Pada tanggal 6 September 2023, diadakan sidang kedua terhadap SA, terdakwa insiden pembakaran studio 1 Kyoto Animation pada tahun 2019 lalu, yang menewaskan 36 orang dan melukai 32 orang lainnya dengan luka serius maupun ringan.
Terdakwa sendiri mengklaim bahwa Kyoto Animation telah mencuri hak kekayaan intelektualnya (khususnya novel-novelnya). Menanggapi klaim tersebut, jaksa penuntut mengklaim bahwa karya-karya Kyoto Animation seperti Tsurune, K-ON!, dan Free! ditampilkan selama sidang kedua ini dan dibandingkan dengan konten novel yang ditulis oleh terdakwa. Ketiga karya tersebut adalah karya populer yang mewakili Kyoto Animation dan mengambil latar belakang sekolah.
Berdasarkan laporan investigasi yang disampaikan oleh jaksa penuntut, dalam Free, yang mengisahkan sekelompok remaja di klub renang, terdapat adegan di mana spanduk klub renang di gedung sekolah diterbangkan oleh angin, mengungkapkan kata-kata “Club Judo” yang tertulis di bawahnya. Sebaliknya, dalam novel karya terdakwa, penggambaran sekolah menunjukkan spanduk yang tetap terpasang setelah batas waktu sebagai simbol semangat bebas sekolah, menurut terdakwa.
Dalam Tsurune yang menggambarkan klub panahan di SMA, terdapat adegan di mana para tokoh utama membeli daging dengan diskon 20% di supermarket, sedangkan novel karya terdakwa menunjukkan sang protagonis membeli berbagai macam lauk dengan diskon 50%.
Pada sidang pertama yang diadakan pada tanggal 5 September 2023, jaksa penuntut menyebut novel-novel terdakwa dalam pembelaan awal mereka. Mereka menjelaskan bahwa setelah terdakwa tidak berhasil memenangkan Kyoto Animation Awards pada tahun 2017, ia menjadi paranoid bahwa “ide-ide inovatifnya” telah dicuri dan semakin marah terhadap studio tersebut. Kyoto Animation secara tegas membantah tuduhan plagiarisme sejak insiden tersebut.
KAORI Newsline | Sumber