Ulasan Anime: Yama no Susume

0

yama no susume

“Gunung tidak akan pergi ke mana-mana. Kalau kau tidak bisa mendakinya sekarang, kau bisa mencobanya lagi lain kali.”

Untitled

Yama no Susume adalah seri anime bertemakan pendakian gunung yang diangkat dari manga karya Shiro yang diserialisasikan di majalah Earth Star Entertainment. Versi animenya diproduksi oleh studio 8-Bit dalam dua season. Season pertamanya yang tayang di awal 2013 terdiri dari 12 episode yang masing-masing berdurasi tiga setengah menit, sementara season keduanya yang tayang di paruh kedua 2014 terdiri dari 24 episode yang masing-masing berdurasi 14 menit. Dikisahkan Aoi adalah gadis yang takut ketinggian dan biasanya hanya beraktivitas di dalam rumah. Saat masuk SMA, ia bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya, Hinata, yang menyeretnya ke aktivitas pendakian gunung karena teringat janji masa kecil mereka untuk mendaki gunung bersama. Melalui kegiatan mereka, merkea juga berteman dengan pendaki gunung lainnya, Kaede yang lebih tua, dan Kokona yang lebih muda.

Mengembangkan Diri Melalui Minat

Sesuai dengan temanya, anime ini benar-benar menggambarkan karakter-karakternya melakukan pendakian bukit dan gunung dan memberikan berbagai pelajaran mengenai kegiatan mendaki. Saat tidak sedang melakukan pendakian pun, ada berbagai hal yang berkaitan dengan pendakian yang bisa dipelajari. Dalam season pertama misalnya, Aoi dan Hinata hanya mendaki dua bukit. Namun di luar itu, Aoi juga banyak belajar mengenai persiapan-persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pendakian. Hal ini dapat menjadi pelajaran yang baik bahwa persiapan itu sama pentingnya dengan pendakian itu sendiri, dan menjadi faktor yang menentukan bagi keselamatan dan kesehatan selama melakukan pendakian. Mendaki gunung memang bukan hal yang mudah, dan hal tersebut paling nampak saat Aoi dan kawan-kawan mendaki gunung Fuji. Tapi hal itu tidak berarti harus menjadi alasan untuk putus asa dalam menggeluti suatu minat, dan hal tersebut bahkan tetap bisa menjadi pengalaman yang berharga.

Untitled

Salah satu rute pendakian Mitsutouge

Anime ini juga menggambarkan pendakian sebagai bukan sekedar hal yang disukai untuk dilakukan. Melakukan kegiatan yang diminati seperti pendakian juga dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan diri. Misalnya, Aoi yang awalnya masih takut mendaki bukit kecil, secara bertahap menjadi lebih berani untuk mendaki tempat-tempat yang lebih tinggi. Dengan semakin memberanikan diri untuk menghadapi tantangan, Aoi jadi lebih mengenal dunia di luar aktivitas dalam ruangan yang biasanya ia lakukan di rumah saja.

Untitled

Penginapan yang sederhana justru mendorong keakraban

Selain itu kegiatan yang diminati juga dapat menjadi sarana untuk menjalin hubungan sosial, seperti Aoi dan Hinata yang bertemu teman-teman baru melalui kegiatan pendakian mereka. Teman-teman tersebut ikut berbagi kesenangan dengan mendaki bersama, atau juga berbagi pengalaman dan pengetahuan yang berguna mengenai pendakian. Dan anime ini juga menunjukkan hubungan sosial tersebut berlanjut di kehidupan sehari-hari di luar kegiatan pendakian gunung itu sendiri.

The Power of Slice-of-Life: Menjadikan Istimewa Hal yang Sederhana

Mendaki gunung bukan satu-satunya hal yang dilakukan oleh Aoi dan kawan-kawan. Aspek-aspek lain dari kehidupan sehari-hari karakter seperti memasak, piknik, mengamati bintang, atau pergi ke festival. Bahkan Aoi dan Hinata juga melakukan pekerjaan part-time untuk membiayai kegiatan mendaki gunung mereka. Dalam hal ini, Yama no Susume juga menjadi suatu kisah slice-of-life yang baik karena dapat menggambarkan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari menjadi hal yang menarik. Walaupun hal seperti itu terkesan idealis, namun tidak berarti ia hanya menjadi eskapisme (pelarian) dari dunia nyata. Justru penggambaran seperti itu dapat menjadi pengingat bahwa dalam kehidupan yang dijalani sehari-hari sebenarnya terdapat berbagai hal yang menarik. Hal ini dapat mendorong seseorang untuk mensyukuri hidup dan lebih giat melakukan kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari karena masih ada hal-hal baik yang dapat dialami dalam hidup.

Untitled

Agenda Promosi Pariwisata

Dengan tema mengenai kegiatan pendakian gunung, tak mengherankan jika ada agenda pariwisata yang ikut bermain dalam pembuatan anime ini. Sudah cukup sering diberitakan bahwa menonton anime atau film yang setting-nya berdasarkan lokasi di dunia nyata bisa membuat penontonnya berminat untuk mengunjungi lokasi tersebut. Selain menampilkan sejumlah gunung dan bukit di Jepang yang dikunjungi oleh Aoi dan kawan-kawan, kota Hanno yang menjadi setting tempat tinggal mereka juga banyak ditampilkan di anime ini. Dan pemandangan di lokasi-lokasi yang ditampilkan tersebut digambar dengan sangat detail dan indah, menjadikan tempat-tempat tersebut nampak sangat memikat. Detail yang ditampilkan bisa dibilang suatu hal yang luar biasa untuk anime berdurasi pendek.

Untitled

Salah satu pemandangan dalam pendakian di Tanigawadake

Pihak-pihak yang turut bekerja sama dengan pembuatan anime ini di antaranya adalah Pemerintah Kota Hanno, perusahaan kereta Seibu dan Fuji Kyuko, pengelola kereta gantung Tanigawadake Ropeway, jaringan toko peralatan olah raga outdoor Ishii Sports Group, produsen perlengkapan fotografi Fujifilm, dan lain-lain. Jadi tak dapat dipungkiri juga bahwa ada kepentingan ekonomi di balik pembuatan anime ini. Di sisi lain, hal ini juga dapat menjadi pelajaran bagaimana suatu karya naratif visual dapat dimanfaatkan untuk keperluan promosi pariwisata, sambil tetap menyuguhkan konten cerita yang penuh perasaan yang menjadikannya lebih dari sekedar iklan tempat wisata.

Untitled

Rekan kerja sama dalam end credits di season kedua

Kesimpulan

Sebagaimana telah dijabarkan di atas, terdapat berbagai hal yang dapat menjadi pembelajaran positif dari seri anime ini. Selain itu, durasinya yang singkat dengan pacing yang sesuai untuk durasi yang dimilikinya justru menjadi salah satu keunggulan dari anime ini, karena menjadikannya tontonan yang ringan dan tidak menyita banyak waktu. Seri ini juga termasuk salah satu anime yang minim fanservice; dan kalaupun ada tidak sampai menjadi sesuatu yang berlebihan dan mengganggu. Yama no Susume adalah pilihan sesuai bagi yang menggemari atau ingin mengenal kisah slice-of-life, dan juga bagi yang berminat dan membutuhkan motivasi untuk mendaki gunung atau traveling.

KAORI Newsline | Oleh Halimun Muhammad

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses