Ketika menyebut dipo KRL Depok, pastilah nama tempat ini terdengar tak asing bagi pengguna kereta rel listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek dan juga penggemar kereta api (railfans). Ya, tempat ini merupakan salah satu tempat istirahat atau penyimpanan (stabling) bagi armada KRL Jabodetabek. Selain untuk stabling, Dipo Depok juga merupakan tempat perawatan dan perbaikan untuk KRL. Dengan luas sekitar 26 ha dan memiliki 14 jalur untuk stabling yang mampu menampung 336 unit kereta, berikut 11 jalur untuk perawatan, dipo KRL Depok dinobatkan sebagai dipo kereta terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Penasaran dengan situasinya, KAORI berinisiatif melakukan kunjungan kesana guna peliputan. Untuk bisa mengunjungi dipo KRL Depok, diperlukan izin tertulis dari pihak PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), tentunya dengan tujuan yang jelas. Setelah mendapat surat izin, KAORI pun melakukan kunjungan ditemani oleh Adli Hakim Nasution, Junior Manager Humas KCJ.
Tempat yang KAORI kunjungi saat pertama tiba ialah lokasi “peristirahatan terakhir” KRL yang sudah tidak lagi berdinas alias afkir. KRL yang “ditumpuk” disini adalah KRL yang sudah lama rusak atau KRL yang sudah tidak dapat lagi diperbaiki, namun jika dibiarkan mangkrak akan mengganggu optimalisasi ruangan dan area simpan di dipo. Jika sebelumnya KRL yang sudah afkir dibawa ke stasiun Purwakarta atau Cikaum, kini karena alasan ekonomis KRL ini akhirnya “dimakamkan” di dipo KRL Depok. Sedih rasanya melihat rangkaian yang dahulu turut menemani KAORI tumbuh dan beraktivitas kini terdiam dan terbujur kaku diatas tanah, tidak lagi dapat melaju diatas jalan rel untuk selamanya. (Baca Juga : Melihat Sejenak Deretan KRL Purna Tugas di Dipo KRL Depok)

Setelah mengunjungi lokasi “penumpukan” KRL afkir, KAORI pun menuju jalur tempat inspeksi dan pencucian KRL. Di jalur inspeksi, terdapat 3 rangkaian KRL, diantaranya rangkaian 1081F seri 1000 eks-Toyo Rapid, rangkaian 05102F seri 05 dan rangkaian 5809F seri 5000 eks-Tokyo Metro yang sedang dalam perbaikan. Ini seperti mengunjungi dipo Fukagawa milik Tokyo Metro dengan menjumpai KRL-KRL tersebut di dalam dipo yang sama karena ketiganya dahulu beroperasi di jalur yang sama, jalur Tozai milik Tokyo Metro.

Kemudian KAORI beranjak menuju jalur pencucian KRL. Karena saat itu masih pagi menjelang siang, belum ada KRL yang datang untuk dicuci, namun KAORI menjumpai KRL seri 205 eks-JR East jalur Nambu yang sedang dalam proses persiapan dinas dan sedang dilakukan pengecatan pada bagian-bagiannya. Rangkaian yang KAORI jumpai adalah 205-22F (NaHa H38) dan 205-27F (NaHa H43). Kedua rangkaian ini akan diwarnai Merah pada bagian mukanya, seperti warna rok anak sekolah dasar (SD). Sesungguhnya sebuah keberuntungan kami bisa mengintip proses “persiapan tempur” pada KRL seri 205 dari jalur Nambu yang baru datang ini. (Baca Juga : Yuk Intip Proses “Persiapan Tempur” KRL Seri 205 eks-Jalur Nambu)

Tak jauh dari jalur pencucian, KAORI menjumpai tumpukan aset dipo dan suku cadang serta bagian-bagian KRL yang sudah tak terpakai. Salah satu yang teronggok disitu adalah lori kecil nan imut seperti anak TK yang dikenal dengan sebutan “Lori Kepiting”. Lori yang berfungsi untuk melangsir kereta ini biasa digunakan untuk melangsir KRL yang akan berpindah jalur atau los saat sedang menjalani perawatan, dan sudah digunakan sejak dipo ini berdiri tahun 2008 silam. Namun sayangnya, lori ini sudah tak dapat digunakan lagi dan tugasnya digantikan oleh KRL seri 6000 eks-Toei rangkaian 6217F yang hanya terdiri dari 2 kereta, untuk keperluan langsiran kereta di dalam dipo ini.

Sayang, dalam kunjungan kali ini KAORI belum berkesempatan untuk masuk ke los perawatan karena sibuknya kegiatan dan dikhawatirkan mengganggu jalannya perawatan yang sedang berlangsung.
Sebelum pulang, KAORI pun menyempatkan diri untuk mengambil gambar dan masuk ke dalam satu-satunya rangkaian KRL seri 6000 eks-Toei yang saat ini masih siap operasi yaitu rangkaian 6181F dengan formasi 8 kereta. Tak terasa sudah 15 tahun KRL seri 6000 eks-Toei ini berdinas di Jabodetabek dan akan memasuki masa pensiun. Karena itu, KAORI menyempatkan untuk mengabadikannya selagi rangkaian tersebut masih berada di atas rel dan belum “ditanahkan”.

Tak terasa memang, KRL yang dulu pernah menaklukkan kerasnya jalur Jabodetabek kini mulai berusia senja dan akan segera mengakhiri hayatnya. KRL baru pun datang silih berganti, namun mereka tak akan terganti. Selain itu, rasa yang tumbuh kembali pun belum tentu sama seperti yang pernah ada dahulu.
Cemplus Newsline by KAORI | Amri Bintang
Bagaimana cara ijin ke PT KCJ .. apakah berbayar atau tidak
Masuknya bayar tidak saya ingin berkunjung
?