Awal Visual yang Menjanjikan, Namun Diakhiri oleh Visual 3D

© Mountain Pukuichi Yoshibunsha/ Shin-Koshigaya High School Women’s Baseball Club

Lalu menyinggung pertandingan, maka di sinilah rasa kecewa saya semakin muncul. Pada awal penayangan saya cukup menantikan sekali anime ini. Walau memang tidak memiliki visual karakter yang imut untuk sekelas anime cute girls doing cute things lainnya. Saya cukup mengapresiasi sisi visual latar belakang hingga sewaktu permainan, di mana semua animasi disajikan dalam bentuk 2D. Seketika saya teringat bagaimana semua gerakan dalam anime The Idolm@ster dibuat dalam 2D. Namun seiring waktu hal tersebut berubah ketika menyentuh pertengahan penayangan, di mana banyak animasi yang semula digambarkan dengan teknik 2D digantikan menjadi 3D.

Tidak hanya bentuk animasi yang berubah, namun pada saat adegan close-up dengan karakter tertentu terkadang terasa aneh. Bagi saya proporsi tubuh karakaternya hingga gerakannya terasa sangat kaku dan tidak alami. Walau kekecewaan ini sangat terasa, namun saya tetap mencoba untuk menonton hingga akhir penayangan.

Jujur Saya Suka dengan Lagu Pembuka dan Penutupnya

Saatnya minum boba dulu~ | © Mountain Pukuichi Yoshibunsha/ Shin-Koshigaya High School Women’s Baseball Club

Jika melihat kenapa saya masih sangat ingin menonton anime ini, sebenarnya ada juga satu hal yang saya sukai, yaitu lagu pembuka dan penutupnya. Pada lagu pembuka terdapat perasaan semangat dan gerakan untuk berubah seperti layaknya anime olahraga pada umumnya. Lagu pembukanya terasa sekali seperti menyerukan “lakukanlah yang terbaik dari kalian dalam memulai hari”. Lalu pada lagu penutupnya, setelah berbagai konflik yang telah disajikan oleh anime ini, saatnya para perempuan di sini untuk beristirahat dengan santai layaknya perempuan zaman now, yaitu dengan “boba”. Ya, terlepas dari lelucon minuman boba, jujur lagu penutupnya sangat comfy dan menyenangkan sehingga tensi yang telah dibuat dari penceritaan terasa ringan kembali (apalagi ketika melihat animasi yang buruk).

Namun hal tersebut tidak berlaku untuk beberapa efek suara ataupun BGM di anime ini. Saya sendiri kurang begitu merasakan tensi yang disajikan karena kurangnya perpaduan antara suara-suara itu.

Kesimpulan

© Mountain Pukuichi Yoshibunsha/ Shin-Koshigaya High School Women’s Baseball Club

Kembali lagi di awal, saya sudah terpikat akan premis cute girls doing baseball semenjak awal episode (layaknya anime Hachigatsu no Cinderella Nine) yang disajikan anime Tamayomi. Anime ini telah memberikan kepada saya alasan untuk menonton anime dengan tema olahraga. Bagi saya pribadi, tema tersebut hampir jarang saya tonton terutama dengan karakter laki-laki. Namun karena penyajian anime ini menceritakan dengan karakter yang imut dan cantik, maka saya putuskan untuk menontonnya hingga tamat. Meskipun begitu, memang ada terlihat penurunan kualitas dari segi animasi terutama pada penggunaan model 3D pada pertengahan penayangannya yang cukup disayangkan, padahal saya sangat menantikan kualitas animasi yang sama ketika awal penayangan anime ini dengan visual 2D yang indah.

Walaupun begitu, kekurangan pada sisi visual mungkin bisa dilupakan terutama pertengahan penayangan tersebut dilengkapi oleh berbagai konflik baru untuk diikuti dibandingkan oleh berbagai konflik kecil diawal yang mungkin lebih mudah ditebak. Hanya saja ketika episode akhir, saya berpikir bahwa akan terjadi peningkatan dalam segi animasi. Namun nampaknya hal tersebut tidak terjadi. Penyelesaian cerita anime ini sendiri juga menyelesaikan tujuan awal dari premis yang disajikan. Namun saya sangat menantikan sekali bila suatu saat akan ada musim selanjutnya dari adaptasi anime ini.

Singkat kata, mungkin saya tidak dapat merekomendasikan anime ini kepada beragam penonton, terutama bagi yang memang menyukai tema olahraga pada umumnya. Saya pikir tema ini umumnya menyajikan berbagai rintangan setiap episode untuk dilewati para karakternya hingga perkembangan karakter yang cukup luas. Namun pada 12 episode penayangan anime ini, saya pikir anime Tamayomi akan sedikit cocok bagi yang memang menggemari anime olahraga dengan tokoh perempuan seperti Hanebado. Walaupun secara cerita Tamayomi cukup beda jauh, tapi secara narasi kurang lebih kita dapat melihat sisi keimutan dari seorang perempuan sekaligus menikmati adegan olahraga yang menarik.

Kelebihan

  • Premis cerita sederhana dan eksekusi cerita yang baik. Setiap episode memberikan rasa penasaran terutama ketika sedang dalam pertandingan di mana banyak kejadian tidak terduga.
  • Lagu yang cukup enak dan memorable untuk terus didengarkan setiap saat.

Kekurangan

  • Awalnya saya cukup tertarik pada animasi yang disajikan ketika adegan bermain baseball. Namun seiring waktu animasi tersebut semakin menurun hingga pada akhirnya menggunakan 3D model untuk pergerakannya.
  • Sulitnya untuk menemukan watak ataupun penoohan setiap karakter yang ada, terutama dengan desain karakter yang sedikit sulit ditebak. Selain itu pengembangan karakternya sendiri terlalu fokus pada karakter utama saja.
Judul Lain Tamayomi
Karya Asli Komik karya Mountain Pukuichi
Pengisi Suara Kaori Maeda sebagai Yomi Takeda
Satomi Amano sebagai Tamaki Yamazaki
Nao Shiraki sebagai Yoshino Kawaguchi
Miyu Tomita sebagai Ibuki Yamaguchi
Sutradara Toshinori Fukushima (Major, Tegamibachi)
Sutradara CG Yuichi Goto
Desain Karakter
Koichi Kikuta (Aikatsu!, Kono Subarashii Sekai ni Shukufuku wo!)
Musik Hiroto Morishita (Akanesasu Shoujo, High School Fleet Movie)
Lagu Pembuka Never Let You Go!” oleh Nanaho Lyrics
Lagu Penutup Plus Minus Zero no Housoku” (プラスマイナスゼロの法則) oleh Shingoshigaya Koukou Joshi Yakyuubu
Studio Studio A-CAT (Frame Arms Girl, Pastel Life)
Situs resmi https://tamayomi.com/
Twitter @tamayomi_PR
Mulai tayang pada 01 April 2020 (1300 GMT, 2000 WIB, 2200 JST)

 

KAORI Nusantara | Oleh Cakra Bhirawa

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses