Sejak Minggu (26/11) lintas Porong masih belum bisa dilewati dan belum ada tanda-tanda akan bisa dilewati. Berdasarkan pantauan pada Selasa (28/11) pukul 13.00, ketinggian air justru mengalami peningkatan hingga mencapai 1 meter di atas rel.
Dengan ketinggian seperti itu praktis jalur tidak bisa dilalui oleh kereta api (KA). Akibatnya, sejumlah perjalanan KA baik itu dari arah Malang, Jember maupun Surabaya menjadi terhambat. KA yang seharusnya melewati Porong sendiri perjalanannya dialihkan atau memotong relasi. Seperti KA Bima tujuan Malang yang perjalanannya hanya mengakhiri perjalanan di Surabaya Gubeng, sedangkan penumpangnya tujuan Malang dialihkan ke KA Gajayana.
Saat ini lokomotif CC300 masih disiagakan apabila sewaktu-waktu banjir surut hingga bisa diterjang oleh lokomotif diesel hidrolik ini. Selain itu, sudah dilakukan penanganan dengan penyedotan air menggunakan pompa.
Tak hanya mengganggu arus perjalanan KA, banjir di Porong juga membuat kemacetan di ruas jalan nasional dari Surabaya menuju Malang maupun Jember. Banjir di Porong sendiri terjadi setiap tahun pada musim hujan dan disebabkan curah hujan tinggi di sekitar tanggul lumpur panas Lapindo.