Spider-Man: Into The Spiderverse, menjadi salah satu film animasi bertemakan superhero yang menutup akhir tahun 2018. Film animasi yang tayang sejak 14 Desember lalu, merupakan hasil kolaborasi antara Sony Pictures Animation dengan Marvel. Film ini menghadirkan kisah dari Miles Morales (Shameik Moore) sebagai seorang Spider-Man. bersama dengan para Spider-Man lainnya, seperti Spider-Man (Jake Johnson) , Spider-Gwen (Hailee Steinfeld) , Spider-Man Noir (Nicholas Cage), Spider-Ham (John Mulaney) dan Peni Parker (Kimiko Glenn).

Welcome To Spider-Verse!

Film ini merupakan film yang lebih dahulu memperkenalkan konsep multiverse kepada penonton film layar lebar dibanding beberapa file live action bertemakan super hero lainnya. Cerita yang dihadirkan merupakan cerita yang terasa orisinil serta jauh lebih mudah diikuti dibandingkan dengan film-film bertema sejenis yang kita tonton selama beberapa tahun terakhir. Tidak hanya itu, film ini juga dibuat dengan gaya animasi yang dapat dikatakan sedikit berbeda dari film animasi pada umumnya. Ditambah dengan beberapa elemen seperti dalam komik, penonton diajak untuk ikut bersama berpetulangan bersama dengan para Spider-Man hingga film berakhir.

It’s not About Peter Parker, But Miles Morales!

Pada setiap film Spider-Man yang kita pernah saksikan selalu memperkenalkan sosok Peter Parker sebagai Spider-Man serta kisahnya seperti yang telah kita juga telah ketahui, Ia digigit oleh laba-laba radioaktif, memiliki kekuatan super, dan akhirnya menjadi pahlawan yang menyelamatkan kota.

Pada film ini, lupakan sejenak tentang sosok Peter Parker. Kita akan diperkenalkan dengan Miles Morales. Seorang remaja keturunan Amerika-Afrika yang memiliki otak cemerlang dibandingkan remaja seusianya, Ia memiliki ayah seorang polisi dan ibu yang merupakan seorang perawat di rumah sakit.

Sebagai seorang anak yang bersekolah di sekolah bergengsi, Miles merasakan kehidupan yang membosankan. Ia sering menghabiskan waktunya untuk mengunjungi sang paman Aaron untuk sekedar bercerita atau menghabiskan waktunya untuk menyalurkan hobi yang dimilikinya menggambar graffiti. Kehidupannya Miles mulai berubah sejak ia digigit oleh seekor laba-laba radioaktif dan bertemu dengan Spider-Man yang sedang mencoba menghancurkan mesin portal antardimensi yang dibuat oleh Kingpin.

Setidaknya itulah yang dapat diceritakan mengenai film ini secara singkat jika tidak ingin terkena spoiler.

Berbeda dengan Peter Parker yang kita kenal, Miles tidak lebih dari seorang Remaja yang masih belum mengalami masa pubertas. Sejak ia mengatahui bahwa dirinya memiliki kekuatan yang sama seperti Spider-Man, Miles banyak sekali mengalami guncangan-guncangan pada dirinya sendiri. Bahkan sampai sebelum akhir film, masih diperlihatkan bagaimana guncangan tersebut mempengaruhi Miles, hingga akhirnya ia pun bertransformasi menjadi sosok Spider-Man.

Animasi Yang Memukau nan Memanjakan Mata

Animasi yang ditampilkan pada film Spider-Man: Into The Spiderverse terlihat berbeda dengan animasi pada umumnya. Namun bukan berarti buruk, malah animasi yang ditampilkan mampu menghadirkan pengalaman menonton yang baru yang tidak terpikirkan sebelumnya. Penulis pun selama film berlangsung terpikat dengan animasi yang dihadirkan. Tidak heran, terdapat 140 Animator yang membuat animasi ini.

Film ini menampilkan animasi dengan gaya CGI yang terlihat kekinian namun turut dipadukan dengan unsur-unsur seperti yang ada di dalam komik. Bagi penulis sendiri, menonton film ini tidak jauh berbeda dengan membaca komik yang bergerak dan menceritakan kisahnya kepada kita. Seriously, beberapa efek yang ditampilkan benar-benar sangat menarik dan menghibur jika dilihat langsung di bioskop.

Berkat animasi tersebut, penonton seolah akan ikut masuk ke dalam cerita serta merasakan bagaimana suasana yang terdapat di dalamnya, animasi yang disajikan hadir tampil dengan sangat baik hingga sulit untuk dikritik, meskipun bagi sebagian orang perlu memerlukan sedikit waktu untuk terbiasa dengan animasi yang dihadirkan.

Sebagai film animasi, jangan lupakan pula fakta bahwa film ini juga diisi oleh para pengisi suara dari setiap karakter. Penulis turut mengapresiasi setiap pengisi suara yang berhasil membuat karakter suara mereka menyatu dengan setiap karakter yang ada di dalam film. Sekedar mengingatkan, animasi yang baik tanpa didukung dengan pengisi suara yang mampu menghidupkan karakter, maka animasi yang ditampilkan tidak lebih dari sekedar film yang membosankan.

Welcome to Spiderverse!

Sesuai dengan judulnya, film ini menghadirkan cerita yang benar-benar baru nan menghibur bagi pada penggemar film superhero, tidak hanya memperkenalkan konsep Multiverse atau dunia alternatif, animasi yang ditampilkan pun memberikan pengalaman baru dalam menonton serta ditambah dengan para pengisi suara yang dengan baik memerankan setiap karakter yang ada. Selama kurang lebih sekitar dua jam, Anda yang menonton akan merasakan ikut berpetualang bersama dengan Miles Morales di dunianya, ditemani oleh para Spider-Man dari Spider-verse.

Rasa-rasanya film ini menjadi salah satu film superhero yang rasanya sangat sayang untuk dilewatkan. Bahkan bagi penulis film, ini mampu mengalahkan film Aquaman dalam cerita yang disajikan.

Sebuah cerita ringan yang mampu menghibur setiap penonton yang ada, cerita seorang remaja yang akhirnya tidak mempunyai pilihan selain menjadi seorang pahlawan super bernama Spider-man.

Peni Parker, Spider-Man yang Kawaii ini pun turut diperkenalkan dalam film ini

Penulis sangat mengapresiasi film yang disutradarai oleh Bob Persichetti, Peter Ramsey dan Rodney Rothman. Spider-Man: Into The Spiderverse menjadi sebuah film superhero yang rasanya tidak boleh ditinggalkan pada akhir tahun ini. Bagi penulis, tidak hanya menghadirkan cerita yang baru dibandingkan film-film Spider-Man sebelumnya, tapi Film ini juga menghadirkan suasana baru dari film superhero yang akhir-akhir ini terasa terlalu kelam.

Sebagai penutup, mari kita dengarkan lagu sountrack dari Spider-Man Into The Spiderverse, Sunflowers yang dibawakan oleh Post Malone dan Swae Lee.

KAORI Nusantara

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses