiyakan atau menolaknya secara eksplisit. Mungkin ini bermaksud untuk tidak menyulut amarah siapapun, tetapi banyak juga yang sebenarnya menolak iettaiga. Di antaranya adalah member fripSide sat, yang mengatakan para fans untuk tidak melakukan iettaiga pada lagu white forces saat mereka melakukan konser di Sendai, Desember 2016. Kurosaki Maon (黒崎真音) melalui twitnya mengatakan bahwa dirinya merasa ditolak oleh fansnya saat mereka melakukan iettaiga. Hal itu dirasanya berpikir kalau konsernya tidak semenyenangkan yang mereka inginkan.
リプきてたけどイェッタイガーってそんなに必要?こういうこというと”拒否”してるように聞こえちゃうかもしれないけどわたしからすると”拒否”されているように感じてしまうのよね。そうしないと楽しめないライブなのかなぁと思うとそれなりに落ち込みます
— 黒崎真音@ベストアルバム発売中 (@kurosakimaon) May 27, 2017
“Sayuri (さユリ) malah melarang seluruh bentuk calls di penampilannya karena berteriak itu mengalahkan segala bentuk ekspresi kesenangan, yang berujung mengganggu orang lain. Dia menginginkan semua untuk menikmati lagunya, termasuk melodi keheningan.”
さユりです。明言するね!
演奏中叫んだり、コールすることは禁止です。
楽しみ方は自由です。だからコール自体を迷惑行為とみなしているんじゃない。
という話 pic.twitter.com/9PEet2xFxs
— 酸欠少女 さユり (@taltalasuka) June 5, 2017
Bukan merupakan hal yang janggal kalau siaran TV dan video Blu-ray dari konser menghilangkan bagian iettaiganya. Hal ini menerangkan kalau iettaiga tidak disukai beberapa orang.
Pada akhirnya, iettaiga telah, dan tetap menjadi sesuatu yang diteriakkan oleh orang-orang agak lebih menonjol dari yang lain. Walaupun saya tidak menolak tigering dalam bentuk apapun, Saya pikir anda perlu membaca situasinya. Situasi yang ada tidak selalu tepat untuk melepaskan harimau dalam dirimu.
KAORI Newsline | ditulis oleh Platinum Disco dan ditranslasi oleh Naufalbepe