Jalur kereta api (KA) lintas Bogor – Sukabumi terus dibenahi. Setelah tahap penggantian rel dan bantalan pada dilakukan pada stasiun-stasiun, kini revitalisasi telah mencapai tahap penggantian bantalan dan rel pada jalur antara stasiun-stasiun di lintas tersebut.
Jalur KA yang tersambung seluruhnya sejak 21 Maret 1882 ini sebelumnya masih menggunakan rel dan bantalan lama yang sudah tua dan rapuh di beberapa titik sehingga bila dibiarkan, berpotensi menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Pekerjaan dan rencana revitalisasi jalur Bogor-Sukabumi sudah sejak lama digaungkan. Pertengahan 2012, tahap revitalisasi pertama dimulai berupa peremajaan jalan rel dan bangunan pada stasiun-stasiun di jalur tersebut. Pengerjaan peremajaan rel dan bangunan stasiun memanfaatkan kekosongan operasi KA yang sempat terjadi pada waktu itu, saat Kereta Rel Diesel (KRD) Bumi Geulis relasi Bogor-Sukabumi terhenti operasinya akibat keterbatasan armada dan karena KRD yang sering bermasalah.

Setelah revitalisasi jalan rel dan bangunan stasiun selama hampir setahun lamanya, pada 9 November 2013 KA Pangrango penumpang relasi Bogor-Sukabumi dioperasikan. Berbeda dengan KRD Bumi Geulis, KA Pangrango menggunakan rangkaian kereta penumpang campuran kelas eksekutif dan ekonomi yang ditarik lokomotif.
Sempat melambat dan tak terdengar kabarnya pada rentang waktu 2013-2014, pada tahun 2015 pekerjaan revitalisasi jalur Bogor-Sukabumi kembali dilanjutkan dengan peremajaan jalan rel di seluruh petak jalan antar stasiun pada lintas tersebut. Selain karena prasarana jalan rel yang sudah berusia cukup tua dan perlu penggantian, peremajaan jalan rel pada lintas Bogor-Sukabumi diperlukan untuk menambah kapasitas lintas dalam hal frekuensi perjalanan dan beban yang melewatinya, mengingat pada saat ini jalur tersebut tidak hanya digunakan untuk angkutan penumpang tetapi juga untuk angkutan barang.


Proses peremajaan jalan rel meliputi penggantian bantalan dan batang rel, penambat dan penambahan batu kricak/balas, dan beberapa pekerjaan lainnya. Untuk mendukung kelancaran pekerjaan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) menjalankan kereta api luar biasa (KLB) angkutan rel yang mengangkut batang rel baru untuk digunakan pada lintas Bogor-Sukabumi. KLB ini mengangkut rel dari stasiun Jatibarang menuju stasiun Bogor via Kampung Bandan, untuk selanjutnya dilakukan bongkar muatan pada titik-titik yang dibutuhkan di sepanjang lintas Bogor-Sukabumi.


KLB angkutan rel setiap harinya membawa 10 hingga 12 gerbong datar (GD) berjenis PPC kapasitas 40 ton. GD yang digunakan telah disesuaikan untuk mengangkut bantalan rel, dengan diberi dudukan tambahan khusus untuk membentangkan batang rel.
Salah satu keunikan KLB angkutan rel ini adalah panjang gerbongnya yang tidak cukup untuk memuat 1 bentang batang rel. Karenanya, diperlukan gabungan 2 gerbong yang terpisah untuk meletakkan 1 bentang yang berisi sekitar 29 batang rel. Karena diletakkan di atas 2 gerbong terpisah yang disatukan, KLB angkutan rel tidak diperkenankan untuk melewati jalur dengan radius lengkung, belokan maupun wesel jalur belok yang terlalu tajam, dengan kecepatan yang tentunya terbatas.

KLB angkutan rel berjalan setiap hari hanya pada saat diperlukan, berangkat dari stasiun Jatibarang pada sore hari dan tiba di Bogor untuk memulai bongkar muat pada malam hari. Keesokan harinya, setelah selesai kegiatan bongkar muat, rangkaian KLB angkutan rel kembali dari stasiun Bogor pada pagi hari menuju Jakarta Gudang terlebih dahulu, dan pada siang hari berangkat kembali menuju Jatibarang untuk muat ulang batang rel.
Setelah revitalisasi, diharapkan frekuensi perjalanan dan kecepatan operasional KA yang melewati lintas Bogor-Sukabumi dapat bertambah, sehingga angkutan penumpang maupun barang dapat dioptimalkan dengan tetap menjaga faktor keamanan, keselamatan serta keandalan operasional.
KAORI Newsline | oleh Faris F