Beberapa hari setelah perilisan resmi gim Hatsune Miku: Project DIVA Megamix di Nintendo Switch pada 15 Mei lalu, akhirnya saya dapat mengulas gim ini. Saya cukup gembira dengan hadirnya Miku dalam konsol Nintendo lagi, setelah sebelumnya hadir dalam gim Project Mirai di Nintendo 3DS. Gim tersebut memiliki visual chibi yang sangat berbeda dengan seri Project Diva pada umumnya. Walaupun berbeda, saya cukup menikmati arahan visual tersebut dan berakhir menyukai seri Project Mirai. Lalu dengan hadirnya Project DIVA Megamix di Nintendo Switch, saya cukup bahagia kembali karena saya dapat memainkan gim Miku sambil berpergian seperti di konsol PSP dan PS Vita dahulu.
Gim ini pertama kali diumumkan pada tahun 2019 lalu dalam rangka perayaan 10 tahun proyek “SEGA feat. Hatsune Miku Project” dan dijadwalkan dirilis pada awal tahun 2020 di Jepang. Gim Project Diva Megamix sendiri merupakan versi adaptasi dari seri Future Tone yang hadir di arcade dan PS4. Namun, yang membuat versi ini berbeda adalah adanya 101 lagu yang dapat langsung dimainkan oleh pemain sebagai konten dasar ketika memulai gim ini.
Visual yang Indah di Nintendo Switch

Satu hal yang mungkin dapat langsung terlihat dari gim ini ialah visual yang cukup berbeda dari versi arcade dan PS4. Karena Nintendo Switch sendiri tidak memiliki kekuatan pemrosesan seperti PS4, maka diperlukan penyesuaian visual seperti yang dilakukan oleh Project Mirai di 3DS dengan menyajikan visual chibi yang imut. Arahan visual cell shading seperti gim Project Diva sebelumnya merupakan satu hal yang cukup saya hargai dan nantikan, karenanya gaya visual ini terasa lebih pas bagi saya dibandingkan gaya visual realis di versi PS4.
Visual baru ini memberikan kesan spesial di konsol Nintendo dan terasa fresh untuk memainkan. Walaupun visual karakter hingga menu telah berubah, terdapat beberapa arahan visual yang kurang lebih masih dipertahankan dari gim sebelumnya, yakni visual latar. Tidak diubahnya visual latar ini merupakan arahan yang saya pikir sedikit aneh dan bagus. Di satu sisi, visual cell shade yang sangat “berwarna” ini dapat memberikan rasa “aneh” pada beberapa latar yang gelap atau realis, karakter Miku bersama teman-temanya terasa sangat berbeda sekali dengan latar belakangnya (out of place).
Berikut merupakan video contoh perbandingan visual PV Ghost Rule antara seri Project Diva hingga gim saat ini oleh YouTuber Justonegamr yang menggunakan latar cenderung gelap.
Namun bukan berarti arahan visual ini merupakan hal yang sangat disayangkan. Seperti yang telah ditulis sebelumnya, gaya visual ini ternyata juga ada bagusnya. Hadirnya visual seperti ini membuat Miku terasa lebih cantik dan imut, serta jika dipadukan oleh latar yang normal atau penuh dengan warna, gaya visual ini akan sangat terasa keindahannya.
Untuk melihat perbedaan tersebut, mari melihat kembali contoh video perbandingan PV Arifureta Sekai Seifuku yang memiliki visual lebih berwarna dari setiap seri Project Diva oleh YouTuber Justonegamr.
Singkat kata, dalam mennilai arahan visual ini terdapat berbagai opini yang mungkin saja berbeda-beda. Arahan visual ini bagi saya sangat bagus dan menarik. Namun dalam perubahan visual ini, saya pikir beberapa latar harusnya diperbarui kembali untuk menyesualkan dengan gaya visual barunya, seperti lagu catch the wave (oleh Livetune) yang digunakan sebagai lagu tema Project Diva Megamix. Selain visual, hal negatif lain yang sering terjadi ketika memainkan gim ini ialah tidak konsistennya waktu tunggu (loading) ketika akan memainkan salah satu lagu. Sebagai contoh, terdapat beberapa lagu yang langsung dapat dimainkan ketika sudah dipilih, namun di sisi lain terdapat segelintir lagu yang harus menunggu beberapa detik hingga puluhan detik sebelum bisa dimainkan.
Mode Touch, Mix, dan Arcade

Hadir di konsol Nintendo, gim Project Diva Megamix menyajikan satu hal unik dalam segi gameplay, yakni dengan membagi permainan dalam 3 mode; touch, mix, dan arcade. Hal yang saya sangat nantikan di sini ialah mode touch. Jika kalian memainkan gim rhythm ketika di perjalanan dengan layar yang kecil, maka rasanya akan sangat sulit untuk tidak bermain dengan fitur touch screen-nya (atau memang karena saya terbiasa dengan bermain gim rhythm di ponsel). Terlepas hal itu, apakah mode touch ini nyaman untuk dimainkan?
Saya cukup berekspektasi tinggi akan mode ini, terutama bila membayangkan memainkan gim rythmn di layar touchscreen, namun nyatanya saya sedikit merasa aneh dalam memainkan mode touch. Hal tersebut saya pikir timbul dari desain Nintendo Switch itu sendiri. Karena saya terbiasa memainkan gim rhythm sambil memagang hp, ketika saya melakukan hal serupa di Switch terdapat rasa “janggal”. Bagian sisi konsolnya merupakan tempat untuk menaruh kontroler, sehingga ketika memainkan gim ini dalam mode touch terasa sedikit aneh ketika dipegang karena adanya lubang. Namun, bila memainkan sambil menaruh konsol di tempat datar saya rasa mode ini cukup menarik dan lebih seru dibandingkan mode klasik.

Selain itu, ada juga mode mix yang bertujuan memanfaatkan fitur dari kontroler Joy-con Nintendo Switch. Ketika saya melihat promosi akan fitur ini, saya merasa bahwa mode tersebut terasa dipaksa sekali untuk diterapkan, seperti “karena ini konsol Nintendo, kita masukkan fitur yang unik saja.” Kemudian hadirlah mode mix yang dapat dimainkan dengan mengerakkan kontroler kalian ke kiri dan kanan sesuai dengan irama lagunya. Namun, ternyata pemikiran tersebut sangatlah keliru dan malah saya menyukai mode ini ketimbang bermain dengan mode touch.
Pada mode ini, gim masih dapat dimainkan pada mode konsol dock di TV. Serta dengan alur permainan yang tidak se-chaos dari mode klasik, saya cukup senang karena hampir tidak pernah gagal sekalipun ketika memainkan mode ini (ya, saya sering kali gagal ketika bermain mode klasik). Karena setiap irama tidak memerlukan input presisi yang sangat tepat pada posisi dan timing yang ada, memainkan mode ini terasa seru tanpa adanya rintangan atau tantangan besar untuk harus menyelesaikan lagunya sempurna mungkin. Selain itu, pada mode ini visual dari musik video dapat dilihat dengan penuh tanpa perlu memikirkan irama yang masuk dari sisi manapun dan terstruktur layaknya mode di seri Project Mirai yang memiliki alur irama teratur.

Terakhir, tentu saja ada mode klasik yang tidak dapat dilewatkan begitu saja karena mode inilah yang membuat Project Diva terkenal dan diminati oleh kalangan pemain gim rhythm ataupun penggemar Vocaloid. Gim Project Diva dikenal karena permainannya yang mudah untuk dimainkan namun susah untuk dikuasai dalam waktu instan. Setiap input irama dari gim ini memerlukan presisi waktu yang sangat tepat disertai masuknya berbagai irama dari segala sisi layar. Banyaknya yang terjadi dalam satu layar secara bersamaan dengan video musik yang berjalan di belakang, membuat saya merasa cukup pusing ketika awal memainkannya, terutama dalam menentukan input tempo yang tepat.
Akan tetapi, tantangan itulah yang membuat gim ini terasa seru dan beda dibandingkan gim rhythm lainnya. Ketika kita berhasil menyelesaikan satu lagu dengan skor yang baik, timbul rasa kebanggaan tersendiri bahwa telah menyelesaikan suatu tantangan yang sulit. Saya sendiri paling bagus hanya mencapai rating skor 50% pada tingkat kesulitan normal dan jarang sekali mencapai diatas itu. Namun ketika sukes menyelesaikan lagu dan melihat tulisan clear, saya sangat bangga atas keberhasilan memainkan lagu tersebut.
Dari seluruh mode diatas, kalian dapat mencari dan menentukan mode apa yang sekiranya sesuai dengan preferensi kalian, terutama dengan fleksibilitas konsol Nintendo Switch untuk dimainkan di rumah ataupun di perjalanan.
Ulasan gim Hatsune Miku: Project Diva Megamix versi Switch berlanjut ke halaman selanjutnya.