Etiket Naik Kereta Api Di Jepang

0
JR 205
JR 205 (http://photozou.jp/photo/show/2436427/181380083)

Ketika hendak menggunakan tranportasi kereta api di Jepang, kita harus mengetahui etika dan etiket yang ada. Ini bertujuan agar budaya dan tingkah laku kita dapat sesuai dengan norma dan etika yang ada. Norma dan etika yang ada di Jepang sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia, namun jangan coba-coba untuk melanggar di negeri yang disiplin ini.

Berikut beberapa hal yang patut diperhatikan ketika hendak naik kereta api di Jepang:

1. Perhatikan Garis Kuning Yang Ada Di Pinggir Peron

Batas aman berdiri di peron.
Batas aman berdiri di peron.

Di stasiun-stasiun kereta api Jepang, terdapat garis kuning di dekat bibir peron. Garis ini merupakan penunjuk batas aman berdiri penumpang. Garis batas aman ini juga dibuat bergelombang agar para penumpang tunanetra dapat mengetahui posisinya. Garis seperti itu juga terdapat di Indonesia, namun tidak bergelombang layaknya di Jepang

2. Berbarislah Ketika Menunggu Kereta

img_0769

Di Indonesia, para penumpang tidak berbaris ketika menunggu kereta. Kebanyakan dari mereka hanya duduk dan baru berdiri mengumpul ketika kereta yang ditunggu telah masuk ke dalam stasiun. Di Jepang, para penumpang berbaris ketika menunggu kereta sambil menggunakan ponsel atau membaca koran. Di stasiun juga telah disediakan penanda posisi pintu kereta sehingga mempermudah penumpang yang akan naik. Namun, pada beberapa kereta terdapat perbedaan posisi pintu kereta.

3. Dilarang Merokok

Bilik khusus merokok.
Bilik khusus merokok.

Dilarang merokok adalah peraturan yang memang biasanya ada di tempat umum seperti stasiun kereta api. Para penumpang dilarang merokok di peron stasiun. Namun, pihak stasiun juga menyediakan ruangan khusus merokok. Ruang khusus merokok ini hanya ada di stasiun-stasiun besar.

4. Biarkan Penumpang Turun Terlebih Dahulu

shinkansen_G_20110425041031

Hal ini juga harus diperhatikan. Bersabarlah ketika ingin masuk ke dalam kereta. Pastikan terlebih dahulu tidak ada lagi penumpang yang turun agar mempermudah kita masuk ke dalam rangkaian. Hal seperti ini jarang sekali di temukan di Indonesia.

5. Usahakan Jangan Duduk di Kursi Prioritas Dan Hargai Penumpang Prioritas

priorityb
Tempat duduk prioritas (優先席)

Berusahalah untuk tidak duduk di kursi prioritas. Kursi prioritas hanya ditunjukan bagi penumpang tertentu. Kursi ini dikhususkan bagi para lansia, ibu hamil, penderita disabilitas dan yang membawa balita. Tempat duduk prioritas ini ditandai menggunakan bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Jadi, jangan duduk di kursi tersebut kecuali Anda adalah bagian dari mereka.

Para penumpang prioritas ini juga harus dihargai. Berikanlah tempat duduk yang anda gunakan kepada penumpang prioritas. Menurut budaya Jepang, ketika seseorang memberikan tempat duduknya kepada penumpang prioritas, mereka pada awalnya akan menolak beberapa kali. Jadi, berdirilah dan katakan “Dozo” (silahkan) ketika memberikan tempat duduk anda.

6. Kereta Khusus Wanita

Kereta Khusus Wanita

Jepang dan Indonesia sama-sama memiliki kereta khusus wanita. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya pelecehan seksual terhadap penumpang wanita yang terjadi diatas kereta. Kereta khusus wanita ini berada di ujung depan dan belakang rangkaian dan dijalankan pada jam-jam tertentu (biasanya saat jam sibuk pada hari kerja.) Jadi, berhati-hatilah para penumpang pria agar tidak salah masuk ke kereta khusus wanita.

7. Jangan Gunakan Ponsel Dan Jangan Berisik

Di Jepang, mode “silent” dikenal juga dengan “manner mode” (マナーモード)

Di dalam rangkaian kereta, diharapkan untuk tidak menggunakan ponsel. Penggunaan ponsel di dalam kereta dilarang karena dianggap bisa mengganggu ketenangan penumpang lainnya. Bunyi dering dan suara ponsel bisa membuat penumpang lain merasa terganggu. Selain itu, ponsel bisa mengganggu alat pacu jantung tertentu yang dipergunakan oleh penumpang disabilitas. Matikanlah ponsel atau paling tidak ubah profil ponsel anda ke mode silent dan jangan digunakan.

Selain tidak menggunakan ponsel, para penumpang juga diharapkan untuk tidak berisik. Penumpang tetap diperbolehkan berbicara namun dimohon untuk mengecilkan suaranya sehingga tidak mengganggu penumpang lain.

KAORI Newsline | Oleh Fasubkhanali

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses