Antrian Boarding dan Tap-In

Setelah selesai membeli tiket, para calon penumpang KRL Bandara diarahkan menuju area gate boarding yang terletak di lantai 1. Satu hal yang harus diperhatikan oleh Railink yakni sistem Boarding. Berdasarkan pemantauan, arus pergerakan penumpang untuk boarding masih cukup semrawut. Informasi kepada penumpang yang kurang memadai membuat penumpukan penumpang di depan gate dan antrian cukup panjang saat proses tap in.

Para penumpang melakukan tap in tiket untuk masuk ke peron | Foto: Farouq Adhari

Proses boarding KRL Bandara ini sebenarnya cukup mudah, persis seperti melakukan tap in pada KRL Commuter Line. Penumpang cukup menempelkan kode batang yang ada di tiket ke kotak sensor gate yang menyala berwarna putih. Model gate yang ada di Stasiun BNI City menggunakan model yang berbeda dengan gate yang ada di stasiun yang melayani Commuter Line. Model gate di stasiun ini lebih bagus dan memudahkan penumpang berkursi roda maupun yang membawa koper.

Signage peron stasiun BNI City | Foto: Farouq Adhari

Selesai proses tap in, para calon penumpang dipersilakan untuk segera menuju peron. Sayang seribu sayang, kondisi peron stasiun BNI City berbanding terbalik dengan pemandangan interior hall stasiun. Penerangan yang buruk dengan lampu remang-remang, hanya dibantu cahaya masuk dari beberapa titik kaca, dapat dikatakan hampir sama dengan penerangan peron stasiun Kebayoran Lama di jalur Serpong. Selain itu, pengeras suara di peron sangat kecil sehingga informasi yang diumumkan kurang terdengar di area peron. Ini tentunya perlu segera diperbaiki mengingat area peron sangat membutuhkan penerangan serta sistem suara yang mumpuni.

Para penumpang yang sedang menunggu KRL Bandara, merasa kenal dengan suasana ini? | Foto: Farouq Adhari

Saat KRL Bandara akan segera memasuki peron stasiun BNI City, pemandangan tersebut seakan tidak asing. Persis seperti saat menunggu KRL Commuter Line. Alangkah lebih baik bila ada penanda tempat pintu akan terbuka dan juga penanda arus penumpang keluar dan masuk sembari memberikan edukasi kepada penumpang untuk lebih tertib dalam menggunakan moda transportasi berbasis rel ini.

Setibanya KRL Bandara di stasiun BNI City, penumpang yang tidak diarahkan dalam menaiki KRL tersebut dengan semangat 45 alias tergesa-gesa langsung menyerbu pintu KRL yang terbuka. Ya, persis sekali dengan suasana stasiun sebelahnya yang melayani KRL Commuter Line. Setelah berada di dalam KRL Bandara, penumpang masih banyak yang disibukkan dengan mencari nomor tempat duduk dan nomor kereta sesuai yang tertera di tiket. Ini disebabkan oleh tidak adanya penanda nomor kereta di setiap kereta dalam rangkaian KRL Bandara. Satu lagi pekerjaan rumah untuk Railink.

KRL Bandara yang tim Cemplus naiki berangkat tepat pada pukul 13.51 sesuai dengan jadwal, which is good.

Di Dalam KRL Bandara

Suasana sejuk di dalam KRL Bandara dan kursi yang nyaman menjadi nilai tambah pada armada yang dirakit oleh PT Industri Kereta Api (INKA) Madiun ini. Akan tetapi, pencahayaan yang teramat sangat terang terutama di siang hari agaknya mengurangi poin kenyamanan dari KRL ini. Suara blower pendingin udara juga terasa cukup bising bahkan lebih terdengar daripada suara roda kereta saat melewati celah sambungan rel.

Suasana di dalam KRL Bandara | Foto: Farouq Adhari

Fasilitas yang terdapat di dalam KRL Bandara ini adalah rak bagasi yang terletak di tiap ujung kereta di dekat pintu, dua toilet di kereta 1 dan 6. Selain itu, terdapat juga display yang terletak dekat dengan pintu-pintu keluar yang berfungsi sebagai papan informasi sekaligus hiburan untuk penumpang. Sayangnya, tampilan display ini terkesan sangat kaku dan lawas sekali layaknya tampilan pada ponsel buatan Tiongkok jaman dulu. Sepanjang jalan, penumpang tiada henti-hentinya disuguhi musik romantis dan galau karya band Armada. Untung saja, pemandangan di jalur Batu Ceper – Bandara Soekarno-Hatta bisa jadi fokus sepanjang perjalanan. Percayalah.

Baca Juga: Uji Coba KRL Bandara Terus Digelar, Inilah Sederetan Fasilitasnya!

Bagi anda penggemar pesawat, anda juga dapat spotting sesaat di dalam KRL Bandara ini karena ketika akan memasuki stasiun Bandara Soekarno-Hatta, anda dapat melihat beberapa pesawat Take-off maupun Landing dari dalam KRL Bandara.

Anda bisa memotret pesawat yang sedang ‘parkir’ di GMF dari dalam KRL Bandara | Foto: Farouq Adhari

Stasiun Bandara Soekarno-Hatta

Mulai terlihatnya pesawat-pesawat dari jarak dekat menandai semakin dekatnya KRL Bandara dengan stasiun tujuan akhirnya, Stasiun KA Bandara Soekarno-Hatta. Sekilas peron dari stasiun ini terlihat seperti halte bus Transjakarta, tertutup kaca dengan screen doors namun dengan tambahan pendingin ruangan. Terkesan cukup bersih dan pastinya sangat Instagrammable.

KRL Bandara tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.50 yang mana terlambat 2 menit dari jadwal seharusnya, tidak terlalu buruk namun bisa lebih baik lagi. Setibanya di stasiun Bandara Soekarno-Hatta, tim Cemplus pun bergegas untuk tap out lalu melanjutkan dengan memesan tiket pulang.

KRL Bandara di stasiun Bandara Soekarno-Hatta | Foto: Fasubkhanali

Interior stasiun KA Bandara Soekarno-Hatta dapat terbilang lebih baik daripada stasiun BNI City. Pasalnya, penempatan mesin penjual tiket, ruang tunggu, serta hall sudah cukup baik walau penempatan gate yang berhubungan dengan arus lajunya penumpang sedikit kurang baik.

Lalu, Bagaimana?

Secara keseluruhan, sudah banyak hal baik yang coba diberikan kepada penumpang. Namun, pekerjaan rumah yang dimiliki Railink tidaklah sedikit. Akses pejalan kaki yang kalah kualitasnya dari akses kendaraan bermotor, sistem ticketing yang merepotkan dan persoalan lain yang masih perlu diperbaiki. Semoga saja Railink dapat segera menuntaskan sejumlah PR tersebut apabila ingin menepati slogannya yaitu “The Best Airport Railway Service in Indonesia“.

Cemplus Newsline by KAORI | Disusun oleh Farouq Adhari, Fasubkhanali, dan Taufik Adi. Editor: Faris Fadhli

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses