Orang yang mencintai satu sama lain mungkin akan berkata “Indahnya jatuh cinta bersama dia”, tapi… Itu semua SALAH, faktanya “cinta itu perang!”. Karenanya dalam hubungan tersebut terdapat suatu “hubungan kekuasaan” yang jelas sekali! Siapa yang jatuh cinta lebih dahulu, maka dialah yang kalah dalam peperangan ini. Inilah Kaguya-sama wa Kokurasetai atau dikenali juga dengan Kaguya-sama: Love is War.
Komik Kaguya-sama: Love is War merupakan komik karya Aka Akasaka yang pertama kali dirilis pada tahun 2015 dan diadaptasi menjadi anime pada tahun 2019 hingga musim keduanya. Seri ini juga telah diadaptasi menjadi film live action di tahun yang sama.
Di Indonesia sendiri komik ini diterbitkan oleh M&C! pada tanggal 13 Juli 2020 lalu. Mari simak ulasan volume pertama dari komik Kaguya-sama: Love is War berikut ini!
Sinopsis

“Cinta itu perang! Siapa yang jatuh cinta duluan, maka dialah yang kalah!!”
Wakil ketua OSIS Kaguya Shinomiya dan Ketua OSIS Miyuki Shirogane yang bertemu di OSIS perguruan Shuuchi’in saling tertarik satu sama lain… Akan tetapi, setengah tahun berlalu begitu saja tanpa ada yang terjadi di antara mereka!! Kedua orang yang tidak bisa jujur karena terhalang gengsi yang tinggi ini akhirnya mulai memikirkan berbagai siasat rumit untuk membuat pihak lawan menyatakan perasaannya lebih dulu.
Penceritaan Komik – Membaca “Berpikir”

Tidak pernah terbayang bagi saya bahwa sebuah pernyataan cinta saja memerlukan suatu strategi tingkat tinggi. Itulah yang disajikan sebagai premis utama seri komik Kaguya-sama: Love is War, di mana cinta di sini adalah bukti peperangan yang tengah berlangsung. Karenanya siapapun yang menjalin hubungan cinta maka pasti akan ada satu pihak yang mengendalikan maupun dikendalikan. Karena itu sebagai pembaca, kita diperkenalkan oleh seorang dua “calon” pasangan yang menjabati tingkat tinggi di OSIS sekolah ternama yaitu Miyuki Shirogane selaku ketua OSIS dan Kaguya Shinomiya selaku wakil ketua OSIS dari Perguruan Shuuchi’in.
Miyuki dan Kaguya sendiri sebenarnya telah jatuh “cinta” satu sama lainnya. Namun mereka menyadari yang mengutarakan cinta itulah yang akan dianggap sebagai pecundang karena takluk oleh statusnya. Miyuki sebagai siswa biasa yang mampu memasuki perguruan elit dan memimpin sebagai ketua OSIS dan juga Kaguya yang merupakan siswi keturunan keluarga Shinomiya, sebuah keluarga konglomerat di Jepang. Setengah tahun telah berlalu, tidak ada yang ingin mengalahkan ego diri mereka untuk mengutarakan cintanya. Sebelumnya yang hanya ingin berpacaran, kini berbalik caranya bagaimanakah cara salah satu dari mereka menyatakan perasaannya terlebih dahulu.
Pada volume pertama ini, cerita akan premis diceritakan dengan baik dan tepat sekali sehingga humor romantic comedy (romcom) di sini sangatlah terasa. Ambil contoh saja pada awal cerita volume pertama ini saja, sudah langsung disajikan perang strategi tingkat tinggi dalam rangka mengajak salah satunya untuk nonton bersama dengan film yang “dirumorkan” akan menjadikan pasangan setelah menontonnya. Mendengarkan rumor seperti itu, Miyuki langsung berpikir kembali akan ajakannya, hal itu saja telah membuat ajakannya seperti berpacaran bersama Kaguya. Begitu pula oleh Kaguya yang tidak ingin melepaskan kesempatan ini karena ia telah menyusun rencana sempurna ini dari awal. Banyaknya momen-momen sederhana namun diperbesar inilah yang membuat narasi dari cerita komik ini semakin menarik dan seru setiap halamannya.
Penggambaran Komik – Kupikir Salah Genre

Entah apa yang terlintas kepada saya ketika melihat cover dan judul komik Kaguya-sama: Love is War adalah ini merupakan komik “thriller“. Yap, itulah yang saya pikirkan dan karena itu saya sempat tidak ingin membaca komik ini sebelum mengenali animenya, entah ekspresi dan judul bahasa Inggrisnya membuat rancu penyajian dari seri ini, yang malah isinya penuh dengan lawakan romcom.
Namun firasat tersebut nampaknya tidak juga berubah ketika saya membaca beberapa panel yang sangat terasa ekspresi suram dan menyeramkan dari Kaguya itu sendiri, dan bahkan saya langsung berpikir kenapa tidak jadi komik pembunuhan saja sih? Terlepas dari itu visual seperti itu malah membuat komik in isangat terasa susana konflik dan juga lelucon yang ingin disajikan. Contoh saja pada ekspresi gambar di atas, sangat terasa sekali leluconnya akan kepasrahan Kaguya ketika melihat Chika Fujiwara memakan bekal yang diinginkannya. Walaupun panel tersebut tidak memiliki teks dan efek Onomatope, terasa sekali lelucon akan kepasrahannya itu bahkan melihat ekspresi saja sudah membuat saya tertawa akan momen ini.
Bukan berarti semua momen akan terlihat suram seperti ini (walaupun kebanyakan momen ini malah lebih cocok), namun banyak juga momen indah melihat Kaguya dan Chika dengan kecantikannya. Kurang lebihnya visual di sini sangat digambarkan dengan baik setiap halamannya.
Kesimpulan

Melanjutkan apa yang saya katakan mengenai visual komik ini, ya secara pribadi saya memang tidak ingin membaca komik ini karena saya piikir “Kaguya-sama: Love is War adalah Thriller“. Dengan ekspresi yang cukup mencekam dan pernyataan perang, saya berpikir seperti itu dan setelah bertanya malah yang saya dapati ini adalah komik komedi.
Terlepas dari hal tersebut impresi tersebut memberikan kesan yang khas terhadap seri ini dan memberikan saya kemauan untuk membaca kembali komik ini ke depannya terutama dengan lelucon yang dibawakan dengan baik sekali. Dalam volume pertama ini saja, cerita dikemas dalam cerita singkat dan padat namun sangat mencirikan sekali tema lelucon di sini yaitu “strategi perang cinta tingkat tinggi”. Mungkin saja bagi yang malas membaca akan banyak beberapa hal yang saya pikir teksnya terlalu panjang namun bagi yang suka baca komik sekilas, saya pikir komik ini juga dapat memberikan impresi serupa terutama yang mencari romcom.
Dibanderol dengan harga 45.000 Rupiah (untuk pulau Jawa). Sama seperti komik dalam rentang yang sama, memiliki kualitas yang sangat baik sehingga cukup nyaman dalam pembacaan komik ini terutama pada kontras hitamnya. Hasil cetaknya juga cukup konsisten sehingga tidak terlihat adanya warna pudar.
Dari segi penerjemahannya sendiri, saya tidak merasakan hal yang aneh dalam membaca hanya saja mungkin pada salah satu adegan teka-teki saja yang membuat saya terkadang terbinggungkan topik pembahasannya. Hal ini juga kerap terjadi memang pada penerjemahan komik yang memiliki teka-teki dari permainan kata bahasa Jepang, sehingga komplen ini juga dapat dikatakan tidak relevan, namun bagi saya perlu untuk dicatat saja, adapun detil terkait kenapa bisa mendapatkan jawaban seperti itu juga telah dijelaskan dengan singkat dan jelas dalam komik ini.
Untuk mengakhiri ulasan volume pertama dari komik Kaguya-sama: Love is War, saya sangat merekomendasikan untuk membeli komik ini bagi segala kalangan pembaca terutama yang sedang mencari romansa sejati namun bimbang ingin mendekati seperti apa atau bahkan yang ingin mendapati lelucon romansa yang baik. Membaca komik ini cukup membuat lelah karena banyak sekali lelucon menarik yang terkadang tidak terlalu masuk akal dan terkadang banyak sekali pikiran yang tidak terbayang akibat kepintaran para karakter ini.
KAORI Newsline | Oleh Cakra Bhirawa