Dewasa ini, Jepang tengah berupaya untuk membuka pintu lebih besar bagi tenaga kerja asing. Hal ini ditenggarai akibat kurangnya jumlah tenaga kerja, akibat populasi yang terus menua. Namun berdasarkan survei dari Swiss, rupanya Jepang sendiri “kalah menarik” bagi tenaga kerja terdidik, atau tenaga ahli dari luar negeri, dibandingkan dengan 28 negara dari Amerika, Eropa, dan Asia lainnya.
Dilansir dari The Japan Times, berdasarkan data dari International Institute for Management Development (IMD) di Swiss, Jepang “hanya” menduduki peringkat 29 dari 63 negara dalam IMD World Talent Ranking.
Peringkat World Talent Ranking yang diumumkan oleh IMD, sebuah sekolah bisnis asal Swiss ini sendiri ditentukan dengan melihat metode yang digunakan masing-masing negara dalam menarik dan memelihara para tenaga ahli yang dibutuhkan dalam bisnis, termasuk juga dengan mempertimbangkan sejumlah kategori, seperti pengembangan manusia dan investasi, daya tarik bagi tenaga ahli asing, hingga pengeluaran publik untuk pendidikan.
Peringkat tenaga ahli asing yang diraih Jepang sendiri mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya di peringkat 31. Hal ini berkat tingginya jumlah tenaga ahli yang sudah tersedia. Namun Jepang berada di peringkat 62 dalam hal pengalaman internasional atas pejabat senior perusahaannya, peringkat 60 atas biaya hidup, dan peringkat 57 terhadap perbandingan anggaran pendidikan dengan pendapatan bruto. Adapun peringkat Jepang atas komitmen perusahaannya untuk menarik dan memelihara talentanya juga mengalami penurunan dari peringkat 7 menjadi peringkat 9.
Peringkat tertinggi sendiri diraih oleh Swiss, diikuti oleh Denmark di peringkat kedua. Adapun Indonesia sendiri berada di peringkat ke-47, naik 2 poin dibanding tahun sebelumnya, yang berada di peringkat ke-49.
KAORI Newsline