
Setelah hampir 30 tahun sejak kedatangan kereta listrik (KRL) baru dari Nippon Sharyo, Indonesia akan kedatangan sarana baru.
Pada Rabu (20/12), dalam forum jurnalis bulanan MRT, jajaran direksi PT MRT Jakarta yang diwakili oleh Direktur Utama William Sabandar, Direktur Operasi Agung Wicaksono, dan Direktur Keuangan Tuhiyat menjawab pertanyaan ini.
Saat ini, Direktur Konstruksi Silvia Halim sedang berada di pabrik kereta api Nippon Sharyo di Jepang untuk mengawal uji dinamis sarana ini. Uji dinamis adalah proses pengujian yang dilakukan dengan menjalankan kereta (akselerasi, pengereman) untuk memastikan bahwa seluruh komponen yang dirakit oleh integrator (dalam hal ini Nippon Sharyo) saling terhubung dengan baik dan berjalan sesuai keinginan.
Dalam video yang sempat diputar, terlihat pegawai MRT mencoba mengendalikan kereta MRT tersebut. Jika diperhatikan, ada hal yang agak “janggal” karena posisi kabin kereta yang terletak di sebelah kanan. Hal ini mengingat di Indonesia, kereta berjalan di sebelah kanan, sedangkan kereta di Jepang (termasuk kereta bekas yang diimpor ke Indonesia) berjalan di sebelah kiri.

Jika diperhatikan, KRL MRT ini memiliki satu handle untuk akselerasi dan pengereman, sebagaimana KRL-KRL asal Jepang pada umumnya. Tetapi panel di KRL ini terlihat lebih canggih, dengan layar LED sebanyak dua buah, satu untuk indikator pengamanan dan speedometer, satu lagi merupakan TIMS (Train Information Monitoring System) sehingga masinis dapat langsung mengetahui jika sarana mengalami gangguan.
Menurut direktur utama MRT William Sabandar, pada awal operasi KRL ini akan beroperasi dengan formasi 6 unit kereta (gerbong) per perjalanan. Bila suatu saat jumlah penumpangnya bertambah, kereta MRT dapat diperpanjang menjadi 8 kereta, memperhatikan panjang maksimum emplasemen stasiun sepanjang 200 meter.
Setelah melalui uji dinamis, direncanakan sarana ini akan segera dikirim ke Indonesia pada awal – pertengahan 2018, kemudian kereta pertamanya akan dioperasikan untuk mengetes fungsi lintas seperti rel dan kabel listrik (Listrik Aliran Atas / LAA), sehingga dapat dilakukan penyesuaian-penyesuaian jelang uji coba operasi pada akhir 2018, dan operasional penuh pada awal 2019.
KAORI Newsline | oleh Kevin W