Acara Comic Frontier (Comifuro) 15 yang telah usai dilaksanakan pada 24-25 September 2022 mengundang pertanyaan besar. Antre 4 sampai 6 jam lebih, venue yang begitu sempit, dan ketidakpuasan pengunjung justru menjadi topik utama yang dibicarakan warganet.

Panitia Comifuro bergerak cepat. Pada hari kedua, telah terjadi perubahan besar terhadap acara Comifuro. Penambahan hall, penambahan jumlah security, serta pengubahan aturan antre menjadi fokus utama panitia.

Seusai acara hari kedua berlangsung, KAORI berdiskusi dengan Ketua Pelaksana Comic Frontier 15 Sudwi Karyadi dan membahas beberapa hal utama yang menjadi pertanyaan pengunjung.

Menanggapi terjadinya kisruh antrean pada hari pertama, Comifuro meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pengunjung.
“Pertama-tama, dengan penuh ketulusan, kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan teman-teman pengunjung dan circle. Terjadi ketidakteraturan, kurangnya informasi dari kami, dan hal-hal lainnya.”

Lonjakan pengunjung kepada acara yang diselenggarakan kembali setelah dua tahun absen ini adalah di luar dugaan panitia. Kepanitiaan yang dua tahun lebih tidak membuat event membuat sejumlah hal menjadi agak berantakan.

“Masalah antrean itu masalah kami, selain itu keterbatasan hall juga jadi masalah. Kalau hall sudah tidak muat (menampung pengunjung), kami tidak bisa (memasukkan orang yang masih mengantre di luar). Lalu, minggu ini kan banyak event, ada Clas:h, konser K-pop, acara riajuu (We The Fest, Pestapora), ekspetasi kami akan banyak orang pergi ke acara-acara ini. Comifuro terakhir awal 2020 pengunjungnya hanya 13-an ribu. Apalagi venue-nya pindah ke ICE BSD (Indonesia Convention Exhibition, Pagedangan, Tangerang Selatan), tempatnya jauh (dibandingkan Balai Kartini), dan kami sempat pesimis apa pengunjungnya bisa lebih.”

Meningkat derasnya animo pengunjung dan isu tiket yang habis juga dibenarkan oleh panitia. Tapi ketika ditanyakan mengenai tiket habis, ia menampiknya. Menurutnya, tiket tidak pernah habis.

“Kami siapkan 13 ribu tiket OTS perharinya. Ada perjanjian dengan vendor cetak tiket. Begitu habis, kami telepon dan kami order cetak ulang. Makanya tiket masih dijual sampai akhir event. Kalaupun ada penjualan distop, itu karena venue di dalam benar-benar sudah kepenuhan. Kita keluarkan dulu crowd di dalam baru mereka masuk,” ujarnya.

Ditanyakan mengenai total pengunjung yang benar-benar membeli tiket, angka penjualan dikonfirmasi oleh Sudwi.

Pengunjung beristirahat di tengah-tengah panjangnya antrean di basement ICE BSD. (Razif Kurniawan)

Baca Juga: Chaos dan Antre 4 Jam Demi Gelang Tiket: Comifuro 15 Hari Pertama

“Hari pertama 20 ribu tiket terjual. Hari kedua, belum kami hitung tapi mungkin hanya turun 20 persen,” ujarnya.

Lama antrean juga menjadi sorotan utama panitia. Pada hari pertama, terdapat miss masalah antrean. Antrean yang seharusnya hanya ada dua ujung menjadi tak terkendali dan chaos. Menanggapi isu koresponden KAORI yang mengantre di area basement hingga 4 jam lebih, menurutnya antrean yang muncul di basement adalah antrean yang tidak mengarah kemanapun.

“Itu antrean hantu. Mereka itu antrenya tidak mengarah ke loket tiket. Mereka yang baru datang, lihat basement ada antrean, mereka ke sana. Kita inisiatif bubarkan pada siang kemarin (Sabtu). (Terjadinya antrean basement) Itu kesalahan kami. Makanya hari ini (Minggu) kita tutup, kita tempel sign basement bukan antrean.”

Kekacauan antrean pada hari pertama terjadi selain karena membludaknya pengunjung, kurangnya informasi dari panitia, juga ada faktor keterbatasan tempat yang disediakan oleh venue, dan pengunjung yang mengantre seenaknya. Setelah bernegosiasi dengan pihak ICE, akhirnya sebagian lahan parkir dapat digunakan untuk menampung antrean pengunjung. Namun, itu juga tak selalu berjalan mulus.

“Police line yang sudah rapi kita buat, tetap saja diinjak-injak dan dilompati oleh pengunjung.”

Bersamaan dengan area hall yang sempit, masalah keamanan saat antrean juga menjadi sorotan besar. Karenanya, panitia Comifuro menambah jumlah keamanan yang dipekerjakan untuk menjaga kondisi antrean. Volunteer yang tadinya berada di dalam pun digeser ke luar untuk mengatur kerumunan massa dan petugas pengamanan berfokus menjaga keamanan di hall dalam.

“Kita ada kontrak dengan vendor security terpisah dari security gedung. Hari kedua langsung kita minta tambah.”

Ia pun membantah isu bahwa panitia tidak memiliki HT. Panitia menyiapkan HT meskipun penggunaannya masih belum maksimal.

Perbedaan pengunjung yang signifikan antara hari pertama dan hari kedua juga merupakan fenomena yang hanya ada di Comic Frontier. Karakteristik event sebagai tempat bazaar barang-barang kreatif memang menjadi hal yang membedakan Comifuro dari event lainnya.

“Mereka datang hari pertama rata-rata sudah pada pesan atau tahu mau beli apa, sudah tahu harus ke stand mana. Kalau hari kedua biasanya barangnya sudah pada habis.”

Sudwi menampik bahwa panitia tidak bisa menghitung perkiraan jumlah pengunjung. Menurutnya, jumlah pengunjung tidak bisa diprediksi pasti seperti jumlah penonton konser.

“Okelah, Comifuro acaranya segini, event lain acaranya segini. Sekarang kita bilang yang ke sini 20 ribu orang, bagaimana dasarnya. Keramaian acara lain, nggak bisa jadi patokan.”

Menanggapi tragedi jatuhnya sekat pemisah hall 9 dan 10 dan “runtuhnya Tembok Berlin”, panitia menyatakan bahwa keputusan menyewa hall 9 langsung dilakukan pada Sabtu (24/9) malam itu juga.

“Hall 9 itu sebenarnya punyanya ICE, tenant-tenant makanan di sana itu punyanya ICE, makanya kami awalnya sampaikan hall 9 bisa dipakai untuk beristirahat dan tidak perlu tiket untuk mengaksesnya. Tapi melihat overcrowded dan kami tidak bisa mengontrol pintu buka-tutup di seluruh hall, kami putuskan untuk sewa hall 9. Setelah hall 9 disewa, kita bisa enak mainkan flow-nya, buka tutup arus fleksibel di pintu hall 9 dan 10.”

Ketidakpuasan pengunjung berujung munculnya sejumlah pihak yang bergerak untuk melakukan somasi kepada panitia. Menanggapi isu somasi, Sudwi memahami ketidakpuasan pengunjung dan akan menampung keluhan-keluhan untuk perbaikan selanjutnya.

“Sekali lagi kami memohon maaf dengan penuh tulus ikhlas kepada seluruh pengunjung, baik di hari pertama dan di hari kedua.”
Mengenai rencana penyelenggaraan Comifuro selanjutnya apakah masih akan tetap di ICE atau berpindah tempat, hal ini akan diumumkan pada kesempatan berikutnya.

“Ini saja saya baru mau meeting dengan manajemen gedung dulu,” ujarnya.

KAORI Newsline | oleh Kevin W

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses