Pengantar
Klub Baca Manga KAORI berlanjut ke bulan Oktober 2021. Kegiatan ini diadakan sebagai suatu kesempatan bagi peserta untuk menambah ragam bacaan manga, dengan agar mencoba membaca seri-seri di luar majalah atau kelompok demografi yang biasanya dibaca.
Kegiatan ini dilakukan dengan format sederhana, yaitu setiap bulan dipilih satu majalah manga sebagai sumber bacaan, dan peserta cukup membaca setidaknya satu judul manga yang pernah dimuat di majalah tersebut (disarankan memang manga yang tidak sedang dibaca atau belum pernah dibaca sebelumnya). Pilihan majalahnya setiap bulan akan diselang-seling antara majalah shoujo/josei dan majalah shonen/seinen. Kemudian di hari Minggu terakhir setiap bulan akan diadakan obrolan di Discord KAORI Nusantara untuk membahas komik-komik yang telah dibaca di bulan tersebut. Kegiatan ini tidak hanya terbuka bagi staf KAORI, tapi juga bagi #Kaoreaders yang berminat.
Baca Juga: Kami Mengunjungi Event Kafe Kolaborasi HoYo-Fest di Jakarta!
Edisi Oktober 2021: Margaret
Majalah yang terpilih untuk sesi Klub Baca Manga di bulan Oktober 2021 adalah majalah shoujo, Margaret. Majalah ini diterbitkan oleh Shueisha. Terbit sejak 1963, majalah ini telah memuat berbagai seri shoujo legendaris seperti Rose of Versailles, Jendela Orpheus, Aim for the Ace!, Hana Yori Dango, dan lain-lainnya.
Pada dialog di tanggal 31 Oktober, ada empat komik Margaret (dan Bessatsu Margaret) yang dibahas yakni: Neko to Watashi no Kinyoubi (Arina Tanemura, 2013-2015), Hirunaka no Ryuusei/Daytime Shooting Star (Mika Yamamori, 2011-2014), Houkago x Ponytail (Teko Tanaka, 2012), dan Jewelry: Hane to Kotori no Subarashiki Hibi (Chika Iwa, 2017-2018). Berikut adalah ringkasan isi komik-komik tersebut beserta beberapa komentar menarik dari peserta diskusi.
Neko to Watashi no Kinyoubi

Ai Tachibana naksir sama senpainya yang populer di sekolah, Mia Serizawa, yang biasanya dia temui di perpustakaan setiap hari Jumat. Suatu hari dia mendapat pekerjaan untuk mengajar privat sepupunya yang masih kelas 5 SD, Nekota Honjo, di hari Jumat. Ternyata Nekota suka pada Ai dan sengaja ingin diajar privat agar bisa dekat dengan Ai, padahal di lain pihak hubungan Ai dan Serizawa-senpai mengalami perkembangan.
Bagi Editor The Indonesian Anime Times, Halimun, manga ini memberikan kesan bahwa dengan skenario cinta segitiga saja, komik ini sudah bisa membuat situasi-situasi yang bikin gregetan. Bahkan tokoh utamanya sendiri mengalami konflik internal yang cukup rumit, dari merasa rendah diri dan meragukan apakah dirinya yang biasa-biasa saja pantas menjadi pacar senpainya yang populer, sampai merasa bersalah kepada senpainya karena perasaannya mendua kepada Nekota. Senpainya sendiri adalah anak gelap dari aktris terkenal dan mendambakan kehidupan normal yang tidak terbebani perhatian orang banyak, sehingga karena itu dia tertarik pada Ai. Sementara perasaan Nekota menghadapi rintangan kesenjangan usia. Tapi momen-momen ketika Nekota dan Serizawa-senpai berebut perhatian Ai seringkali jadi terasa lucu karena mereka berseteru seperti kucing dan anjing.
Hirunaka no Ryuusei (Daytime Shooting Star)

Suzume Yosano anak sekolah dari kampung yang dititipkan ke pamannya di Tokyo karena orang tuanya ditugaskan kerja di luar negeri. Saat tiba dan tersesat di Tokyo, dia dibantu oleh seorang laki-laki yang ternyata teman pamannya dan juga guru wali kelasnya.
Masih diberikan oleh Halimun, menurutnya komik ini heroine-nya sangat menarik, sulit dijelaskan dengan kata-kata. Bukan karena karakterisasinya flat (meski seringkali ekspresi wajahnya memang agak datar, tapi di balik itu dia merasakan perasaan yang bermacam-macam), tapi susah untuk mengotakkan sifatnya dalam stereotip-stereotip karakter komik yang biasanya dikenal. Jalan berpikir dan perilakunya yang di luar kebiasaan bagi orang-orang di lingkungan barunya seperti menjadi angin yang meniupkan perubahan pada kehidupan karakter-karakter di sekitarnya, dan sebaliknya, pengalaman-pengalamannya dengan orang-orang baru di sekitarnya juga memberi perubahan pada kehidupan Suzume.
Meski memang ada plot romance dari karakter utama dengan gurunya, tapi di awal-awal ceritanya lebih banyak porsi perjalanan Suzume mendapatkan teman di sekolah barunya, terutama dengan tokoh-tokoh yang punya sifat unik seperti Mamura yang penyendiri atau Nekota yang bermuka dua. Adanya aspek pertemanan sekolah itu membuatnya terasa mengingatkan pada Tonari no Kaibutsu-kun/My Little Monster.
Houkago x Ponytail

Menurut editor The Indonesian Anime Times, Dany, komik ini menghadirkan sebuah cerita simpel tentang romansa perempuan SMA dengan pria yang lebih dewasa (umur Kiritani sekitar 20-an). Sebagai seorang otaku, Sugawara digambarkan sebagai perempuan “plain“. Menurutnya, hal ini menarik karena otaku (apalagi pria) biasanya digambarkan sebagai orang yang anti-sosial, sedangkan Sugawara ini masih punya teman yang bukan otaku atau riajuu. Dany menyukai akhir ceritanya yang katanya “agak meta” di mana Kiritani mendapat serialisasi yang isi komik buatannya menceritakan kisahnya dengan Sugawara.
Ketika didiskusikan dengan pembaca lain, barulah Dany menyadari bahwa komik ini sebenarnya bukan rilisan Margaret tapi Bessatsu Margaret. Walaupun namanya mirip dan sama-sama dibawah Shueisha, kedua majalah tersebut merupakan majalah yang berbeda. Margaret sendiri terbit dwi mingguan, sedangkan Bessatsu Margaret terbit bulanan. Jadi untuk #Kaoreaders lain yang ingin mengecek majalah di artikel ini, hati-hati jangan sampai tertukar.
Jewelry: Hane to Kotori no Subarashiki Hibi

Di hari pertama masuk SMA, Hane, siswi yang langganan masuk RS karena kondisi kesehatannya, memberanikan diri untuk menyapa teman sekelasnya, Kotori. Tapi ketika akan menyapa, Kotori sedang berkelahi dengan para siswa kelas 2. Melihat perkelahian itu, Hane tumbang dan masuk RS lagi. Tapi saat Hane sedang dirawat, ternyata Kotori datang mengunjunginya.
Sebuah cerita simpel pula, yang disajikan dalam dua volume manga. Bercerita mengenai siswi SMA yang tidak punya pengalaman bersekolah dan seorang siswa yankee. Bagi Vina (penulis Indonesia Anime Times), yang berkesan dari serial ini adalah bagaimana dua sejoli ini jatuh cinta dengan begitu polosnya seolah-olah beginilah manga shoujo menggambarkan jatuh cinta. Bagaimana tidak polos, bahkan ketika mereka ingin berpegangan tangan pun mereka berlatih terlebih dahulu. Vina juga menemukan gap moe dari kedua tokoh utama. Hane yang di luar ceria tapi di dalam kesepian, Vina menyukai bagian yang karena di mana Hane yang tidak punya “common sense” anak sekolahan (yankee harus dijauhi), malah jadi lebih dekat dengan tokoh Kotori. Dan bisa ditebak, Kotori yang tadinya yankee sebenarnya adalah pria baik-baik. Sayangnya, entah karena ini pendek atau memang tidak dikembangkan, cerita tokoh-tokoh sampingan seperti sahabatnya Hane dan kayak kelas yang sering berkelahi dengan Kotori rasanya kurang dieksplorasi lebih jauh. Dari uraian sebelumnya, komik ini memang berkesan seperti “serasa dunia milik berdua” lewat penyampaian narasinya.
Topik Bulan November 2021: Weekly Shonen Sunday
Di bulan November, Klub Baca Manga KAORI akan kembali membahas majalah shonen dengan Weekly Shonen Sunday terbitan Shogakukan. Terbit sejak 1959, majalah ini telah memuat berbagai seri shounen populer seperti Detective Conan, Inuyasha, Komi-san Wa Komyushou Desu (Komi Sulit Berkomunikasi), Tonikaku Kawaii (Fly me to the Moon), dan lain-lain. Obrolan mengenai komik-komik dalam majalah ini akan dilakukan pada tanggal 28 November 2021 mendatang.
Jika ingin mengikuti diskusinya, silakan bergabung ke Discord KAORI Nusantara di link berikut: https://discord.gg/9WGNKht
KAORI Newsline | Artikel Oleh Vina Nurziani