Setelah puluhan tahun, kini sang pencuri terkenal Lupin the 3rd kembali hadir dalam layar lebar. Komik karangan Monkey Punch ini diadaptasi kedalam film layar lebar dengan balutan live-action dengan disutradarai oleh Ryuhei Kitamura.
Dalam live-action ini, Lupin dibawa kedalam setting dunia masa depan. Aksi sang pencuri handal ini dimulai pada suatu malam. Sebuah museum di Singapura menjadi target dari pencuri keturunan Arsene Lupin ini.
Kembalinya aksi Lupin
Sasaran pencurian Lupin the 3rd (diperankan oleh Shun Oguri) kali ini adalah sebuah medali yang tersimpan dengan pengamanan yang cukup ketat di dalam museum. Bagaikan mengambil permen dari anak kecil, medali yang telah menjadi incaran Lupin pun dapat dengan mudah dicuri, namun akibat kecerobohan Lupin, ia membuat sedikit kekacauan dalam aksinya di malam itu.
Setelah berhasil mendapat medali yang menjadi target curiannya, Lupin bertemu dengan sang rekan sesama pencuri, Michael Lee (diperankan oleh Jerry Yan). Medali yang sudah susah payah diperoleh kini berpindah tangan ke rekannya, akibat sedikit ancaman yang dilancarkan Michael kepada Lupin.
The Works: Awal sebuah Pengkhianatan
Selepas kejadian di Singapura, kini Lupin menjadi incaran Interpol. Inspektur Zenigata (diperankan oleh Tadanobu Asano) segera mengerahkan kekuatannya untuk melacak tempat persembunyian Lupin. Dengan berbagai data penyelidikan, diketahuilah bahwa Lupin merupakan anggota dari grup pencuri pimpinan Dawson (diperankan oleh Nick Tate) bernama The Works.
Tidak lama setelah mencuri medali di museum Singapura, para anggota The Works melakukan sebuah pertemuan. Lupin tidak luput untuk hadir dalam pertemuan para pencuri The Works tersebut. Dalam pertemuan itu, sang ketua, Dawson menerangkan bahwa The Works didirikan bukan sekedar untuk mencuri. Aturan utama dari The Works adalah tidak boleh mencuri dari mereka yang kekurangan, bagi The Works, mencuri adalah cara agar kekayaan serta harta karun tidak hanya dimiliki oleh mereka yang sudah berkecukupan dan berlebihan saja.
Pertemuan dimalam itu bukanlah pertemuan biasa. Dalam pertemuan tersebut, Dawson menjelaskan bahwa ia akan mengumumkan penggantinya. Ketua baru dipilih kepada siapapun yang memegang medali yang dicuri dari museum Singapura. Lupin yang digadang-gadang sebagai ketua baru ternyata tidak memiliki medali tersebut karena sudah ia berikan kepada Michael, namun ternyata Michael pun tidak terpilih, medali ternyata jatuh ke tangan Fujiko Mine (diperankan oleh Meisa Kuroki), perempuan yang ditaksir oleh Lupin.
Crimson Hearts of Cleopatra: Awal Masalah Besar
Penobatan Fujiko sebagai ketua pun diselenggarakan, dan sebagai bentuk tradisi, Fujiko sebagai ketua pun dipersilahkan untuk membuka brangkas milik The Works tempat mereka menyimpan harta karun curian yang paling berharga. Di dalam brangkas tersebut tersimpan kalung emas milik Cleopatra, bernama Crimson Hearts of Cleopatra.
Petaka pun datang, ketika markas The Works tiba-tiba diserang oleh sekelompok orang misterius. Inspektur Zenigata yang sejak semula mengawasi markas The Works pun segera turun tangan mengatasi kekacauan yang terjadi.
Di dalam, Dawson segera ditodong pisau oleh Michael. Crimson Heart of Cleopatra pun tak luput berpindah tangan ke Michael. Sontak seisi ruangan menjadi terkaget-kaget, Dawson pun menyuruh seluruh anggota The Works termasuk Lupin, Fujiko, serta Jigen (diperankan oleh Tetsuji Tamayama) untuk tidak melawan demi kebaikan bersama.
Namun suasana semakin ricuh, sekelompok penyerang tersebut ternyata rekan Michael yang sudah disiapkan untuk mencuri harta karung milik Cleopatra. Ditengah suasana kacau, Dawson pun tertembak hingga tewas. Michael segera melarikan diri dan membawa kabur Crimson Heart of Cleopatra.
To Game Well-Played
Atas kejadian di malam itu, Lupin pun segera bertekad untuk mengejar Michael. Bersama dengan Jigen serta Fujiko, Lupin mulai melakukan berbagai macam pencurian demi mencari informasi serta modal untuk mencari Michael yang telah melarikan diri. Dilain pihak, kepolisian dibawah instruksi Inspektur Zenigata juga mengejar-ngejar Lupin dan rekan-rekan Pencurinya.
Berbagai rintangan, serta intrik dan permainan licik menanti Lupin. Ditengah pencariannya akan sosok Michael, Lupin pun mengetahui fakta mengenai keberadaan The Ark, fasilitas brankas dengan peralatan keamanan super ketat dan super canggih yang ada di dunia. Diketahui bahwa Michael kemungkinan bekerjasama dengan Pramuk (diperankan oleh Nirut Sirichanya), pemilik The Ark untuk melakukan transaksi serta menyatukan kalung dengan batu ruby milik Cleopatra.
Aksi Lupin di Dunia Futuristik
Membawa setting yang baru, live-action Lupin the IIIrd ini mengajak Lupin beserta rekan-rekan pencurinya kedalam dunia futuristik. Meski secara umum tidak terlihat berbeda dari dunia yang ada sekarang, penggunaan berbagai alat canggih menjadi salah satu sajian dari film ini. Ponsel yang digunakan ditampilkan dengan model yang cukup futuristik, belum lagi persenjataan canggih seperti bom Malibu dan fasilitas super canggih The Ark membawa kesan fiksi ilmiah ada di film ini.
Berubahnya setting ini tentu berpengaruh pada jalannya cerita di film ini. Dengan dipilihnya setting dunia masa depan, aksi-aksi pencurian yang dilakukan Lupin ditampilkan dengan apik karena sang pencuri harus bermusuhan dengan teknologi pengaman super canggih. Di lain pihak, adanya senjata futuristik juga mendukung jalannya intrik-intrik serta aksi yang ada di film ini.
Pergantian setting ini juga memudahkan penonton yang kurang atau bahkan tidak akrab dan tidak kenal dengan sosok Lupin the IIIrd. Dengan menggunakan setting baru, penonton tidak perlu memikirkan latar belakang kisah Lupin the 3rd pada seri manga serta animenya, karena cerita pada live-action ini terjadi di latar yang sepenuhnya baru.
Intrik dibalut Komedi
Selain menampilkan adegan-adegan aksi, komedi menjadi salah satu sajian utama dari film ini. Hampir bisa dikatakan bahwa porsi humor di film ini disajikan hampir di tiap bagian yang ada. Banyaknya twist bertemakan komedi dalam film ini ditunjang oleh para karakter yang ada.
Lupin sebagai karakter utama dalam film ini memiliki sifat yang sama seperti pada seri manga aslinya, dimana meskipun ia cukup lincah dan terampil dalam menjalankan aksinya, namun ia juga cukup ceroboh dalam berbagai hal.
Namun porsi humor dalam film ini bisa dikatakan mayoritas datang dari karakter Goemon (diperankan oleh Go Ayano) serta Inspektur Zenigata. Goemon merupakan seorang samurai rekan Lupin yang dimintai tolong oleh Lupin dalam usaha mengejar Michael Lee serta menyusup kedalam The Ark. Sebagai seorang samurai, Goemon memiliki pendirian yang kuat serta pola pikir tradisional, namun karena film ini mengambil setting dunia modern, banyak hal-hal yang tidak terduga yang terjadi saat Goemon harus berurusan dengan dunia modern.
Disisi lain, Inspektur Zenigata merupakan seorang petugas Interpol yang diberi tugas untuk mengejar Lupin. Namun dalam usaha pengejarannya, ia kerap kali mengalami kejadian yang tidak terduga yang cukup mengocok perut bagi siapapun yang menontonnya. Bahkan sampai akhir film bisa dikatakan nasib Inspektur Zenigata tidak pernah mulus dan selalu ditimpa kegagalan serta kesialan yang dibalut dengan nuansa humor.
Cerita yang tidak terduga
Meskipun secara kasar pembawaan alur cerita Lupin the 3rd berpola linear, namun banyak hal tidak terduga yang terjadi dalam cerita yang dibawakan. Berbagai macam twist muncul dalam cerita yang sedang berlangsung. Seperti pada bagian awal, dimana Michael yang sejak semula digambarkan menjadi rekan Lupin dalam The Works ternyata harus mengkhianti The Works demi mencuri harta karun yang tersimpan.
Sosok karakter Fujiko yang sulit ditebak menjadi elemen penting dalam terciptanya banyak twist dalam plot yang disajikan. Beberapa kali terlihat sosok Fujiko yang memihak ke Lupin, namun tak jarang juga ia lebih memihak ke Michael akibat adanya ikatan antara mereka, bahkan hingga bagian akhir film, Fujiko telah sukses membentuk twist dalam film ini.
Tokoh Lintas Zaman
Lupin the 3rd memang terdengar lebih akrab dengan pembaca manga di era 80-90’an. Penggemar manga di era sekarang tidak terlalu kenal dengan sosok Lupin the 3rd beserta rekan-rekannya.
Dibuatnya live-action ini, Lupin beserta karakter lainnya berhasil menjadi karakter lintas zaman. Pengenalan tokoh yang ada dalam film ini dibawakan dengan cukup jelas baik secara tersirat maupun tersurat. Penonton yang tidak akrab dengan sosok Lupin, beserta rekan-rekannya dapat dengan mudah mengenal karakter yang ada dalam film ini.
Kesimpulan
Film live-action Lupin the 3rd berhasil membawa sosok Lupin kedalam setting dunia yang baru dengan padatnya humor serta plotwist yang berlangsung. Namun dari sisi pengambilan gambar, serta efek khusus yang ada dalam film ini terkesan cukup standar. Musik latar yang ada juga terkesan standar. Selain itu, unsur aksi yang ada tertutup oleh humor sehingga tidak terlalu terasa tensi dari aksi yang ada. Film live-action Lupin the IIIrd sangat cocok bagi anda yang mencari alternatif tontonan yang ringan, penuh twist, serta mengocok perut.
KAORI Newsline | Diulas oleh Rafly Nugroho