Perjalanan KRL Seri 6000 Hibah eks-Toei, Setelah 15 Tahun

1
KRL seri 6000 rangkaian 6181F, satu-satunya rangkaian yang bertahan saat ini dan masih berdinas melayani penumpang Jabodetabek selama lebih dari 15 tahun

Menarik untuk menyimak kisah kereta rel listrik (KRL) seri 6000 eks-Tokyo Metropolitan Government (Toei) jalur Mita. KRL yang lebih dikenal dengan sebutan KRL seri 6000 hibah ini telah mencapai tahun ke-16 pengoperasiannya di Jabodetabek. Seri KRL eks-Jepang pertama di Indonesia ini adalah pelopor kehadiran KRL-KRL eks-Jepang di ranah Jabodetabek. Kedatangannya pada awal milenium ke-3 waktu itu sempat menyedot perhatian masyarakat dan membuka pintu harapan adanya perbaikan dalam transportasi massal Jabodetabek, khususnya kereta api komuter yang dilayani oleh KRL.

Berstatus hibah dari kekaisaran Jepang melalui pemerintah kota Tokyo, KRL ini adalah KRL berpendingin udara (AC) yang telah beroperasi di wilayah metropolitan Tokyo sejak tahun 1968 hingga 1999, dan memulai kiprahnya di Jabodetabek sejak tahun 2000. KRL dengan teknologi Rheostatik ini dibangun pada rentang waktu tahun 1968-1976 oleh pabrikan-pabrikan kereta terkemuka di Jepang, diantaranya Hitachi, Nippon Sharyo, dan Alna. Mulanya, KRL ini tidak memiliki AC. Namun pada awal dekade 1990-an, dipasanglah AC sebagai standardisasi armada KRL di Negeri Sakura yang seluruhnya sudah harus menggunakan AC.

1164281731
KRL seri 6000 Toei saat masih beroperasi di Jepang

KRL ini beroperasi di jalur Mita milik Toei yang menghubungkan Meguro dengan Nishi-Takashimadaira, di wilayah Tokyo Raya. Jalur ini juga tersambung dengan jalur Meguro milik Tokyu. Setelah cukup lama beroperasi sejak 1968, masa bakti KRL ini mulai diakhiri pada tahun 1999, dengan ditariknya rangkaian-rangkaian KRL ini satu per satu karena seri penggantinya, KRL seri 6300 Toei sudah hadir dan jumlahnya telah mencukupi kebutuhan operasi.

Konon, hadirnya KRL ini tak lepas dari campur tangan Kaisar Jepang, Akihito yang sempat melakukan kunjungan kerja ke Indonesia dan prihatin melihat keadaan perkeretaapian Jabodetabek, dan berniat membantu modernisasi transportasi kereta api komuter Jabodetabek. Karenanya, digulirkanlah bantuan berupa hibah 72 unit KRL dari Jepang, berupa KRL seri 6000 Toei ini.

Akhirnya, pertengahan tahun 2000 tibalah secara bertahap unit-unit KRL seri 6000 Toei yang dikirim dari Jepang di pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta. Inilah titik awal perubahan dan modernisasi perkeretaapian komuter Jabodetabek, satu hal yang menjadi batu loncatan semua perubahan dengan mendatangkan KRL ber-AC pertama sepanjang sejarah.

DSC_2516
Plat yang ditempel di dalam rangkaian-rangkaian KRL seri 6000 hibah, tanda kerjasama pemerintahan kedua negara

72 unit KRL seri 6000 Toei yang tiba di Jakarta kemudian menjalani perakitan dan perangkaian serta uji coba statis dan dinamis sebelum beroperasi. Namun, terdapat beberapa masalah, diantaranya jumlah kabin yang tidak mencukupi untuk seluruhnya digandeng menjadi rangkaian dengan formasi 8 kereta. Sebagai solusi, akhirnya sebagian dijadikan rangkaian formasi 8 kereta, dan sebagian lainnya tetap dibiarkan berformasi 6 kereta. Walau demikian, masih ada beberapa unit kereta yang tidak mempunyai rangkaian.

Pada tahun 2001-2002, dibangunlah 3 pasang kabin rakitan dari kereta tanpa kabin untuk mengakomodasi sisa kereta yang tidak mendapat rangkaian. 3 pasang kabin rakitan kreasi Balai Yasa Manggarai ini kemudian dirangkai dengan kereta-kereta sisa tersebut, sehingga terbentuklah 3 rangkaian baru berformasi 6 kereta yang dikenal dengan rangkaian “Rakitan” (6217F), “Lohan” (6227F) dan “Espass” (6177F) karena keunikan desain ketiga pasang kabin tersebut yang berbeda-beda.

6281old
KRL seri 6000 hibah rangkaian 6281F sekitar tahun 2003, saat masih beroperasi dengan warna asli

Pada 25 Agustus 2000, Rangkaian KRL seri 6000 menjalani debutnya sebagai KRL Jabodetabek dengan berdinas sebagai KRL Ekspres kelas Eksekutif pada saat itu, menggantikan rangkaian KRL Ekspres kelas Bisnis yang dijalani oleh KRL non-AC Rheostatik dan KRD Shinko. Awalnya KRL ini hanya berdinas sebagai KRL Ekspres di lintas Bogor – Depok – Jakarta Kota sebagai Pakuan/Bogor Ekspres dan Depok Ekspres, namun kemudian bertahap merambah lintas Bekasi – Jakarta Kota dan melayani perjalanan Bekasi Ekspres. Setelah seluruh rangkaian KRL seri 6000 ini berdinas, barulah lintas Serpong – Tanah Abang – Manggarai / Jakarta Kota turut merasakan KRL ini sebagai KRL Sudirman/Serpong Ekspres. Uniknya, lintas Tangerang – Duri – Jakarta Kota saat itu tidak menggunakan KRL ini, karena jumlahnya belum mencukupi jika harus dibagikan ke semua lintas. Karena itu, KRL Ekspres lintas Tangerang – Jakarta Kota tetap menggunakan KRL kelas Bisnis sampai KRL seri 103 eks-JR East jalur Musashino dan Keiyo datang di Jakarta tahun 2004.

6181p1
KRL seri 6000 hibah rangkaian 6181F, dengan skema warna kedua, Jingga

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses