Sinopsis
Ayano Himuro dan Shinya Yukimura merupakan dua orang peneliti yang bekerja di laboratorium yang sama. Suatu hari, Himuro secara tidak terduga menyatakan cintanya kepada Yukimura. Awalnya Yukimura terlihat senang. Namun pikirannya sebagai ilmuwan mau tidak mau membuatnya berpikir, adakah bukti empiris yang menunjukkan bahwa mereka jatuh cinta? Dari sini dimulailah penelitian Himuro dan Yukimura untuk membuktikan bahwa keduanya benar-benar jatuh cinta.
Komentar
Pertama kali menonton anime Rikei ga Koi ni Ochita no de Shoumei shitemita (selanjutnya akan disingkat RikeKoi) saya jadi bertanya-tanya, sebenarnya di laboratorium manakah tempat Himuro dan Yukimura bekerja? Penggunaan jas lab putih menunjukkan bidang yang berhubungan dengan kimia, tapi bahasa-bahasa yang mereka gunakan terasa lebih dekat dengan dunia matematika atau statistika. Terlihat juga Himuro mampu mengoperasikan program yang dapat membandingkan dua citra bergerak, apa informatika ya? Tapi Himuro dan Yukimura dapat dengan mudah memahami gejala-gejala menopause dini, Kedokteran? Farmasi? Yang jelas mereka tidak mungkin peneliti di bidang studi sosial, karena kemampuan komunikasi keduanya terlihat jongkok di tempat.
Intinya adalah, kedua karakter yang seharusnya cerdas ini terpaksa melakukan hal bodoh demi tuntutan gimmick cerita. Untungnya, hasil akhirnya sukses membuat saya tertawa terbahak-bahak. Ide “bagaimana membuktikan bahwa kedua orang ini jatuh cinta” sukses diangkut anime RikeKoi menjadi gag sepanjang 24 menit yang menggelikan. Komedi di anime ini banyak dibangun dari cara berpikir mereka benar-benar melenceng jauh dari common sense. Wajar apabila seorang wanita naik detak jantungnya ketika mendapat kabedon dari pria. Tapi ketika pemikiran ajaib mereka menyimpulkan bahwa hal tersebut dapat disebabkan oleh gejala menopause dini, saya hanya bisa geleng-geleng kepala sembari mengiyakan isi pikiran Kotonoha saat itu: “Ya kalau begini cara berpikirnya, gimana penelitiannya mau selesai?”.
Overall, ini adalah anime yang sangat saya rekomendasikan jika mencari anime komedi romansa ringan tentang orang-orang yang cerdas tapi berperilaku bodoh seperti Kaguya-Sama: Love is War. Tentu saja, tidak ada bukti empiris yang membuktikan perkataan saya tadi. Anda dapat menghitung sendiri berapa kali orang tertawa terbahak-bahak, total watchtime, dan faktor lain mereka saat menonton anime ini, untuk kemudian dimasukkan angka-angka tersebut ke dalam rumus bayes sehingga probabilitas anime ini untuk disukai oleh golongan tertentu dapat diketahui. Tapi di mata saya, cara termudah untuk menentukan worth atau tidaknya untuk RikeKoi untuk ditonton adalah: Ya langsung tonton saja.
Fakta dan Data
Judul lain | Science Fell in Love, So I Tried to Prove It |
Karya asli | Manga karya Alfred Yamamoto |
Pengisi suara | Jun Fukushima sebagai Kousuke Inukai Momo Asakura sebagai Rikekuma Natsuko Hara sebagai Kotonoha Kanade Nichika Omori sebagai Ena Ibarada Ryotaro Okiayu sebagai Professor Ikeda Sora Amamiya sebagai Ayano Himuro Yuuma Uchida sebagai Shinya Yukimura |
Sutradara | Toru Kitahata (Koi to Senkyou to Chocolate) |
Penulis skenario | Rintarou Ikeda (Nanatsu no Taizai) |
Desain karakter | Yuusuke Isouchi |
Lagu pembuka | “PARADOX” by Sora Amamiya |
Lagu penutup | “Turing Love” by Akari Nanawo ft. Sou |
Studio | Zero-G |
Situs resmi | https://rikekoi.com/ |
https://twitter.com/rikeigakoini | |
Mulai tayang pada | 10 january 2020 (1530 GMT, 2230 WIT), 11 January 2020 (0030 JST) |
Screenshot dan Video Trailer
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=lkSP7rY1Jt8]



