Setelah melalui proses uji coba yang panjang, Kereta Rel Listrik (KRL) Bandara Soekarno-Hatta akhirnya dioperasikan untuk umum pada Selasa (26/12). Pada soft-launching ini, penumpang sudah dapat menggunakan KRL Bandara Soekarno-Hatta sebagai moda transportasi yang menghubungkan antara Sudirman dengan Bandara Soekarno-Hatta. Tim Cemplus berkesempatan untuk merasakan secara langsung di hari pertama dibukanya layanan KRL Bandara Soekarno-Hatta.
Menyambangi Stasiun Sudirman Baru
Memulai perjalanan dari Stasiun Sudirman, tim Cemplus berjalan kaki hingga Stasiun Sudirman Baru (BNI City). Dilihat dari luar area stasiun, stasiun BNI City ini masih terlihat belum 100 persen selesai dikerjakan sehingga menambah kesan ‘belum siap’ dalam pengoperasiannya. Satu yang patut disoroti adalah akses untuk kendaraan pribadi roda empat jauh lebih baik ketimbang akses pejalan kaki. Akses pejalan kaki untuk masuk ke stasiun ini dapat dikatakan sangat minim karena hanya dibuat menggunakan konblok yang dirasa tidak cocok digunakan sebagai akses pejalan kaki di sebuah stasiun yang melayani sekelas KRL Bandara. Selain itu, tidak adanya peneduh seperti kanopi di atas trotoar juga menambah nilai minus stasiun ini. Hal tersebut tentu harus menjadi perhatian serius mengingat kawasan sekitaran stasiun Sudirman ini nantinya akan menjadi pusat integrasi transportasi antar moda.


Suasana sedikit berubah ketika memasuki lantai dasar stasiun BNI City ini. Hawa sejuk terpancar dari dalam saat menaiki travelator yang berfungsi untuk mengakomodir para calon penumpang yang membawa koper. Sayangnya, tidak ada pintu geser otomatis pada pintu masuk yang dapat mengurangi terbuangnya hawa dingin tersebut ke luar stasiun.

Setelah naik ke lantai 1 stasiun, pemandangan berubah. Bagian dalam stasiun yang cukup modern dengan model seperti lounge bandara, membuat para calon penumpang merasa cukup nyaman berada di dalamnya. Toilet yang bersih dan harum menambah nilai plus stasiun ini. Sayangnya, di toilet ini masih belum terdapat sabun dan pengering tangan. Selain itu, pencahayaan di beberapa titik masih terasa kurang untuk interior yang cukup modern tersebut.

Berhubung masih baru, hanya terdapat beberapa tenant yang telah hadir dengan kondisi ‘darurat’ untuk mengakomodir beberapa penumpang yang ingin membeli makanan atau minuman untuk bekal di perjalanan.
Membeli Tiket di Vending Machine
Tim Cemplus lalu melanjutkan dengan memesan tiket di vending machine yang tersedia di lantai 2. Letak vending machine ini dibagi menjadi dua lokasi, Utara dan Selatan. Di masing-masing vending machine ini terdapat beberapa staf Railink yang berjaga untuk membantu para calon penumpang yang ingin memesan tiket.

Sebenarnya memesan tiket KRL Bandara ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni via aplikasi Railink yang tersedia di Google Play Store dan melalui vending machine yang tersedia di stasiun yang melayani perjalanan KRL Bandara. Namun, karena ada masalah pada proses registrasi pada aplikasi dan proses pembayaran tiket akhirnya diputuskanlah untuk membeli tiket langsung di stasiun lewat vending machine. Vending Machine tersebut dapat melakukan pemesanan dan pencetakan tiket hingga 10 tiket. Tiket KRL Bandara sendiri berupa boarding pass dengan kode batang (barcode).
Pada pilihan jenis tiket, terdapat jenis reguler dan reserve. Untuk tiket reguler, penumpang tidak mendapatkan nomor tempat duduk. Untuk jenis tiket reserve, penumpang mendapatkan nomor tempat duduk. Namun dipastikan semua penumpang mendapatkan tempat duduk alias tidak ada penumpang yang berdiri.
Membeli langsung lewat vending machine bukan berarti tanpa masalah. Mesin Electronic Data Capture (EDC) yang kurang bersahabat, mesin tiket yang error sempat terjadi pada saat proses pemesanan tiket dalam jumlah banyak. Beruntung, interface dari mesin penjual tiket tersebut tidak mengalami kendala saat dioperasikan sehingga sangat membantu sekali untuk mempersingkat waktu pembelian tiket. Meski begitu, masih banyak pekerjaan rumah bagi tim ticketing Railink untuk menyempurnakan mesin pembelian tiket tersebut agar lebih bersahabat dengan penggunanya dan lebih simpel.

Pembelian tiket KRL Bandara ini juga ternyata tidak semudah membeli tiket KRL Commuter Line. Penumpang harus mengisi data diri seperti nama, nomor ponsel dan alamat surat elektronik (e-mail). Hal tersebut memperlambat proses pembelian tiket, terutama jika membeli lewat vending machine. Meski harus memasukkan data diri saat memesan, pada bagian tiket tidak terdapat informasi tentang data diri tersebut. Hal ini dimanfaatkan sebagian orang untuk menitipkan pesanan tiketnya pada orang lain yang sedang mengantre.