Ulasan Weathering With You: Tidak Sempurna, Tapi Tetap Menghibur

Weathering with You mungkin bukan karya terbaik Makoto Shinkai. Namun ia selalu punya cara untuk memuaskan penggemarnya.

0
tenki no ko
© Weathering With You Production Committee/CoMix Wave Films Inc.

Weathering with You atau Tenki no Ko dapat dikatakan dengan pasti adalah salah satu film anime yang paling diantisipasi pada musim panas 2019 ini, atau mungkin untuk tahun ini. Terlebih dengan melihat track record sang sutradara, Makoto Shinkai, lewat karya-karya filmnya yang memukau dari segi musik, visual sampai cerita. Tapi, bagaimana dengan Weathering with You? Apakah Makoto Shinkai berhasil memukau kembali penontonnya? Simak review Weathering with You berikut ini.

Weathering with You berkisah tentang Hodaka yang lari dari rumahnya di pulau terpencil menuju Tokyo. Mengadu peruntungan di Tokyo, sayangnya Hodaka malah jadi gelandangan dan tidak punya tempat untuk tinggal atau uang untuk makan.

Untungnya Hodaka bertemu dengan Suga dan bekerja underpaid sebagai penulis di majalah misteri milik Suga. Dibantu asisten pribadi Suga yang bernama Natsumi, Hodaka berburu kisah misteri “si gadis hujan” atau “hare-onna”. Hodaka dengan beruntungnya berhasil menemukan gadis tersebut dan kisah cinta antara Hodaka dan si gadis hujan Hina Amano pun dimulai.

Penggambaran Ekspresi Karakter yang Lucu dan Gambar Latar yang Memukau

“Hodaka & Hina” © Weathering With You Production Committee/CoMix Wave Films Inc.

Rasanya kita tidak perlu khawatir jika berbicara tentang segi visual dalam karya-karya film Makoto Shinkai. Gambar latar benar-benar indah dan memanjakan mata seperti biasanya. Penggunaan 3D cukup banyak dilakukan juga, dengan beberapa adegan bahkan dapat berpadu dengan cukup baik dengan animasi 2D-nya. Secara penggambaran ekspresi karakter, terlihat sekali para animator yang mengerjakan film ini menggambarkannya dengan cukup exaggerated. Ekspresi karakter jadi terlihat lebih lucu dan menggemaskan. Ditambah lagi animasi untuk makhluk-makhluk ajaib berbentuk ikan benar-benar dianimasikan secara fluid.

Karakter-Karakter Yang Menarik Secara Personality

“Natsumi” © Weathering With You Production Committee/CoMix Wave Films Inc.

Lewat pendekatan sifat-sifat yang unik dan menarik serta interaksi antar karakter yang jenaka, karakter-karakter di Weathering with You jadi amat sangat mudah dinikmati oleh penonton. Terasa tidak sulit untuk langsung suka dengan karakternya atau menaruh perhatian lebih pada karakter yang ada, bahkan pada pandangan pertama. Ceritanya jadi ringan untuk diikuti tanpa perlu berpikir lebih dalam. Dosis humornya membuat film ini terasa lawak banget, meskipun dalam beberapa kesempatan komedi yang diselipkan terkadang tidak sesuai tempatnya dan berdampak membuat penonton jadi “kebingungan” antara ingin serius atau ingin tertawa.

Perkembangan Para Karakter Tidak Maksimal Dieksekusi

“Nagi Amano” © Weathering With You Production Committee/CoMix Wave Films Inc.

Karakter sampingan seperti Suga dan Natsumi atau adik dari Hina yang keberadaannya cukup penting dalam cerita filmnya, sayangnya tidak mendapat porsi yang cukup untuk digali lebih dalam. Secara keseluruhan karena aspek ini kurang dieksplor di dalam filmnya, konflik atau tindakan karakternya jadi terasa impulsif, tidak ada kontinuitas dari pertimbangan sebab-akibat. It is really hard to respectfully agree with decision or action they were made.

Hal ini juga sayangnya terjadi pada Hodaka juga, yang di mana posisi Hodaka adalah karakter utama. Sepanjang cerita, motif Hodaka pindah ke Tokyo tidak benar-benar dieksplor. Untungnya karena interaksi karakter yang dibuat begitu fun, hal ini jadi tidak terlalu terlihat. Jalan cerita masih tetap dapat dinikmati.

Visual Storytelling

© Weathering With You Production Committee/CoMix Wave Films Inc.

Meskipun perkembangan karakter porsinya minim, Makoto Shinkai menggunakan banyak elemen visual, mulai dari sisi latar tempat dan lingkungannya maupun desain karakter untuk menggambarkan perasaan dan keadaan karakter.

Hodaka datang ke Tokyo dengan luka-luka di pipinya. Pada fase klimaks luka tersebut kembali hadir sebagai simbolisasi keadaan dan perasaannya saat itu. Genangan air yang membuat sepatu basah dan sulit berjalan, atau bahkan desain dan keadaan kota yang terkesan suram dengan jalan-jalan sempit, mendung dan di saat bersamaan plang love hotel justru terang benderang.

Makoto Shinkai seperti ingin mengajak para penontonnya untuk mencari sendiri makna lebih dalam dari film ini selain apa yang secara eksplisit diutarakan lewat dialog melalui pendekatan visualnya.

Konklusi

© Weathering With You Production Committee/CoMix Wave Films Inc.

Weathering with You mungkin bukanlah karya terbaik dari sang sutradara, mengingat The Garden of Words justru dieksekusi dengan sangat baik dalam aspek visual maupun cerita. Weathering with You terasa lebih ringan dan menyenangkan untuk diikuti, jenaka sekali. Tak ayal mungkin saja Makoto Shinkai memang sengaja memangkas porsi perkembangan karakter agar penonton tidak terlalu overwhelmed dengan cerita yang ingin disampaikan. Sebagai, gantinya Makoto Shinkai justru menyampaikannya cerita yang lebih dalam lewat visual yang diberikan.

Weathering with You memang tidak sempurna, tapi bukan berarti filmnya tidak dapat dinikmati.

Weathering With You akan dirilis di sejumlah jaringan bioskop seperti CGV Cinemas Indonesia dan Cinemaxx Theater mulai 21 Agustus 2019.

KAORI Newsline | Ulasan oleh Rizqi Satrio

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.